= The Answer =

Mulai dari awal
                                    

"Bibi, jika kau tidak mengatakannya aku mungkin bisa gila"

Taehyung memohon, matanya menjadi sayu dengan suara yang begitu berat. Sungguh, dirinya begitu bingung sekarang.

"Leukemia"

Ucap wanita itu sambil memandangi cangkir tehnya. Sebenarnya sulit baginya untuk menceritakan semua itu. Tapi menyembunyikan hal itu lebih lama lagi menurutnya bukanlah hal baik. Teman-teman yoongi berhak tau penyebab kematiannya.

"Yoongi terkena leukemia dan menyembunyikannya dari kita semua"

Taehyung terdiam. Pertahanan air matanya sejak tadi sudah hancur. Berkali-kali taehyung memaki dirinya sendiri di dalam hati. Kini dia sudah tau kebenarannya. Dia sudah tau semua hal yang menganggu pikirannya sejak tadi. Dia sudah mengetahui semua itu tapi entah kenapa dia tidak bisa menerima semua itu.

Dirinya kecewa

Bukan kecewa pada orang lain tapi pada dirinya sendiri.

"Yoongi hanya memberi tahu sohyun, tapi dia meminta sohyun untuk diam"

Taehyung mendongak. Matanya bahkan telah basah oleh air matanya sendiri. Belum sempat bagi kepalanya untuk mengetahui satu hal, kini dia sudah harus dihadapi dengan hal lainnya.

"Anak itu tidak ingin membebani keluarganya, dia begitu keras kepala tidak ingin memberitahu kami. Dan sohyun, dia wanita yang malang. Kematian yoongi membuatnya merasa bahwa dialah penyebab semua itu, padahal yoongi sendiri yang memintanya untuk diam"

Taehyung hanya bisa terdiam. Terus mendengarkan perkataan wanita paruh baya itu sambil terus memaki dirinya sendiri.

"Dan sekarang dia harus menerima takdir tentang penyakitnya sendiri. Itu pasti sulit baginya. Kudengar dia masuk rumah sakit, apa dia baik-baik saja?"

Wanita itu menangis. Sohyun sama saja seperti yoongi baginya. Dan mendapati kenyataan bahwa dua orang yang sangat dicintainya memiliki penyakit mematikan membuat wanita itu terus menangis.

Sementara taehyung, diberikan pertanyaan seperti itu membuatnya bungkam. Dia bahkan tidak tahu apa-apa tentang sohyun sekarang. Dirinya hanya bisa memberikan semua penderitaan pada wanita itu, tanpa memikirkan sudah sebanyak apa penderitaan yang ditanggung oleh sohyun selama ini.

"Aku..aku akan kerumah sakit. Aku permisi"

Pamit taehyung sambil menghapus air matanya. Dengan cepat mengambil kunci mobilnya dan pergi dari rumah itu. Memacu mobilnya ke arah sebuah perumahan yang akhir-akhir ini sangat jarang di datanginya. Tapi sohyun menjadi alasannya untuk datang ke tempat itu.

Taehyung memasuki sebuah apartemen dengan cepat, mencari sang pemilik rumah dan meneriaki nama lelaki itu berkali-kali.

"Seojun-hyung!!"

Lelaki bermarga park yang sedang sibuk dengan beberapa berkasnya sedikit terkejut saat mengetahui keberadaan taehyung. Aneh baginya melihat taehyung di apartemennya, terlebih saat taehyung mengatakan sangat membenci apartemen miliknya.

"Ada apa?"

"Hyung!! Beritahu aku tentang penyakit ataxia!"

Dengan cepat taehyung duduk di sebuah kursi di hadapan seojun. Memandangi lelaki itu dengan lekat seolah-olah sangat menunggu dengan apa yang akan dikatakan lelaki itu.

"Ada apa dengamu?"

"Cepat beritahu saja!!"

"Hei hei, tenanglah. Kenapa kau ingin tahu tentang penyakit itu?"

"Hanya, ingin saja"

"Dasar aneh"

Seojun membuang nafasnya kasar. Beginilah taehyung, ponakan yang tidak tahu diri. Disaat dia butuh, dia baru mendatangi seojun. Tapi lihatlah saat dia tidak butuh, memijakkan kaki di rumah seojun saja taehyung tidak akan mau.

• HER •  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang