EL 3 - Apartment

45.5K 4K 348
                                    

EL 3. Apartment

🍁🍁🍁
Bagaimana aku bisa lupa denganmu,
Sedangkan di masa kini dan masa lalu,
Kau hadir sebagai pengobat rindu.
-Elnaeera Navishe Ashadiya

Gadis itu menghela napas panjang, menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya. Lanjut menyandarkan punggungnya di sofa. Memperhatikan ruangan yang baru saja dibersihkannya. Senyum ceria yang selalu terpancar di wajah cantik itu semakin membuatnya mempesona. Navishe baru saja pindah ke apartemen karena merasa tak nyaman berada di flat sendirian tanpa Gemintang. Membuatnya bisa menatap kota Kairo dari lantai dua puluh dengan nyaman, saat berdiri di balkon kamarnya.

"Alhamdulillah. Selesai juga," gumamnya seraya berdiri. Berjalan menuju dapur yang lumayan luas untuknya bereksperimen tanpa chef Gemintang yang lebih berdedikasi. Gadis itu membuat segelas cokelat hangat, sebelum dibawa menuju kamarnya.

Navishe langsung menuju balkon yang menjadi spot favoritnya, sejak pindah ke apartemen ini dua hari lalu. Gadis pinky lovers itu menyempatkan untuk mengambil Sirah Nabawiyah sebagai teman membacanya. Dan sesampai di balkon, senyum itu semakin melebar ketika menyaksikan gerimis telah mengundangnya untuk menikmati aroma renjana menyerbu sukma.

"Bersyukurlah. Hujan itu rejeki. Allahumma soyyiban nafi'an." Navishe kembali terkekeh pelan. Mendudukkan tubuhnya di bangku jati yang ada di sana, seraya meletakkan Sirah dan cokelat hangat di atas meja. Melupakan sejenak tujuannya untuk membaca, sebelum memilih berdiri di pinggir balkon. Sembari mengulurkan tangannya untuk memainkan tetesan hadiah langit hari ini.

"Sayang banget orangnya gak ingat sama kamu, Vee. Andai Kak Za tahu kalau aku itu Naeera. Dia bakal bereaksi kayak gimana ya? Pasti lucu," ucapnya dengan kekehan pelan. Membayangkan wajah yang selama ini tak banyak berekspresi, akan membelalak mengetahui sesuatu yang selama ini ia sembunyikan.

Navishe mengenal Elzaid. Bahkan perkenalan resmi mereka di masa kini, hanyalah pengganti perkenalan di masa lalu. Masa dimana gadis itu masuk ke dalam kehidupan Zaid secara tiba-tiba dan menghilang jua tanpa berita. Hingga mereka terpisah dan tak saling kabar sampai waktu mempertemukan kembali keduanya. Di sini, di kota Kairo. Beratus kilometer dari negara yang memberi kenangan bagi mereka. Indonesia, negeri pertiwi yang mempesona.

• • •

Seragam merah putih, rambut panjang berkuncir sepuluh, topi kerucut yang talinya dibuat dari rafia. Dengan semua atribut itu berwarna favoritnya. Merah muda. Hingga Elneera N. Ashadiya Wiryawan itu mendapatkan julukan pinky girl, nama yang melekat padanya bahkan ketika Masa Orientasi Sekolah di SMP Al-Azhar Jakarta telah berakhir.

"Nai, itu tuh yang katanya kakak olimpiade. Banyak fans-nya loh! Namanya Kak Elzaid. Katanya sih, queen sekolah kita tahun lalu di tolak sama dia. Anaknya rajin kebangetan, pinter kebangetan, suaranya bagus kebangetan, cueknya kebangetan, tapi gantengnya juga kebangetan. Pokoknya yang banget-banget ada sama dia deh!" Informasi itu Elnaeera terima begitu saja dari sahabat baiknya, yang akan segera mendaftarkan diri di Ektrakurikuler Jurnalistik. Cocok.

Karena Trifia Andaresta ini tipikal gadis yang sangat khatam informasi. Jadi, Naeera tak pernah susah payah mencari tahu tentang informasi penting di sekolah barunya. Bahkan sampai anak-anak nerd di sekolahnya pun, Trifia tahu. Padahal mereka murid baru. Membuat Naeera hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ih Nai! Lo kok gak excited gitu sih." Trifia menoel lengan gadis cantik yang sejak tadi tak menjawab ucapannya. Naeera memilih mengamati si objek pembicaraan, yang sedang mengobrol dengan seorang wanita bersanggul, yang ia tahu merupakan Wakil Kepala Sekolah mereka.

EL [Eternal Love] ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now