Part 2

1.1K 109 1
                                    

"Cepatlah sedikit kau tidak lihat, jam berapa sekarang ini hah! Ini semua salahmu, andaikan tadi malam aku tidak ikut, kita tidak akan telat bekerja seperti ini kau tau!!!"orang tersebut menghampiri laki-laki yang ada di hadapannya. Dengan wajah kesalnya ia mengangkat tas kerjanya ke arah laki-laki yang ada di hadapannya yang sedari tadi terus saja mengomel, membuatnya sakit kepala saja.

"Bisakah kau berhenti mengomeliku Huang Lige....." ucap orang tersebut sudah tidak tahan dengan sikap laki-laki tersebut, orang yang di panggil Lige itu pun mengaduh karena mendapatkan sebuah pukulan, tepat di kepalanya. Hey kau pikir kepalaku samsak hah!. Gumam Lige sedikit.

Ligepun melanjutkan perjalanannya menuju kantor, untunglah kantor tempat ia dan orang ini bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka dan untuk mencapai kantornya pun mereka hanya berjalan kaki saja.

Tinggal beberapa langkah lagi, mereka sudah sampai di kantor, tapi entah kenapa tiba-tiba Lige berhenti mendadak menyebabkan orang yang berada di belakang menabrak punggungnya. Orang yang ada di belakangnya mengusap hidungnya dengan kesal.

Orang tersebut sudah bersiap-siap ingin mengomelinya dengan beribu kata-kata keramat namun sebelum orang tersebut menyumpahi Lige. Lige langsung menarik orang yang menabraknya tadi dan membawanya pergi menjauh dari sana.

Disisi lain.

Laki-laki dengan setelan jas yang cukup membuat semua mata terkagum-kagum, betapa indahnya maha karya yang di ciptakan oleh tuhan itu memandang kedua orang di sisi yang berlawanan dengannya.

Laki-laki tersebut mengerutkan kedua alisnya saat ia menangkap salah satu tangan laki-laki yang sejak tadi ia amati bertaut dengan tangan laki-laki lain. Wajah laki-laki tersebut semakin dingin dan menakutkan. Perubahan suasana di sana berubah dengan drastisnya. Suasanya menjadi sedikit mencekam.

-

"Kau mau membawaku kemana hah!? Kantor kita ada di sebelah Timur bukan di barat!"ucap laki-laki yang sejak tadi tangannya di tarik paksa.

Setelah mendengar beberapa omelan dari laki-laki tersebut, ia memutuskan untuk berhenti dan berpaling menghadap orang yang sejak tadi ia tarik.

Ia melihat wajah orang tersebut berubah cukup drastis, membuat ia seditkit bingung.

"Aiya.. ada apa dengan wajah jelekmu itu hah.. "

"Dayu, hari ini aku tidak ingin masuk kerja"orang yang bernama Dayu itupun sedikit bingung. Bukannya tadi dia sendiri yang mendesak dirinya untuk cepat-cepat ke kantor dan sekarang ia meminta untuk tidak masuk kerja. Ada apa dengan perubahan yang sangat drastis itu eh.

"Tidak, kau harus masuk bersamaku, bukannya kau sendiri yang seperti orang kebakaran jenggot mendesakku cepat-cepat pergi kekantor hah"tolak Dayu mentah-mentah. Ia tidak ingin gajihnya dipotong satu persen pun.

Dretttt.... dreetttt... dreetttt...

Lige merogoh saku celananya, ia melihat layar ponselnya tertera nama yang saat ini tidak ingin ia temui bahkan tidak ingin melihat batang hidungnya barang seincipun.

"Siapa... "ucap Dayu sedikit penasaran.

"Bukan orang penting... "ucap Lige sembari memasukan ponselnya kembali kedalam saku celananya.

Sebenarnya saat Lige mengecek ponselnya Dayu sedikit mencuri pandang ke ponsel milik sahabatnya itu. Ia melihat sekilas nama yang tertera di layar ponsel sahabatnya. Disitu sangat jelas sekali tertulis nama yang sangat ia kenal. Dayu kini mulai paham kenapa sahabatnya ini tidak ingin masuk kerja.

"Apa karena orang itu sudah kembali, kau jadi tidak mau masuk kerja, karena kau tidak ingin melihatnya"ucap Dayu akhirnya. Ia tahu kalau sahabatnya ini tidak terlalu pintar untuk menyembunyikan perasaannya sendiri.

"Bukan, aku.. aku baru ingat kalau hari ini ibuku keluar dari rumah sakit, yah aku harus menjemputnya sekarang, kau, kau bisa kekantor tanpaku sekarang"ucap Lige sedikit mendorong tubuh Dayu.

"Lige, aku pikir ibumu sudah pulang dua minggu yang lalu dan berhentilah menghindarinya"

Lige tak bisa berkata-kata lagi ucapan Dayu ada benarnya juga, menghindarinya akan percuma saja. Setiap kali ia melarikan diri maka orang itu pasti akan menemukanya. Ia merasa kalau didalam dirinya terdapat alat yang di tanamkan oleh orang itu. Seperti alat pelacak. Ah sial dia tiba-tiba parno.

"Aiya lebih baik kita kembali kekantor saja eh masih ada beberapa menit lagi sebelum terlambat"Dayu merangkul sahabatnya tersebut kembali ke tempat kerja mereka. Ia berusaha membujuk sahabatnya untuk kembali. Setidaknya gajihnya tidak akan dipotong.

Selagi Dayu membujuk sahabatnya itu dari arah kejauhan seseorang sedang memperhatikan gerak gerik mereka berdua. Melihat adegan yang sangat tidak ia inginkan membuatnya mengepalkan jari-jarinya.

Ia sudah tidak tahan dengan laki-laki yang sedari tadi merangkul orang itu. Ia ingin menghampiri mereka tapi niatnya ia urungkan. Orang itu lalu pergi dari sana dengan hati campur aduk, marah, jengkel dan kesal. Sampai-sampai supir dan sekretaris tidak berani bergerak barang seinci.

"Dayu aku pikir kau akan mengikuti jejakku"Ucap Lige membuat Dayu menghentikan langkahnya. Dayu memberikan sedikit tendangan ke arah Lige yang membuatnya mengaduh riya.

"Kau pikir aku apa, kalau kau mau, kau saja sendiri jangan libatkan aku, asal kau tau saja aku masih menyukai dua gunung kembar tidak sepertimu dirimu yang menyukai batang pisang"Ucapnya yang merasa dirinya Normal

"Aku akan taruhan cepat atau lambat kau akan sepertiku Feng Jianyu"ucap Lige sedikit bertcanda pada sahabatnya. Ia tahu kalau Dayu adalah Normal tidak seperti dirinya, walaupun begitu Dayu masih menganggapnya sahabat.

Menurut Dayu, baginya menyukai seseorang sah-sah saja,entah itu dari usia maupun dari jenis kelamin, mau itu perempuan atau laki-laki.Asalkan saling mencintai satu sama lain, tidak merugikan pihak manapun itu wajar-wajar saja.

What Happened With Mr.Wang [BL][QingYu] _TAMAT_Where stories live. Discover now