Chapter XXXII Tengkorak yang Bersikap Manis

777 119 14
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Amitabha" Lin Jing dan Zhao Yunlan saat ini sedang menahan pintu yang tertutup bersama-sama. Dengan nafas yang terengah-engah biksu palsu itu melihat ke arah kerumunan tengkorak yang melompat-lompat diluar;

"Kenapa aku harus melawan para tengkorak yang bertingkah manis seolah dunia akan binasa ini, sebenarnya apa-apaan semua ini?"

Zhao Yunlan memutar kepalanya dan bertanya pada Wang Zheng;

"Apa kamu sedang meminta bantuan para geng ini untuk datang berkumpul? Kalau cuma sekedar menggigit tidak apa-apa, tapi mereka bermaksud ingin memakanmu juga. Apa mereka tidak takut dengan makan makanan beracun yang mengandung plastik?"

Lin Jing masih tidak jelas dengan perkataan Ketua Zhao-nya ini. Di sebelahnya, diam-diam pria itu menarik kerah baju pemimpinnya yang sedang marah. Gadis pemimpin mahasiswa yang mendengarkannya berbicara mengeluarkan suara tawa "Pftt". Kemudian dia merasa bersalah telah tertawa disaat yang sedikit salah seperti ini, di bawah pandangan teman-temannya, dia langsung menutup mulut.

"Di tahun 1712, terjadi konflik antar suku"

Wang Zheng berdiri dengan bantuan Zhu Hong, kemudian dia menarik tudung jaketnya untuk menutupi wajahnya

"Pada akhirnya, para pemberontak yang memenangkan perangnya. Kepala suku tertua meninggal, sedangkan istri, anak, serta 112 ksatria mengikutinya. Semua kepalanya dipenggal sesuai dengan adat lama yang berlaku. Kemudian seluruh tubuhnya dibakar habis, sedangkan seluruh penggalan kepala di kubur di halaman pondok puncak gunung. Mereka akan menjadi budak selamanya. Tidak akan mati dalam kedamaian"

Zhu Hong terdiam sesaat, setelah itu bicara;

"Apa halaman yang dimaksud itu, dihalaman ini?"

Suara pintu yang dipukul-pukul masih saja terdengar. Zhao Yunlan menatap ke arah Chu Shuzhi. Dengan sigap Chu Shuzhi langsung membuka jaketnya. Model baju hangat yang sedang dipakainya benar-benar anti-mainstream.

Entah ada berapa banyak kantong yang ada di sana. Seolah dia bisa disebut kantong berjalan. Saat ini dia menyentuh ke arah setiap kantong dan menghitungnya, seperti sedang menghitung seperti menghitung uang. Setelah menghitung beberapa, dia berhenti di satu kantong, kemudian mengeluarkan segepok lembaran jimat kuning yang sudah tertulis karakter diatasnya. Lalu dia maju ke depan, menempelkan kertas itu di empat ujung pintu.

Jimat berwarna kuning itu menyala sejenak setelah ditempel, kemudian pintu yang yang berulang kali terdorong langsung berhenti bergerak. Tidak lama kemudian, Chu Zhushi menempelkan semua kertas di dinding seperti sedang menempelkan selebaran iklan di box telpon. Dia menempelkan banyak sekali kertas itu di jendela, kemudian di dinding dan hampir seluruh dinding di ruangan sudah ditempeli benda itu, para tengkorak diluar seolah tahu betapa hebatnya khasiat jimat dan langsung melompat mundur sekitar satu sampai dua meter. Tidak berani lagi menggedor dinding dan menghancurkan jendela.

Zhao Yunlan akhirnya bisa mengendurkan pegangannya di pintu. Dihari yang dingin, dia sudah berkeringat karena aktifitas yang mengejutkan ini.

Seperti bapak-bapak, Zhao Yunlan duduk disebelah kompor kecil, kemudian menyobek sekantung susu bubuk, lalu menuangkan air mineral ke dalam mangkok besar, setelah itu menurunkan panci kecil yang sudah mendidih, kemudian bicara pada Wang Zheng yang baru saja berdiri;

🆃🅰🅼🅰🆃 Zhen Hun ✓Där berättelser lever. Upptäck nu