5. 🍃Kejutan Hati🍃

44.7K 2K 69
                                    

الحمد لله الّذِي قَدْ وَفَّقَا..... لِلْعِلْمِ خَيْرَ خَلْقِهِ وَ لِلْتُّقَى
حَتَّى نَحَتْ قُلُوبُهُمْ لِنَحْوِهِ...... فَمِنْ عَظيمِ شَأْنِهِ لَمْ تَحْوِهِ
فَأُشْرِبَتْ مَعْنَى ضَمِيرِ الشَّانِ.... فَأَعْرَبَتْ فِي ألحَانِ بِالأَلْحانِ
ثُمَّ الصَّلاَةُ مَعَ سَلاَمٍ لاَئِقِ....... عَلَى النَّبِيِّ أَفْصَحِ الْخَلاَئِقِ
مُحَمَّدٍ وَالآلِ وَالأَصْحابِ...... مَنْ أَتْقَنُوا الْقُرْءَانَ بِالإعْرَابِ

Suara nadhoman imrithi terdengar serentak di ruang Al Marwa 14, menggema dengan nada yang berirama hingga mereka yang membacanya larut dalam suasana yang syahdu. Sang ustazah yang mengampu kitab imrithi tersebut ikut tersenyum melihat semangat mereka ketika membaca nadhom, tanpa menyadari bel sekolah diniyah jam pertama telah berbunyi.

"Sampai di sini dulu pelajaran imrithi kita, ya."

"Jangan lupa untuk nadhoman selanjutnya dihafalkan, oke. Mari berdoa," pandu Ustazah Aini untuk membaca doa usai belajar.

" Allahumma inni astau di'uka maa 'allamtani hi fardudhu ilayya 'indaha jati ilaihi walaa tansanihi yaa robbal alamin."

Usai pelajaran imrithi mereka segera berhamburan keluar, ada juga yang masih di dalam kelas untuk menambal kitab yang masih bolong-bolong maknanya. Karena hari ini adalah malam selasa,jadi sekolah diniyah hanya masuk jam pertama saja. Untuk kegiatan jam kedua diisi dengan kegiatan ekstra kurikuler santri.

" Aira! Ikut qiroatil qur'an yuk!" ajak Nadya si manis berkaca mata.

"Aduh ... suara aku lagi uhukk uhuukk serak nih, Nad" Aira beralasan. Karena ia tak ahli dalam bidang olah suara.

"Selalu aja gitu," rengek Nadya karena selalu tak berhasil mengajak Aira.

"Suara aku nggak bagus, Nad. Hehe."

"Kan bisa diperbaiki, hmm ya sudah aku ajak Ima saja ya, Bye." Nadya-temannya sang hafidzoh itu berlalu dari hadapan Aira. Ia tidak punya bakat untuk ikut qiroatil quran. Karena suaranya belum memadahi.

"Ikut qiroatil apa khotil, Ra?" Keysa bertanya setelah menyelesaikan piket malam.

"Khotil lah, tapi aku mau disambang Pak Lek dulu, Key."

"Ikut!" ucap Keysa dengan bibir manyun.

"Ikut ya ikut, Key. Ngga usah manyun juga bibirnya." Karena gemas hampir saja Aira menyubit bibir Keysa. "Iya kan nanti aku mau nitip sms buat bunda."

"Bunda apa si Ilham?" selidik Aira dengan mata memicing.

"Hehe, yuk beres-beres!" Keysa mengalihkan pembicaraan dengan membereskan buku-bukunya begitu juga dengan Aira.

Mereka memang berasal dari kota yang sama, yaitu Kota Malang atau sering dijuluki sebagai Kota apel. Karena orang tua mereka sama-sama berteman dan juga alumni dari pesantren ini. Anak anaknya pun juga di pondokkan di tempat yang sama.

"Langsung ke ruang tamu putra nih?" Keysa bertanya. "Iya lah. Kemana lagi?" jawab Aira ketika mereka berdua melangkah menuju ruang tamu milik pesantren putra. Karena memang ruang tamu putra dekat dengan kelas mereka jadi tidak perlu memakan waktu lama.

"Duduk sini aja Key dekat pintu. Gerah," saran Aira. Karena malam itu juga banyak santri putri yang disambang oleh saudaranya yang juga berstatus santri putra.

Ustadz, Aku jatuh Cinta [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang