Chapter XXXII Tengkorak yang Bersikap Manis

Start from the beginning
                                    

"Masak ini, kita minum semangkuk susu sejenak, setelah meminumnya. Kamu harus memberikan penjelasan pada kami sampai kami mengerti, sebenarnya kita sedang dalam situasi macam apa?"

"Aku minta maaf"

Hanya ini jawaban yang diberikan oleh Wang Zheng. Sikapnya ini sudah seperti seorang mata-mata yang bermaksud mengkhinati kawan. Dia memang tidak mengatakan akan membunuh mereka dengan melakukan ritual itu, hanya saja dia bersikap buru-buru saat menambahkan kalimat agar bisa pergi keluar;

"Kalian bukakan pintu dan keluarkan aku dari sini, tanpa ada aku. Tidak perduli apapun yang akan terjadi. Situasi tidak akan jadi sulit untuk kalian nantinya"

Setelah mendengarkannya berbicara, Zhao Yunlan dengan sikap yang tenang bertanya padanya;

"Permisi, apa kamu merasa sedang berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh manusia?"

Meskipun Wang Zheng terlihat mengerikan, tapi gadis yang melayang itu punya kepribadian lembut, tidak banyak bicara, dan tidak begitu dekat dengan siapapun, hanya saja, dia selalu bersikap sopan, meskipun terkadang mengatakan kata-kata tajam, tapi dia sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya. Ketika mendengar Zhao Yunlan berbicara seperti ini dia menundukkan kepalanya, sederhana saja tidak mengatakan apapun.

Chu Shuzhi yang berdiri di samping jendela, membuka lapisan jendela untuk melihat keluar, setelah itu menatap Zhao Yunlan dengan menggerakkan tubuh untuk menyuruhnya bicara;

"Tinggalkan seseorang yang berjaga, yang lain bisa kembali tidur. Dengan adanya semua ini, mereka akan menjauh dari pondok"

Setelah krisis yang dialami mereka sudah usai. Anak laki-laki yang seperti batang bambu bicara pada Shen Wei, mengambil inisiatif untuk mengambilkan gambar;

"Profesor, bolehkah aku mengambil beberapa foto... Tidak pergi keluar, hanya di jendela"

Shen Wei sebenarnya terlihat benar-benar penasaran ingin tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa masalah seperti ini muncul, dan semua ini menimbulkan rasa penasaran juga pada anak didiknya.

Saat ini, tiba-tiba sebuah lengan sudah terjulur di bahu Shen Wei, Zhao Yunlan datang mendekat ke arah mereka, suaranya terdengar pelan saat berbicara pada anak laki-laki yang seperti batang bambu;

"Mengambil gambar dengan kamera memang bukan sebuah kejahatan, tapi kamu harus tahu. Orang jaman dulu pernah bicara dan percaya, mengambil foto seseorang bisa juga mengambil jiwa orang itu. Hanya saja, jiwa manusia itu tetap tinggal di raga mereka karena masih hidup, tapi, ditempat ini jiwa-jiwa yang ada di luar, raga mereka sudah mati. Kalau kamu benar-benar ingin mendapatkan beberapa tengkorak kecil untuk dibawa pulang, cobalah lakukan, bagaimana?"

Si anak batang bambu itu merinding ketakutan seolah sedang mendengarkan 'cerita hantu tengah malam'. Zhao Yunlan tersenyum puas dan melanjutkan cerita dengan usaha yang lebih keras lagi;

"Kamu bisa menguburkan mereka di dalam pot bunga dalam rumahmu, kemudian setiap malam, sekitar jam 12 sampai jam 1, diwaktu yang tepat, sama seperti penyiar berita, kamu bisa mendengar suara 'krek krek krek' mereka sedang memakan pot bunga milikmu, setelah pot bunganya habis, meja untuk menyangga pot akan dimakan habis olehnya juga, setelah meja habis, mereka akan pergi ke tempat tidurmu..."

Belum selesai Zhao Yunlan bicara, si anak kayu bambu itu sudah berekspresi seperti orang yang kesakitan. Shen Wei mendatarkan mulutnya sejenak, lalu saat bicara pada mahasiswanya yang terlihat tegang;

"Apa yang terjadi padamu?"

Anak laki-laki yang sedang berada disaat tersulitnya itu memutar tubuh dan bicara;

🆃🅰🅼🅰🆃 Zhen Hun ✓On viuen les histories. Descobreix ara