"Aku sentiasa bersamamu selagi kita masih diizinkan oleh takdir untuk bersama. Walaupun ibumu sangat membenciku dan keluargaku itu bukan masalah besar bagiku"

"Maafkan ibuku na"

"Aku sentiasa memaafkannya"

FLASHBACK OFF

Seorang pria manis duduk disofa balkon kamarnya menghirup udara di pagi hari ini tanpa menerima ajakkan teman-temannya untuk libur. Ia memandangi burung-burung berterbangan bersama teman-temannya dan ia mengingati masa kecilnya bersama Perth. Waktu begitu cepat berlalu sehingga Pete merasakan baru kemarin dia dan Perth memulakan persahabatan ini. Pete merasakan hubungan mereka tidak seperti dulu lagi, ia tidak habis pikir bahwa Perth sanggup menyembunyikan sesuatu padanya tetapi disisi lain ia juga menyembunyikan sesuatu pada Perth.

"Pete" Panggil seseorang dibalik pintu kamarnya

"Ada apa Mae, aku tidak menguncinya"

Mae Pete memasuki kamar anak itu dan mendudukkan dirinya di samping Pete.

"Apa yang kau pikirkan? Hm?" Tanya Maenya Pete dan mengelus rambut Pete lembut.

"Mae, apa benar. Kalian ceritakan padaku waktu itu benar?"

"Mengapa menanyakan ini tiba-tiba nak? Kejadian itu sudah berlaku diumurmu masih 5 tahun, apa kau mulai tidak nyaman disini?"

"Mai Mae. Pete tidak akan pergi meninggalkan Mae selagi Pete masih bisa bertahan na" Jelas Pete dan memeluk Mae-nya erat

"Aku menyayangimu na Pete hiksss"

"Aku juga menyayangimu Mae,jangan nangis" Jawab Pete dan mengelus punggung Maenya lembut

"Mae, kalau misalnya Pete pergi. Apa Mae baik-baik saja" Mae Pete menatap Pete bingung

"Apa maksud perkataanmu nak?"

"Mae, aku menyukainya" Ucap Pete lirih dan menyandarkan kepala dibahu Mae-nya

"Mae sudah tau dari cara tatapanmu padanya dan Mae sama sekali tidak masalah dengan itu teta-"

"Ya mae, aku juga tau ibu Perth membenci keluarga kita. Mae jangan khawatir na, aku tidak akan mengungkapkan perasaanku pada Perth"

"Baiklah"

"Pete, semakin umur meningkat semakin banyak cabaran yang diberi,dan sedikit demi sedikit kau pasti akan tau semuanya, maaf kerana Mae ataupun Phao belum bisa menceritakan sepenuhnya padamu"lanjut maenya Saint

"Tidak apa-apa Mae. Aku mengerti dan aku baik-baik saja"

"Yaudah, pergi sana mandi. Kita serapan bersama"

"Krab" mae pete keluar dari kamar Pete, dan Pete pula kini terburu-buru masuk ke kamar mandi.

Disisi lain, seorang pria tinggi nan putih kelihatan terburu-buru memasuki sebuah bas dan dua pria lagi berusaha mengejarinya dari belakang.

"Mean! Mean!  Tunggu kami" Teriakkan 2 orang sedang mengejar pria yang dipanggil.

"Ada apa?" Tanya Mean malas

"Apa Pete benar-benar tidak ikut kita?" Tanya salah satu teman Mean yang kelihatan imut.

Mean mengelengkan kepalanya.

"Kau sudah bodoh ha Gun?! Apa kau sudah lupa Pete sudah mengirim Line malam tadi bahwa ia tidak ikut?"

"Ahahah tenang, aku hanya bercanda/ouch SAKIT TAU!" Pekik Gun setelah satu pukulan keras di kepalanya, ya kerana Earth sungguh kesal dengan perbuatan temannya ini.

I'm Fall In Love with My Bestfriend Where stories live. Discover now