2

361 40 0
                                    

"Oke ky, jadi plotnya peran lo ini ya salah satu most wanted guy gitu lah tapi selalu kalah sama peranya si verel, termasuk urusan cewek yang lo suka." Jelas pak sutradara santai pada rizky yang masih membaca sinopsis cerita.

"Oh oke oke." Rizky menganggukan kepala dengan mata yang masih terfokus pada kertas di depanya. "Berarti konflik percintaanya, cinta segiti tiga gitu ya?" Sambungnya.

"Oh iya, gue lupa ngasih tau lo, ada revisi sedikit." Pak sutradara menepuk jidatnya pelan. "Jadi kemaren gue sempet diskusiin sama tim naskah, kayanya kalo cinta segi 3 bosen banget, tiap sinet remaja pasti konfliknya cinta segi 3 lagi cinta segi 3 lagi. Terus setelah di diskusiin kayanya kalo ditambahin satu tokoh lagi seru juga, jadi kita tambahin konflik SRP disini."

Rizky menautkan alis bingung. "SRP apaantu Pak?"

"Yaelah ky, lo katanya anak hitz 2018 tapi gatau SRP. Kalah dah lo sama om om pala botak perut buncit kaya gue." Rizky hanya tertawa menimpali omongan sang sutradara. "Sahabat rasa pacar. Jadi ntar ada satu tokoh lagi ceritanya bakal jadi temen lo terus terus dia sayang gokil nih sama lo, tapi lo malah ganyadar sama sekali terus nganggep die sahabat. Ya sekalian biar karakter lo gak menyedihkan-menyedihkan amat."

"Hahahaha. Ngaco, bisa aja Pak!" Rizky, om Edo, dan Pak Indra sang sutradara tertawa.

Tiba-tiba suara pintu di ketuk memecah canda mereka.

"Permisi."

"Nahh ini nih ky yang bakal jadi lawan main lo nih." Ucap Pak Indra yang seketika berhasil membuat Rizky terbelalak dan Om edo mengerutkan alis sambil berbisik ke arah Rizky.

"Eh Dini, apa kabar Din?"

"Baik Pak Indra Alhamdulillah" basa-basi kedua orang itu yang kelihatanya sudah akrab.

Sementara Dini dan Pak Indra mengbrol singkat, Om Edo bergeser mendekat ke arah rizky

"Ky, katanya ini sinetron remaja ceritanya anak sma gitu, kalo ini mah kayanya gaada look look anak smanya deh. Yakin nih lawan main lo?" Bisik Om Edo memecah lamunan Rizky yg dalam seperdetik tadi sempat memerhatikan wanita yang sedang berada di pintu.

"Ehh om, gaboleh gitu lo! Siapa tau dia aktingnya keren. Kalo ternyata dia keren banget terus gue malah yang gaada apa-apanya dibanding dia, hayo mau apa lo?" Jawab Rizky lirih berusaha positive thinking.

"Ya, tapi kan tetep aja ky."

"Ah udah deh om, Pak Indra kan juga gamungkin milih orang sembarangan. Jangan liat orang dari cover om."

"Lo juga dulu kan gara-gara cover lo bagus ky makanya lagi duduk di mall eh tiba-tiba ditawarin pemotretan, iye kan." Sambung Om Edo yang membuat Rizky sedikit menggaruk kepala.

"Ya.. ya.. ya iya cuma kan." Rizky menyusun kata-kata yang tepat.sampai akhirnya cowok satu itu buntu dalam hitungan detik. "Ah uda deh, lo repot aje om. Udah kalem aja, bagus kok actingnya." Saut Rizky yang kehabisan topik membalas Om Edo. Semantara yang di skak hanya menelan ludah sembari kembali duduk bersandar pada kursi.

Wanita yang katanya akan menjadi lawan mainya di sinetron terbarunya itu kini telah diperselahkan duduk oleh sang sutra dara.

"Nih ngomong-ngomong Syifanya kemana, Din?" Tanya Pak Indra akrab karna memang sudah lama bekerja sama dengan Syifa dan Dini sebelum Production Housenya pindah stasiun tv.

"Tadi udah sampe atas, Pak. Tapi belom sempet masuk ke sini dia turun lagi soalnya mamanya tadi bawain barang ketinggalan di bawah. Tadi saya juga niatnya nungguin dia masuknya, cuma tadi dia nelfon saya disuruh masuk duluan aja." Ujar Dini yang sudah duduk tepat di bangku sebrang Om Edo.

"Oh yaudah gakpapa." Ucap pak Indra tersenyum. "Oh iya, ky kenalan sama Dini dulu deh. Nah tadi kan gue bilang tuh ada tokoh yang ceritanya jadi Teman Tapi Suka-nya elo. Nah si Dini ini-"

Belum sempat Pak Indra menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba handphone Rizky berbunyi.

Rizky mengerutkan alis bingung. Setiap ada meeting atau reading project dia selalu mengaktifkan mode 'do not distrub' pada ponselnya, jadi hanya telephone darurat yang menelefonya lebi dari 3 kali yang bisa masuk.

Cowok jangkung itu meregoh ponsel dari saku jeansnya. Rizky mengerutkan kening melihat nama yang ada di layar ponselnya

"Oh yaudah gakpapa." Ucap pak Indra tersenyum. "Oh iya, ky kenalan sama Dini dulu deh. Nah tadi kan gue bilang tuh ada tokoh yang ceritanya jadi Teman Tapi Suka-nya elo. Nah si Dini ini-"

Belum sempat Pak Indra menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba handphone Rizky berbunyi.

Rizky mengerutkan alis bingung. Setiap ada meeting atau reading project dia selalu mengaktifkan mode 'do not distrub' pada ponselnya, jadi hanya telephone darurat yang menelefonya lebi dari 3 kali yang bisa masuk.

Cowok jangkung itu meregoh ponsel dari saku jeansnya. Rizky mengerutkan kening melihat nama yang ada di layar ponselnya.

"Pak, sorry saya boleh izin angkat telfon sebentar? Ini kayanya urgent soalnya." Pinta Rizky pada sang sutradara.

"Oh gakpapa kok Ky boleh banget, silahkan."

"Makasi Pak, Permisi." Rizky beranjak keluar sembari menggeser tanda hijau di layar ponselnya.

Belum sempat Rizky sekedar mengucap "halo". Suara yang ada di sebrang sana sudah membuat rautnya berubah panik.

Melodi Untuk SunyiWhere stories live. Discover now