Bersepeda

1.6K 28 0
                                    

Sang surya kini tengah menampakkan wujudnya, sinarnya seakan memberi kehangatan pada bumi dan para penghuninya. Burung-burung berkicauan seakan sedang bernyanyi.

Ya, cuaca pagi ini cukup cerah untuk menenangkan pikiran dan tentunya melupakan sejenak rutinitas selama sepekan. Seperti kedua Kakak beradik ini, menikmati hari libur dengan bersepeda di taman dekat rumah.

Disana begitu ramai. Orang-orang hilir mudik. Tua, muda, anak-anak, semuanya berbaur di taman ini, saling melempar senyuman meski mereka tak mengenal satu sama lain. Sungguh pemandangan yang indah.

Meski tinggal di Ibukota yang padat dan terkenal akan kemacetannya, tapi mereka bersyukur karena lingkungan tempat tinggalnya begitu asri, ditambah para penghuninya begitu ramah.

"Udah lama kita ngga kaya gini ya dek, nikmatin udara segar di pagi hari sambil bersepeda keliling taman."

Andika sangat merindukan moment seperti ini. Ia rindu negeri tercintanya. Rindu akan keindahan alamnya. Rindu akan orang-orangnya. Semua hal di negeri ini, selalu ia rindukan.

Senyuman laki-laki dengan kaos putih itu terukir, kala mengingat kejadian dua belas tahun lalu.

Flashback On

Gadis manis bermata coklat, kini tengah mengayuh sepedanya. Dengan susah payah ia mengejar sang Kakak yang jauh di depannya.

"Abang.. tungguin aku."

Sang Kakak hanya menoleh sejenak dan tersenyum pada pemilik sepeda warna pink itu, kemudian mengayuh kembali sepedanya sambil melambaikan tangan.

Bocah laki-laki itu, ingin tahu sejauh mana sang adik bisa mengejarnya.

"Abang, tunggu, aku cape Bang." Gadis dengan kaos warna pink itu menghentikan sepedanya. Napasnya tak beraturan.

"Ayo dek, kalo kamu bisa kejar Abang, nanti Abang traktir ice cream kesukaan kamu sepuasnya."

Mendengar ice cream, matanya berbinar. Ia pun kembali mengayuh sepedanya. Bahkan kini semangatnya benar-benar kembali full. Demi ice cream, ia mengayuh sepedanya cepat.

Hingga di tikungan, gadis berambut panjang itu tiba-tiba menabrak anak laki-laki dan sepedanya.

"Aaaaaa .. " teriaknya.

Keduanya terjatuh dari sepeda mereka masing-masing.

Mendengar teriakan sang adik, laki-laki  berkulit putih itu langsung menoleh ke arah suara tersebut.

Ia terkejut, saat melihat adik manisnya tergeletak di tengah jalan sambil meringis kesakitan. Dengan sigap ia pun langsung mengayuh sepedanya dengan kecang.

Laki-laki dengan warna mata yang sama itu pun menyimpan asal sepedanya. Ia benar-benar khawatir saat melihat adik kecilnya menangis sambil memegang salah satu lututnya. 

"Carissa kamu kenapa Dek?" Ia mengecek keadaan adiknya.

"Ya ampun, lutut kamu berdarah."

Gadis dihadapannya bergeming.

Andika baru sadar jika ada anak laki-laki tak jauh dari adiknya, ia segera bangkit dan menghampiri anak laki-laki itu.

"Hei, kamu siapa?"

Anak laki-laki berparas tampan itu diam.

"Jangan-jangan kamu ya, yang udah buat adik aku jatuh."

Anak laki-laki mengenakan kaos berwarna biru itu bangkit sambil menepuk-nepuk bagian yang kotor di celananya.

"Aku ngga ngapa-ngapain dia. Malah dia yang nabrak aku sampai jatuh," belanya.

BENCI tapi CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang