Semua mengenai gadis itu misteri. Tidak ada catatan, identitas, alamat. Untuk pertama kalinya seseorang mencairkan hati ini. Tapi dia seperti bayangan yang hidup dan nyata. Bisa menghilang kapan saja. Tanpa jejak....
Siapa sebenarnya gadis ini? Gad...
Pesta itu berlangsung sangat meriah mengingat tujuan pesta ini diadakan. Yaitu untuk merayakan ulangtahun Regan Glimmer yang merupakan pria terkaya di Itali dan kini sudah mendapatkan kebahagiaannya kembali dengan bertemu dengan putrinya dan juga dapat menimang cucu-cucunya yang cantik dan tampan.
"Hari ini, untuk pertama kali aku bisa merayakan kembali ulangtahunku dengan meriah tanpa ada sedikitpun beban. Sekarang aku bisa..."
Ester yang tengah berdiri di sudut ruangan menolehkan kepalanya ke sudut-sudut ruangan untuk mencari seseorang. Namun ia tidak bisa menemukannya. Gadis kecil itu lalu menghela nafasnya dan berjalan keluar dari gedung itu.
Kaki kecilnya melangkah setelah kembali setelah melihat pemandangan rumput kering yang tinggi dan membentang di halaman samping gedung besar milik kakeknya. Cuaca hari itu tidak begitu bagus melihat tidak ada langit biru yang terlihat.
Suasanya pesta itu sangat menganggunya. Bukan hanya karna beberapa pria kecil yang mencoba mendekatinya, tetapi juga karena orang-orang yang suka bergosip tentang betapa kayanya mereka.
Gadis itu mengadahkan wajahnya dan menutup mata sambil menghidup udara di sana. Ia merasa mendapatkan ketenangan saat sendiri.
Gadis itu tidak sadar jika saat ini ada sepasang mata yang menatapnya dengan pandangan yang sangat tajam. Seorang pria yang tidak bisa menahan nafasnya sehingga nafasnya terlihat menderu. Tangan pria itu mengepal erat seakan mampu untuk mengancurkan apapun jika itu berada digenggamannya.
Setelah 10 menit ia menatap gadis di depannya itu, pria itu masih tidak puas dan berbalik berjalan cepat meninggalkan padang rumput kering itu.
Ester menoleh ketika mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mata biru cantik milik gadis itu sedikit melebar dari pada biasanya. Dengan cepat ia berlari mengikuti seseorang yang kini sudah memasuki gedung pesta berlangsung.
Ester masih dapat mengenal pria itu dari belakang. Ia hafal dengan cara pria itu berjalan, bagaimana bentuk tubuh, warna rambut dan aromanya. Jadi sangat mudah bagi gadis itu mengikutinya.
Meskipun begitu tetap saja pria itu lebih besar darinya. Kaki yang panjang itu sangat cepat sehingga membuat Ester kewalahan mengikutinya. Gadis itu menoleh ke kiri dan kekanan saat ia di hadapkan dengan lorong-lorong gedung besar itu. Dimana suasanya disini lebih senyap dibandingkan aula.
Dengan sedikit pertimbangan Ester mengambil jalan ke lorong kiri. Langkah kakinya tergesa hingga ia mendengar suara-suara aneh di balik lorong tempat ia akan melangkah. Jantung gadis itu berdetak cepat sekarang. Ia tahu dengan apa yang terjadi saat ini, tapi masih ingin memastikan bahwa ia juga dapat salah dengan firasatnya.
Namun ketika mata birunya mencoba mengintip dari balik lorong, ia dapat melihat apa yang terjadi saat ini. Itu adalah wanita dengan mulut besar yang bergosip tentang betapa kayanya ia dan suaminya. Namun bukan itu yang menarik perhatian Ester. Tetapi pada pria yang kini mencumbu wanita itu. Pria itu bukan suaminya, itu adalah... Xavier.
Tanpa berfikir lama gadis itu berbalik dan melangkahkan kakinya dengan pasti dan ringan. Matanya yang tadi terlihat berbinar kini kembali tajam dan dingin seperti biasanya. Bahkan heels yang kini ia pakai tidak menghalangi cara ia berjalan. Semua orang yang dilalui Ester berdecak kagum melihat kecantikan gadis itu. Tatapan tajam, mata biru yang cantik, dan kulit putih bersinar. Seolah siapapun akan bersedia mati untuk mendapatkannya sebagai pasangan. Mesakipun ia hanya gadis kecil, tapi ia terlihat sangat dewasa.
Tidak ada yang melihat dan menyadari kehadiran Ester di ruangan itu karena gadis kecil itu sangat pandai menyembunyikan diri dari kerumunan.
"Mom Dad aku ingin pulang." ujar Ester ketika ia sudah berada di depan kedua orang tuanya yang tadi tengah asik berdansa.
"Oh my dear, apa kau baik-baik saja?" tanya Dante mengusap pipi putih putrinya itu.
"Ya... Kau tau aku tidak suka berada terlalu lama di pesta bukan? Aku ingib beristirahat di rumah saja." ujar Ester melunak saat Lily dan Dante menatapnya cemas.
Dante mungkin tidak merasa ada yang aneh. Tetapi Lily tahu ada sesuatu yang terjadi. Ia tahu dengan gerak-gerik meskipun itu adalah sikap dari putrinya yang sedingin es. Curiga adalah pekerjaannya, tentu saja ia tidak ragu.
"Baiklah, aku akan meminta Paul mengantarmu sayang." ujar Dante mengambil ponselnya.
"Sebelum pulang jangan lupa pamit kepada Grandpa sayang." ujar Lily yang dijawab anggukan oleh Ester.
"Paul menunggu di luar. Kau boleh pergi sekarang." Dante mengecup dahi putrinya sebelum Ester berjalan kearah kakeknya itu.
"Grandpa, aku ingin pulang karena badanku terasa tidak begitu enak. Aku sudah menitipkan hadiahku kepada Mom untukmu. Selamat ulang tahun, semoga kau panjang umur dan bahagia selalu." ujar Ester memeluk Regan.
"Oh Ester. Kau baik-baik saja sayang? aku bisa panggilkan dokter untukmu." ujar Regan panik.
"Tidak Grandpa, tidur saja sudah cukup. Aku pamit ya." pamit Ester setelah mengacup pipi kakeknya ity.
"Baiklah sayang. Terima kasih. Semoga cepat sembuh, besok aku akan mengunjungimu." ucap Regan yang ditanggapi senyuman kecil dari Ester.
"Sesuatu terjadi dengannya." ujar Lily saat berada di dalam pelukan Dante.
Dante tekekeh geli mendengar Lily. "Itu pasti bukan apa-apa. Dia akan baik-baik saja." jawab Dante.
"Tapi dia tidak terlihat seperti biasanya." ujar Lily lagi.
"Memangnya apa yang terjadi dengan gadis 8 tahu itu? Percayalah sayang, dia akan baik-baik saja. Gadis kecil itu akan melaluinya, ia masih memiliki banyak waktu dinikmati. Bicara soal Ester, kita harus membuatkannya adik satu lagi. Karna satu saja sepertinya tidak akan mengubah sifat anehnya itu." ujar Dante menenangkan Lily lalu kembali menggodanya.
"Kau selalu saja pintar mencari alasan." ejek Lily.
"Memangnya kenapa? Yang penting aku memintanya kepada istriku bukan?" ujar Dante lalu menghabiskan waktu bersama Lily dengan tema memberikan adik untuk Ester agar sifatnya berubah.
*
*
*
*
*
TBC
Hai... cepatkan?wkwkwk
abis ini part endingnya epilog dan aku postnya besok ya guys...