01 | What You Should Know About Dethilor

Start from the beginning
                                    

Cekikikan tawa terdengar dari dalam, merasa luar biasa senang setiap kali memperbincangkan kenakalan-kenakalan apa lagi yang hendak dilakukan. Tak lama setelah itu, satu per satu dari mereka mulai meninggalkan rumah guna melancarkan aksinya, berpecar ke segala penjuru kota dalam bentuk gerombolan yang sedikitnya diisi oleh tiga orang. Ada yang mematahkan roda gerobak, mengempiskan ban sepeda tetangga rumah, pun memicu pertengkaran dengan beberapa penghuni.

Sasaran empuknya selalu berada di Hunian Sebelas, tempat para anak Dewa Hermes tinggal―karena mereka tak cukup pandai dalam perkelahian, serta Hunian Satu lantaran hanya ditinggali seorang demigod saja. Mereka tak kenal gentar meski Hunian Satu adalah tempat tinggal putri Zeus yang terkenal lebih kuat dari kesemua demigod. Mereka hanya berpikir, kalau sanggup menyatukan kekuatan―dengan kata lain mendatanginya secara keroyokan―mereka pasti mampu membuat putri Zeus tersebut mengalami sedikit kemalangan.

Hanya saja, Kim Ryuna sudah paham bahwa setiap kali Kijoon dan Baera pergi bertugas, ia selalu menjadi sasaran keusilan anak-anak bengis bertubuh gempal itu. Padahal jika dipikir-pikir, mereka masih terikat oleh garis keturunan Dewa Zeus. Ya, memangnya kenapa? Anak-anak Ares tidak pernah mau tahu menyoal hal tersebut. Bahkan pernah sekali waktu, rumah Ryuna dipenuhi dengan minyak jelantah dan membuatnya terpeleset hingga kepalanya nyaris terantuk lantai marmer yang keras. Beruntung saat itu, hanya sikunya yang terluka karena digunakan sebagai tumpuan ketika terjatuh.

Lantas keesokan paginya, ia membalas dengan membakar daun-daun kering di depan Hunian Enam yang menyebabkan asap mengisi sepenjuru rumah hingga membuat penghuninya terbatuk-batuk dan mengakibatkan adu mulut pun terjadi. Mereka baru dapat dihentikan setelah diberi kabar bahwa Kijoon dan Baera akan segera kembali, jadi mau tak mau mereka justru membereskan kekacauan bersama-sama.

Kali ini, lantaran malas meladeni keusilan anak-anak Ares―yang tampaknya juga tengah menargetkannya―Ryuna memilih mengendap-endap pergi dari rumah dan menuju lumbung di mana ia bertemu dengan Jung Hoseok yang sedang bertugas hari ini.

"Sedang melarikan diri, Rhun?" tanya Hoseok begitu mendapati Ryuna datang dengan wajah ditekuk masam.

"Kubiarkan mereka bersungut-sungut karena tak akan menemukanku di mana pun." Gadis tersebut mencebik sepintas, melompat duduk di atas peti penyimpanan gandum, lalu mengayunkan kaki sembari mencermati sekitar. "Ada pengiriman ke luar kota, ya? Banyak sekali petinya."

"Persiapan untuk festival di Joaxshire," balas Hoseok, kali ini tanpa mengalihkan pandang dari catatan di dalam genggaman.

"Ah, benar, ini hampir purnama di bulan ke sepuluh." Ryuna menepuk keningnya.

Bicara soal festival, setiap tahun di Ibu Kota Samelshain tersebut memang rutin mengadakan festival untuk memperkenalkan makanan khas dari pulau ini, ditambah mungkin beberapa menu baru hasil inovasi dari menu-menu sebelumnya. Acara besar yang biasa disebut dengan Festival Hrano tersebut selalu ramai didatangi orang-orang dari luar kota maupun luar pulau. Jantung kota dipilih untuk menjadi tempat penyelenggaraan karena merupakan wilayah yang paling luas dari seluruh kota di Samelshain.

Selesai mencentang daftar terakhir dan memastikan segala kelengkapan, Hoseok akhirnya memutar tubuh, menatap lurus ke arah Ryuna yang tengah menepuk-nepuk penutup peti. Ia berjalan mendekat, bergumam, "Katanya akan lebih banyak tamu yang datang kali ini, mereka semua ingin membuktikan sendiri bahwa makanan di Samelshain memang berdaya magis."

"Kedengarannya kenapa malah mengkhawatirkan," balas Ryuna, kini mematut tatap lebih serius. "Pak Yong tetap menyeleksinya, bukan?"

"Tentu saja," Hoseok menyahut selagi tersenyum. Ia melemparkan sebutir stroberi ke arah karibnya tersebut yang ditangkap dengan sukses. "Tidak akan ada perompak aneh yang memasuki wilayah Samelshain lagi. Aku tahu Pak Yong pasti menyeleksi dengan sangat ketat pada setiap tahunnya."

Augury of LuneWhere stories live. Discover now