5

1.6K 66 5
                                    

Saat ini aku sedang menemani bosku, pak Andre. Tapi bukan dalam hal kencan bareng, sekarang aku sebagai sekretaris pak Andre sedang menemani pertemuannya dengan partner kerjanya di sebuah caffe.

"Ya mungkin cukup ya pak? Saya permisi pulang duluan karena saya harus mengadakan meeting siang ini" pamit pak Anwar.
"Ohh iya pak silahkan. Hati hati di jalan."
"Iya pak terimakasih" diapun menjabat tangan pak Andre kemudian tanganku dan berlalu pergi. Dan sekarang aku hanya berdua dengan pak Adre.

Ya allah lindungi hambamu dari godaan pak Andre yang suka cari kesempatan ini ya Allah

Benar saja apa yang aku fikirkan terjadi. Pak Andre mencoba ingin memegang tanganku, tapi dengan sigap aku langsung mengambil handphoneku yang tergeletak di atas meja dan pura pura memainkannya.

"Mm pak kayanya saya harus pulang sekarang deh, pacar saya udah nungguin dari tadi katanya pak" kataku sambil berdiri.
"Kamu bohong kan kyll?"." Kasih kesempatan saya untuk bisa ngobrol bareng sama kamu"
"Tapi saya tidak bisa pak. Saya tidak berbohong".

Tiba tiba 'grep'. Tangan seseorang tertengger di bahuku.

"Hai sayaang?".

Aku sangat terkejut, saat ku menoleh ternyata.....

Zidan??

Cowo itu hanya tersenyum dan menaik turunkan alisnya saat aku menoleh ke arahnya. Dan ooooh sekarang aku sadar.

"Hai". "Nah sayang kenalin ini bosku namanya pak Andre. Dan pak kenalin ini Zidan dia-----?"
"Ya saya Zidan dan saya pacarnya Kylla". Aku hanya diam saat Zidan bicara. Ya meskipun dia bilang kalo dia itu pacarku, mau gimana lagi? keadaan sedang darurat kalo aku mau komplen.
"Ohh jadi kamu bener udah punya pacar? Tadinya kalo kamu belum punya pacar saya mau ajak kamu nikah Kyll"

Aaaaa ogah banget gue nikah ama lo. Soryy pak anda bukan tipe gue.

"Tapi yaaa, sebelum janur kuning melengkung masih ada kesempatan buat saya ya Kyll? Kan kalian juga baru pacaran belum tunangan"
"Tapi kita sebentar lagi mau tunangan loh pak" ucap Zidan menantang." Iya gak yank?"
"Hah? I iya pak". Jawabku gugup karena bingung. Sedangkan pak Andre hanya membulatkan mulutnya sambil manggut manggut." Ya sudah pak kami permisi pulang duluan" pamitku.
"Oh iya silahkan silahkan".

Akupun keluar caffe bersama Zidan yang tanpa izinku dia berani menggenggam tanganku, ketika sudah di luar aku langsung melepas genggaman Zidan dan berlalu.

"Udah di tolongin bukannya bilang makasih malah nyelonong pergi". Perkataannya membuatku menghentikan langkah kakiku dan kembali berjalan mendekati Zidan yang sedang berdiri melipat kedua tangan di dadanya.
"Harusnya elo yang bilang makasih sama gue, karna lo bisa pegang pegang tangan gue".
"Ya itukan karna lo juga". Aku membuang napas kasar.
"Oke makasih udah nolongin gue" jawabku kesal dan kembali ku membalikan badanku untuk berlalu pergi meninggalkan Zidan. Tapi lagi lagi dia menghentikan langkahku, tangan kekarnya menahan lenganku, dengan kesal aku berhenti dan berkata.

"Apaan lagi sih? Kan gue udah bilang makasih ama lo"
"Lo mau pulang?"
"Ya iyalah Zidan"
"Yuk gue anterin"
"Ngga" tolakku sambil kembali berjalan.
Dengan sigap Zidan mengambil tasku dan berjalan santai menuju tempat parkiran.
"Zidaaaaaaan"teriakku sambil ku hentakan kakiku. Lalu dengan kesal aku terpaksa berjalan mengikuti Zidan.

"Lo tuh suka banget ya maksa maksa orang, jangan jangan pembantu di rumah lo juga kerja rodi"
"Eh sembarangan aja lo kalo ngomong, ya ngga lah masa seorang Zidan yang baik hati berlaku seperti itu"
"Hahh?"." Ya udah kalo lo baik sini tas gue" kataku sambil berusaha merebut tasku dari tangannya, tapi Zidan malah mengangkat tangannya, sehingga tasku yang ada di tangannya ikut terangkat ke atas. Badannya yang tinggi membuatku susah untuk meraih tasku. Padahal dia hanya mengacungkan tangannya, sedangkan aku yang tingginya sangat minim harus meloncat loncat, tapi tetap susah karena tangan Zidan juga tidak diam.

Brug

Seseorang tak sengaja menyenggolku dari belakang. Hingga tak disadari sekarang aku menempel tepat pada dada bidang Zidan, dan sekarang ku mendengar detak jantungnya.

1 detik, 2 detik, 3 detik hingga detik ke 5 aku terdiam, di detik ke 6 aku menormalkan kembali jarak antara aku dan Zidan.

"Yuk pulang" ajak Zidan sambil berjalan mendekati sebuah moge. Sedangkan aku masih terdiam.
"Cepetan udah mendung nih nanti kita ke hujanan". Sambungnya sambil menunggangi motornya.
"I i iya bawel". Akupun menunggangi motornya.
"Pegangan" perintahnya. Sedetik kemudian aku memegang pundaknya.
"Gue bukan tukang ojeg Kyllaa". Dengan bibir mengerucut aku memegang telinganya. "Eh emang gue apaan? Kok lo malah pegang telinga gue?".
"Ya terus?"
"Pegang pinggang gue"
"Nga ga ga"
"Kenapa? Pinggang gue gak ada apa apanya kok, gak berduri sama sekali, jadi gak bakalan lukain lo"
"Pokonya gue gak mau"
"Tinggal pegang doang napa?"
"Gak pokonya lo bisa pilih,gue pegang pundak lo atau gue harus pegang telinga lo?"
"Dasar cewe. Ya udah lo pegang pundak gue aja, awas lo kalo pegang telinga gue".

-------------

30 menit berlalu. Akhirnya aku dan Zidan sampai di depan rumahku dengan keadaan basah kuyup karena kehujanan.

"Udah lo mampir aja dulu ke rumah gue. Hujannya belum reda"
"Gue balik aja deh"
Di tengah tengah perbincangan, pintu rumah tiba tiba terbuka dan ku dapati mamah di situ.

"Ya ampun Kylla basah kuyup gitu. Kalo ujan jangan dulu maksain pulang, kan jadi basah kuyup gitu kalo kamu sakit gimana?"ocehannya langsung meluncur ketika mendapati anaknya yang basah kuyup.
Mamah belum menyadari keberadaan Zidan yang juga basah kuyup, tapi beberapa detik kemudian mamah melirik ke arah Zidan tapi sebelum menyapanya mamah sempat terdiam sambil memperhatikannya.

"Eh jadi sama nak Zidan tah? Mamah kira sama tukang ojek"
"Mamah gimana sih masa cowo cakep kaya gitu dikira ojek" ucapku keceplosan "eh. Udah deh Kylla masuk duluan dingin" lanjutku dengan perasaan malu dan berlalu masuk kedalam rumah. Sedangkan mamah malah tertawa apalagi Zidan kayanya dia sudah terbang keatas langit ke7.

Selesai mandi dan ganti pakaian aku kembali keruang tamu menghampiri mamah dan Zidan yang sedang mengobrol. Dan rupanya Zidan juga sudah mandi, sekarang dia mengenakan pakaian adikku. Ya, aku memiliki seorang adik laki laki dia adalah seorang taruna di kemiliteran.

Aku duduk disamping mamah dan tepat berhadapan langsung dengan Zidan, sambil berbincang kami menikmati jamuan yang mamah sediakan.

"Dan kapan kamu ngelamar Kylla?"
"Uhuk.... uhuk" sontak saja aku yang sedang menikmati cemilan terbatuk batuk karena perkataan mamah. Dan dengan spontan aku mengambil teh yang sudah terangkat oleh Zidan, padahal mungkin dia akan meminumnya sendiri karena mulutnyapun sudah terbuka.
"Mmm bagusnya kapan ya tante?"
Aku benar benar kembali terkaget, tapi untungnya aku sudah selesai minum jadi aku tidak perlu tersenggak lagi.
"Eh apaan sih lo?" Kataku kesal sambil melempar cemilan ketubuh Zidan." Mamah lagi udah Kylla bilangin beberapa kali juga, kalo Zidan itu bukan siapa sipa Kylla mah"." Ah udah ah" . Sahutku lalu berlalu pergi kembali ke kamar dengan menghentak hentakan kakiku.

For You CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang