Cafè

2 0 0
                                    

Keesokan harinya gue pergi berkeliling kota Paris dengan menggunakan motor milik David. Gue berhenti di beberapa tempat dan mengambil foto untuk mengabadikan momen saat gue di Paris, termasuk saat gue menikmati pemandangan menara eiffel.

Setelah puas berkeliling, gue mengunjungi cafe kecil yang terlihat sederhana namun aesthetic. Hanya ada lelaki paruh baya dan seorang gadis kecil di dalamnya, juga dua orang pelayan yang menjaga kasir.

Gue memesan cappuccino dan sepotong kue red velvet. Pelayan laki-laki yang menerima pesanan gue memberikan senyuman pada gue sambil mengulangi pesanan gue. Gue membalas senyumannya dan mengangguk.

"Berasal dari mana?" ujar sang pelayan menggunakan Bahasa Perancis

"Indonesia"

"Kau terlihat sedikit berbeda dari orang Indonesia. Saya pikir orang Jepang atau Korea"

"Hahaha karena saya sipit ya?"
gue tertawa mendengar pernyataan jujur dari sang pelayan

"Ya, nampaknya kau sudah biasa dikira orang luar, ya? Saya beberapa kali bertemu dengan orang Indonesia, mereka memiliki kulit yang lebih gelap darimu dan terlihat eksotis"

"Kau pasti tau Indonesia negara tropis dan panas kan?"

"Tentu saja!"

"Pernah berkunjung ke sana?"

"Tidak. Mungkin kalau saya mendapat waktu untuk liburan saya akan berkunjung ke sana. Saya ingin pergi ke Bali"

"Bali tempat wisata yang bagus! Semoga bisa segera berkunjung ke sana"

"Terimakasih, siapa namamu?"

"Kenzo, panggil saja Ken"

"Senang mengobrol denganmu Ken, saya Stefan"

"Senang mengenalmu, Stef!"
Gue tersenyum pada Stefan kemudian mengambil tempat duduk di pojok dekat dengan dinding cafe

*drrrtt* ponsel gue berdering, nyokap menelfon dan segera gue jawab telfonnya.

"Ken, gimana?" ujar nyokap gue dari sebrang sana

"Apanya?" jawab gue singkat

"Ya bisnisnya lah! Gimana sih"

"Everything's fine, don't worry"

"Terus kamu kapan mau pulang?"

"Hmm..- kapan ya mah" ujar gue sambil menatap pintu cafe

"Kamu mau tinggal di sana sama David?" ujar nyokap gue yang tidak terlalu gue hiraukan, karena saat ini pandangan gue terpaku pada perempuan yang memasuki cafe.

"Ken? Kamu denger mama ngga?"

"Iya denger"

"Jadi pulang kapan? Mau tinggal di sana?"

"Iya mah"

Devaya masuk ke dalam cafe dan memesan sesuatu, gue bersyukur banget bisa bertemu dengannya di tempat seromantis ini.

"Kamu nih ditanya apa jawabnya apa sih Ken?!" nyokap gue kini mulai kesal

"Mah, aku telfon lagi nanti ya"

The Long Sleeves GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang