"Hallo.." suara berat itu yang menjawabnya.

"Ini aku, pemilik ponsel," ucap Angelica ragu.

"Oh," hanya itu.

"Bisa kau kembalikan ponsel dan juga cluth milikku?"

"Aku tidak mencurinya," ucap Lucas dengan angkuhnya.

"Aku tahu, kau tidak mencurinya. Maksudku itu tertinggal," Angelica hampir putus asa.

"Ambillah, temui aku di rumahku."

"Aku tidak bisa!" ucap Angelica menolak. Ia takut istri Lucas.

"Lalu?"

"Kirimkan saja lewat kurir ke alamat yang tertera di kartu identitasku. Kumohon, itu sangat penting sekali."

"Baiklah."

"Terimakasih atas kemurahan hatimu.." ucap Angelica senang.

"Malam ini akan dikirim."

"Aku menunggunya, sekali lagi aku ucapkan terimakasih." Angelica mengembalikan ponsel Lory.

"Kenapa ada di dia? Siapa dia?"

"Oh, itu yang menemukan temannya James." Angelica tidak memberitahunya tentang Lucas.

"Tidak ada yang kau sembunyikan kan?" Lory memincingkan matanya.

"Tidak, benar seperti itu ceritanya. Dia akan menyuruh kurir untuk mengantarnya. Hari ini aku tidak ke butik ya," pinta Angelica sambil memelas. "Dan aku pinjam uang untuk membeli makanan."

Lory memutar bola matanya, "kau ini!" mengambil beberapa lembar uang untuk Angelica.

"Oh, Lory terimakasih, sayangku." Angelica memeluk temannya itu.

"Gantinya dengan makan malam."

"Baiklah, nanti kita makan malam di MCD." Angelica tergelak. Lory cemberut.

Angelica baru bisa tenang kini. Sekarang ia sedang menunggu kurir mengantarkan cluthnya. Wanita itu baru saja selesai mandi. Dengan t-shirt kebesaran dan celana pendek untuk tidurnya malam ini. Rambutnya masih digelung handuk. Ia sedang menonton TV sambil menunggu memanaskan pizza di microwave. Bel apartemen berbunyi. Angelica melirik jam dinding pukul 20.10 kurir macam apa yang datang malam-malam seperti ini, omelnya. Ia melangkahkan kakinya membuka pintu.

Kreekk

Angelica menahan napasnya saat melihat seseorang yang di hadapannya. Ia terpaku di tempat. Pria itu masih mengenakan jas dengan rapih di jam malam. Tangannya membawa paper bag berwarna cokelat. Kenapa ia yang mengantarkan cluth milik Angelica.

"Selamat malam," sapanya dengan bibir menipis.

"Ma.. Malam.." balas Angelica yang masih syok.

"Tidak menyuruhku masuk?" tanyanya.

"Ya? Masuklah," Angelica menggeser tubuhnya agar Lucas bisa masuk. Ia menutup pintu. Pria itu berjalan memasuki ruangan TV. Apartemen Angelica tidak luas namun rapih. Lucas duduk di sofa tanpa di suruh seperti rumahnya saja. Angelica bingung harus bagaimana. Tercium bau hangus dari microwave. "Ya ampun!" ucapnya buru-buru ke dapur kecilnya. Pizzanya gosong. Ia lupa menekan waktunya. Ia mendesah, dirinya benar-benar sial.

"Bau apa ini?" tanya Lucas mencium aroma hangus.

Angelica kembali dengan wajah cemberut. "Pizza ku hangus."

"Kau belum makan malam?"

Angelica menggelengkan kepala. "Beli pizza ini saja aku minjam uang pada temanku!" ucapnya kesal.

Love Me (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang