Dentingan bel membuat Nara dan rombongan anak belakang lainnya bersorak senang, pertanda jam matematika yang sangat membosankan serta jam sekolah yang melelahkan telah usai.
Ketika mereka tengah membereskan perlengkapan belajar dan memasukkan buku kedalam tas, pak Agus berdiri di ambang kelas.
"Kalian nggak ada jadwal kan hari ini?" Lay yang duduk di depan menggeleng
"Ya sudah nanti datang ke kolam paling lambat jam 3. Kita praktek materi baru" Suara riuh terdengar setelah pak Agus mengatakan itu.
Disaat yang lain sibuk mengoceh, Nara meninggalkan kelas dengan tas yang disampirkan ke bahu kanan. 3 langkah pertama dari pintu kelas, tangan Nara di cekal oleh Minseok.
"Nanti pergi sama siapa?"
"Nggak tau, palingan nyuruh Yoojung jemput"
"Sama gue aja, nanti gue jemput jam 2.15 gue duluan Ra" Minseok meninggalkan Nara yang tanpa sadar tersenyum dan melangkah dengan riang menuju gerbang.
"Lo kenapa sih Ra? Masih sehat kan?" Tanya Lay saat bertemu Nara di dekat pohon beringin besar dekat gerbang.
"Keknya bentar lagi gue gila deh Lay" Chanyeol yang entah kenapa merasa kesal menoyor kepala Nara.
"Cuma diajak bareng doang heboh" Katanya kemudian
"Yeu sirik aja lo, jomblo dasar" Chanyeol mencubit pipi kanannya hingga gadis itu mengaduh sakit dan menepis tangan besar yang berada di pipinya itu. Mendapat tatapan tajam dari Nara tak membuat Chanyeol takut, malah semakin ingin menjahili gadis itu.
"Mulai sekarang gue bakal lebih sering nyubitin pipi lo" Nara tak memperdulikan perkataan Chanyeol dan segera meninggalkan 2 orang jomblo itu ketika wajah bundanya telah terlihat
★★★
Matahari tampaknya sedang bahagia saat ini, buktinya sinar yang ia pancarkan sangat terang serta panas hingga rasanya dapat membakar kulit siapa saja yang terkena sinarnya
Tanpa menghiraukan sinar mentari yang tetap terasa walau dirinya berada di teras rumah Nara tetap duduk sembari sesekali memandang handphone di genggaman. Menunggu kabar dari orang yang sudah ia tunggu sedari tadi.
Setidaknya orang itu memberi tau dirinya ada dimana, maka Nara tidak secemas ini dan terlalu memikirkan dirinya.
Jam digital di handphone telah menunjukkan jam 14:47 dan tak ada satupun pesan dari Minseok. Ayolah Nara telah menunggu bermenit-menit yang lalu.
Sampai dirumah tadi pun ia langsung membasuh wajah, mengganti baju, memasukkan perlengkapan renangnya ke dalam tas, mengambil beberapa lembar uang di laci, memberi tau nenek dan segera stand by di teras.
Bahkan gadis itu belum makan dari pagi. Tunggu saja, setelah berenang atau mungkin di dalam kolam nanti asam lambungnya akan naik.
15:12
Baiklah sudah cukup Nara menunggu, baru saja berdiri Chanyeol sudah berada di depan pagarnya.
"Ayo cepetan! Mau dimarahin pak Agus?" Tanpa banyak kata Nara menghampiri Chanyeol dan motor yang Nara ketahui milik Lay itu pun melaju menuju area kolam.
Satu tikungan lagi menuju area kolam, Nara tanpa sengaja melihat Minseok dan Salwa keluar dari cafe dekat sekolah. Nara tersenyum tipis dan menggenggam erat handphone yang ia pegang.
"Nggak usah dipikirin, refreshing diri lo dengan air. Gue tau itu yang lo butuhin sekarang" Chanyeol turun dan menarik tangan Nara, membawa gadis itu ke depan pintu ruang ganti.
"Don't think too much" Chanyeol mengelus kepala Nara sebelum masuk ke ruang ganti pria disebelah.
Suasana di kolam yang dipenuhi canda tawa teman-temannya tak membuat Nara mau beranjak dari duduknya, mengayunkan kakinya pada riak-riak air yang tidak tenang karena pergerakan disana sini.
Beberapa kali Keyra dan Sherly mencipratkan air ataupun menarik kakinya agar ikut nyebur. Mereka hanya mendapatkan tatapan tajam dari Nara.
Yoojung menghampiri Nara. "Lo kenapa sih?" Biasanya paling seneng kalo renang" Omel cewek berambut pendek itu.
Ntah karena apa, Yoojung yang tadinya berada di hadapan Nara perlahan menyingkir. Nara tak mengubrisnya dan kembali memainkan air dengan tangannya.
Tiba-tiba sebuah lengan melingkar di beberapa bagian tubuhnya. Chanyeol menggendong Nara bridal style dan menceburkan gadis itu ke dalam air hingga terdengar suara dentuman air, membuat yang lain menoleh dan tertawa.
"Chanyeol bangsat!" Umpat Nara sembari terbatuk-batuk. Berusaha menetralkan air yang masuk ke dalam hidung dan kerongkongannya.
Chanyeol menghampiri Nara, memegang bahunya yang naik turun tak beraturan.
"Hahaha sorry. Salah sendiri diajak baik-baik nggak mau"
Nara menatap Chanyeol tajam dengan mata merahnya. Setelah napasnya mulai teratur dan rasa menyengat dihidung hilang, Nara memukul cowok yang masih memegang bahunya itu bertubi-tubi.
"Lo tau nggak sih seberapa banyak air yang masuk ke hidung dan mulut gue? Lo mau bikin gue sakit sakitan?"
Chanyeol terkekeh dan mencubit pipi Nara.
"Gue lebih suka lo yang cerewet kek gini daripada yang diem-diem an kayak tadi"
What If - Februari 2019
★Rainsnowflakes
YOU ARE READING
What If
Teen Fiction7 Feb 2019 Jangan berharap pada manusia, menyakitkan. Berharaplah pada Tuhan. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik untuk dirimu - Nara Verskey #3 in schoollife #45 in teenfiction #67 in reallife
