BAM DAL

#01 NEVER GIVE UP

Sore itu, Ryan tampak murung sekali, ia sepertinya dilanda masalah, bryan temannya ikut merasakan hal itu, bryan pun mendekati ryan untuk menanyakan hal apa yang sedang dirasakannya saat ini.

Bryan : Assalamualaykum brother.
Ryan : Waalaykumussalam Brother too.
Bryan : Loe kenapa bro
Ryan : Nggak, nggak kenapa-kenapa kok.
Bryan : Masa iya, tapi gue liatin loe kayaknya lagi sedih. Udah deh, bilang aja, barangkali gue bisa bantu.
Ryan : Ini Bro, gue lagi bingung nih, gue harus pilih mana satu, soal tentang kuliah gue nantinya
Bryan : Oh, tentang itu, kalau menurut gue sebaiknya loe shalat istikharah aja dulu, minta petunjuk sama Allah agar loe dimudahkan dalam memilih, supaya loe nggak salah.
Ryan : Iya juga ya, kenapa gue ingat sekarang. Thanks Bro. Jazakallah
Bryan : Waiyyakum bro..
Ryan : Okelah, gue pulang dulu ya bro, takutnya orang tua gue nyariin gue.
Bryan : Oke, semoga berhasil
Ryan : Siip.

Ryan pun pulang kerumahnya agar orang tuanya tidak khawatir, karena dia sekolah sampai sore.

Setelah sampai dirumah. Meletakkan motornya digarasi dan ia membuka pintu dan mengucapkan salam, kemudian ibunya keluar dari dalam rumah dan menjawab salamnya, ibunya mengajak ia makan. Setelah makan ia pergi kekamarnya untuk mengulang kembali apa yang ia pelajari disekolah untuk ia persiapkan disaat pergi sekolah besok, setelah selesai ia mengambil handphone untuk searching Google untuk mencari informasi tugas yang diberikan gurunya disekolah, kebetulan tugasnya tentang pelajaran akidah akhlak, ia searching tugasnya dan menemukan tentang akhlak, disaat searching ia menemukan penjelasan tentang sikap optimis, ia lalu membaca dengan penuh perhatian,ia fokus membaca, ia merasa bahwa dirinya selama ini selalu sedih, dari membaca tadi ia mendapatkan motivasi bahwa seharusnya ia harus bersifat optimis dalam menghadapi sesuatu, ia merasa ia harus berpikir positif dalam mengambil suatu tindakan, setelah asyik membaca, tak terasa hari pun mulai menjelang maghrib.

Kemudian ia bersiap-siap untuk melaksanakan shalat maghrib. Ia mandi untuk membersihkan diri, kemudia berwudhu untuk melaksanakan shalat. Setelah selesai ia pun berpakaian rapi untuk melaksanakan shalat maghrib ke Masjid dekat rumahnya.

Ia barangkat menuju masjid bersama beberapa temannya untuk melaksanakan shalat. Saat sampai ke Masjid ia kemudian mengumandangkan azan maghrib dan melaksanakan shalat. Setelah selesai shalat ia kemudian berdoa untuk diberikan kepercayaan diri dalam menghadapi sesuatu. Kemudian selesai wirid ia mengaji bersama teman-temannya di Masjid. Ia mengajari temannya belajar Al Qur'an, teman-temannya simpati mendengarkan bacaan dari Ryan yang Alhamdulillah merdu.

Mail : Yan, bagaimana sih cara loe, kok bisa ngaji sebagus ini?
Ryan : Owh, caranya simpel, kita harus belajar.(Mencoba menjelaskan)
Mail : Oh gitu. Terus kalau kita mau belajar baca Al Qur'an yang bagus apakah harus mencari guru-guru yang hebat gitu?
Ryan : Tentu dong, namun kita juga harus tekun dalam mempelajarinya friend.
Zaki : Oh gitu ya yan, kalau kita ingin memerdukan suara kita kek mana?(Bingung).
Mail : Iya yan, juga juga ingin bertanya itu.
Ryan : Oh, kalau masalah itu kita harus belajar, kita cari guru-guru yang ahli dalam bidang itu, guru tilawah misalnya.
Anna : Oh gitu. Gue juga kepengen kek kamu, mau nggak loe ngajarin kita untuk belajar ngaji yang seperti itu.
Ryan : Oh, in syaa Allah bisa, namub gue juga masih harus banyak belajar juga.
Anna : Iya, kan kita bagi-bagi ilmu, bukankah Rasulullah telah menyampaikan kepada kita, "Sampaikanlah walau satu ayat", (Seraya berpidato).
Ryan : Iya iya, in syaa Allah gue mau ngajarin loe semua. Tapi pesan gue loe semua harus sabar ya.

(Kemudian semua berkata Iya).

Setelah selesai bercakap-cakap, Ryan dan teman-temannya pulang kerumah masing-masing. Setelah sampai dirumah ryan mengetuk pintu seraya mengucapkan salam. Ibunya pun membukakan pintu, ryan pun masuk dan ibunya mengajak makan malam bersama ayahnya. Ryan pun memenuhi permintaan ibunya tersebut.