6

300 28 0
                                    

"YaAllah Dek, sekali-kali makan indomie kenapa. Itu makanan terenak sedunia tau gak sih. Aku capek sendiri liat kamu makan buah sama sayur mulu dari jaman kapan." Gerutu Kak Dini yang walaupun merutuk segala macam buah-buahan yang tengah dikunyah syifa, tapi tetap tak bosan memerhatikanya. Yang pasti dengan wajah memelas.

Syifa berusaha menahan tawanya kuat-kuat. Takut-takut kalau tersedak.

"Nah, nah, kenapa lagi nih sekarang." Ujar Kak Dini dengan muka paniknya, yang demi apapun sangat lucu.
Syifa yang sudah berhasil menelan buah dalam mulutnya kini tertawa lepas.

"Sumpah-sumpah Kak Dini, udah-udah. Aku gakuat asli. Hahahahaha." Syifa kembali tertawa lepas. "Muka kakak aku gakuat. Hahahaha." Yang di tertawakan malah mengernyit heran.

"Nah kan, kebanyakan makan sehat, malah mulai jadi gak sehat nih sekarang." Gumam Kak Dini pelan, sementara syifa masih terengah-engah berusaha menghentikan tawanya.

"Kak Dini, please jangan tiba-tiba berhenti ya abis ini. Aku udah klik sama kakak." Syifa tiba-tiba membuat dini panik sekaligus bingung.

"Lah, siapa yang mau berhenti?" Kak Dini bertanya dengan mulu menganga kebingungan.

"Kak Dini sekarang makin mirip komeng. Lucu. Aku takut kakak tiba-tiba pengen ikut stand up comedy terus berenti."

"YaAllah, Dek, receh akut." Ledekan Kak Dini malah lagi-lagi dibalas tawa oleh syifa.

"Eh tapi lawan main kamu yang baru lucu deh dek, mukanya."

Syifa menautkan alisnya bingung. "Hah? Emang siapa kak? Yang di sinetron baru kan?"

"Iya!" Jawab Kak Dini antusias.

"Serius kak? Dia anak stand up comedy? Tapi kayanya aku gapernah denger komedian namanya Rizky deh." Jawaban Syifa lagi-lagi membuat Kak Dini menepuk jidat.

"YaAllah, Syif. Maksudnya tuh ganteng gitu. Ganteng. Kok jadi stand up."

"Ohh. Ya lagian kak Dini ganteng kok jadi lucu. Lagian tadi kan topiknya juga lagi tentang stand up, gak salah dong?"  Gadis itu masih berusaha mencari pembenaran.

"Ya, terserah deh. Tapi serius, Dek, ganteng. Arab mukanya, putih, tinggi. Rizky Nazar."

"Ohh, Rizky Nazar."

"Nah tau kan?"

"Enggak."

"YaAllah, Dek, makanya nonton film atuh. Jangan baca terus. Kan jadi ga update kan soal cowok ganteng. Aduh ampun deh."

Syifa keheranan melihat asistenya yang mendadak heboh sendiri.

"Waduh, santai Kak, heboh amat. Yaudah ntar juga tau, orang inshaAllah syuting bareng juga kan nanti. Chill aja kak." Jawab Syifa sekenanya.

"YaAllah udah gede juga ya ini anak sekarang, bahasanya udah gaul banget nih, chill chill segala, kebanyakan makan yougurt sama keju kayanya." Syifa hanya tertawa menanggapinya.

Perempuan dengan kaos dan celana 3/4 itu kini melihat jam di tangan kirinya. "Kak Dini gak pulang? Udah jam 7 loh kak, nanti sampe rumah kemaleman, apalagi naik taksi online."

"Ntar aja, Dek, masih betah." Dini sengaja mencari alasan, tapi sepertinya sudah terbaca jelas dengan lawan bicaranya.

"Kak, serius deh aku gakpapa sendirian, lagian bukan pertama kali juga ditinggal sendiri gini. Kakak balik aja, ntar kalo kemaleman malah aku jadi gaenak juga." Dini akhirnya pasrah, tak lama perempuan itu berpamitan dan meninggalkan Syifa sendirian.

Kedua manik mata manis milik syifa terus menulusur kata-kata pada tumpukan kertas yang ada di dalam genggamanya. Sesekali gadis itu menautkan alisnya.

Melodi Untuk SunyiWhere stories live. Discover now