Beberapa minggu dilalui Ester kini lebih berbeda dari sebelumnya karna kedatangan seorang pria yang bernama Xavier itu. Pria itu selalu datang ke rumahnya dan bermain bersama Aciel adiknya. Meskipun ia tidak mengetahui alasan pria itu terus datang ke rumahnya ia tidak terganggu begitu pula dengan ibunya kecuali ayahnya yang selalu menatap pria itu waspada entah mengapa.
Setelah berlari selama hampir satu jam lebih. Ester menyandarkan tubuhnya pada pohon sambil mengatur nafasnya. Rambut coklat pekatnya basah karena keringat di cuaca dingin itu.
"Aku penasaran apa yang membuatmu begitu keras dalam berolahraga. Lily mengatakan kau terobsesi dengan itu." ujar seseorang yang kini bersandar di pohon depannya dan tersenyum.
"Aku tidak ingin menjadi lemah. Ketika kau hanya seorang gadis dan kecil. Maka kemampuan fisik dan otak yang bisa dilatih untuk melindungimu." ujar Ester.
"Lalu menurutmu apa yang bisa melindungi orang sepertiku? Pria dan dewasa." tanya pria itu menatap Ester tertarik.
Ester menatap pria itu dengan mata birunya yang cantik, membuat pria di depannya ini yang tadinya tersenyum mengejek kini menatapnya dengan aneh.
"Uang? Kau... membeli semuanya termasuk perlindungan. Dan aku, tidak selamanya bagiku uang akan terus datang untukku. Lagipula uang bisa membuat siapapun berkhianat. Jadi yang bisa aku percayai di dunia ini hanya keluargaku dan diriku sendiri." ujar Ester yang kini berjalan meninggalkan pria tadi di belakangnya.
"Oh ya Xavier. Kau akan datang ke pesta besar itu?" tanya Ester masih dengan tatapan datarnya.
Pria itu memiringkan kepalanya dengan kedua alisnya yang bertaut bingung. Gadis itu terlihat membenci dan tertari padanya di satu waktu. Dan itu membuatnya benar-benar bingung. Sifat Ester lebih sulit ditebak dibandingkan Lily. Dan itu membuatnya...
"Kau tidak perlu menjawab jika tidak ingin."ujar gadis kecil itu lagi lalu kembali berlari jauh darinya.
Lihat bukan? Kenapa gadis sekecil itu bisa bertingkah seperti gadis dewasa yang mendapatkan trauma masa lalu yang lebih besar dibandingkan ibunya?
*
*
*
*
*
"Aku bertanya-tanya apa yang sering membuatmu sering datang kerumah kami beberapa bulan ini dan tidak mendapatkan jawaban apapun yang mungkin terjadi. Kau mau menceritakan padaku ada apa?" tanya Lily pada pria yang kini menatap figura-figura keluarga kecil Coleman yang terlihat sangat bahagia.
"Tidak ada. Aku hanya butuh teman." ujar Xavier sambil terus menatap satu persatu figura itu. Hingga tangannya mengambil sebuah figura yang menarik seluruh perhatiannya.
"Aku pikir untuk seseorang sepertimu akan memiliki banyak teman."ujar Lily sambil menyesap tehnya di sofa.
"Kau lupa? kau membunuh semua temanku." ujar Xavier dengan smirknya yang aneh.
"Teman apa yang membuatmu menjadi kriminal besar?" ujar Lily mengejek.
"Untuk orang-orang sepertiku. Kaya, tampan, dan petinggi dibandingkan teman aku lebih banyak memiliki musuh." ujar Xavier yang terus menatap figura tadi dan tanpa sadar mengusapnya.
Lily penasaran dengan apa yang membuat mata Xavier tidak dapat berpaling dari figura itu dan mulai bertanya. "Apa yang kau lihat?"
Xavier membalik figura itu dan menunjukkannya kepada Lily. "Gadis kecilmu. Aku penasaran kenapa ia tidak pernah tersenyum dan selalu memasang tampang datar seolah-olah ia akan membunuh siapapun yang ia tatap. Apa Ester pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan ketika kecil?" tanya Xavier.
YOU ARE READING
The Secret of Lily - [Completed]
RomanceSemua mengenai gadis itu misteri. Tidak ada catatan, identitas, alamat. Untuk pertama kalinya seseorang mencairkan hati ini. Tapi dia seperti bayangan yang hidup dan nyata. Bisa menghilang kapan saja. Tanpa jejak.... Siapa sebenarnya gadis ini? Gad...
![The Secret of Lily - [Completed]](https://img.wattpad.com/cover/116730922-64-k725336.jpg)