Part 2

1.6K 249 12
                                    

Pulang dari butik Angelica mampir ke sebuah Cafe. Masih ada waktu untuk membeli 1 cup kopi sebelum James menjemputnya. Dahinya mengerut dalam saat mobil berjajar rapih di depan Cafe tersebut. Ada beberapa orang berjas rapih dan hitam. Angelica kebingungan saat masuk tidak ada pembeli yang lainnya. Matanya mengedar ke sekeliling Cafe, ada 1 meja yang berisi seorang pria dengan jaket kulit cokelat muda menghadap ke jalan. Wajahnya tidak begitu jelas. Hanya rambut yang tersisir rapih yang bisa dilihatnya. Angelica ke kasir untuk memesan kopi.

"Cappucino satu,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cappucino satu,"

"Ada yang lainnya?" tanya pelayan.

"Tidak, itu saja." Angelica memberikan kartu kreditnya. Ia cukup penasaran dengan pria itu. Seakan orang itu mahluk asing yang memancar aura begitu menakutkan hingga membuatnya merinding. Angelica merapatkan mantelnya. Beberapa pengawal masuk dan bicara berbisik dengan pria misterius itu. Pria itu langsung berdiri setelah memperoleh informasi dari pengawalnya. Saat ia hendak membayar kopi tersebut. Saat Angelica berbalik tanpa sengaja menubruknya. Cappucino nya tumpah berantakan mengenai pria itu. Sontak mata Angelica melebar. "Oh maafkan aku. Aku tidak sengaja." Tangannya mengelap jaket pris itu..

Pria itu berdecak kesal saat jaket kulit mahalnya terkena Cappucino. "Shit!" umpatnya. "Sudah tidak apa-apa!" terdengar suaranya seperti membentak. Tangan Angelica berhenti tidak berani bergerak lagi ataupun mengangkat kepalanya. Ia ketakutan saat suara berat itu terdengar seram ditelinganya. Matanya fokus pada jaket yang kena Cappucino milik sosok misterius itu. "Fred, tolong bayarkan kopinya dulu."

"Baik, Tuan." Pria itu langsung pergi begitu saja. Pengawal itu segera membayarnya lalu pergi. Baru Angelica mendongak dan melihat mobil yang di depan Cafe itu beriringan pergi.

"Anda tidak apa-apa?" tanya pelayan dengan wajah risau.

"Maaf kopinya jadi berantakan," ucap Angelica menyesal. Ia tidak enak hati. "Biar saya bantu bersihkan,"

"Tidak apa-apa, biar kami. Kami juga terkejut dengan kedatangannya."

"Memangnya siapa dia?"

"Dia, Lucas Reiner, pengusaha yang arogan." Pelayan itu memutar bola matanya. Lucas Reiner pemilik Reiner Corp. yang merupakan perusahaan internasional dalam bidang telekomunikasi yang berada di San Antonio, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini memproduksi telepon, internet dan televisi.

Mulut Angelica mengangga lebar setelah mendengarnya. Pria itu penuh kontroversi dalam hidupnya. Sering gonta-ganti wanita baik itu artis maupun kalangan biasa, klub malam dan bertengkar dengan para pengusaha lainnya. Ia selalu menjadi pembicaraan di televisi. Ada saja yang tentang buruknya. Tapi tetap saja disegani karena Lucas kaya raya. "Syukurlah dia tidak mempermasalahkan kopi tadi," ucapnya pelan.

Love Me (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang