14. Wanita Gampangan?

Start from the beginning
                                    

Ardha Jelek
Atsna...

DEG!

Apa lagi ini? Kenapa tiba-tiba? Jari-jariku pun langsung mengetikkan balasan untuk Mas Ardha karena aku juga penasaran kenapa tiba-tiba dia menghubungiku. Kebetulan sekali saat ini ia juga sedang online.

Ardha Jelek

Iya mas, ada apa ya?


Gimana ya na aku bingung ngomongnya ak jg gk enak sama km. Jd td Fasha tau dr temennya kalau kita td gk sengaja ktemu.

Terus?

Fasa gk suka kl kita ketemu kayak td. Jd sebaiknya kita jgn berhubungan lg. Dan tlg ya na km jgn ceritain hal ini ke mamaku. Tlg jg km gk usah temui mamaku lg. Maaf bgt atsna. Ak cm jg perasaan pacarku.

Tidak tau kenapa tiba-tiba mataku memanas membaca pesan dari Mas Ardha. Bukan karena aku masih mengharapkannya, sungguh. Tapi rasanya sakit sekali. Dia bilang jangan temui mamanya, padahal aku sudah tak pernah sekalipun berusaha menemui mamanya. Apa dia pikir aku wanita yang semudah itu?

Ardha Jelek
Na, maaf banget ya. Km pasti marah bgt sama aku

Aku sudah tak kuat lagi. Aku lemparkan asal ponselku ke kasur, lalu aku tutup wajahku dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya. Sedih sekali rasanya mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang pernah mengaku sangat menyayangi dan mencintaiku.

Ponselku berdering beberapa kali, tanda ada panggilan masuk. Namun aku sama sekali tidak ada niatan untuk mengngkat. Si penelpon pun tidak menyarah dan terus berusaha menghubungiku hingga akhirnya aku yang menyerah mengambil ponselku dan melihat nama yang tertera di sana ‘Mas Tomi’.

“Mas Tomi ngapain sih nelpon?! Nggak tau apa adeknya lagi nggak karu-karuan kayak gini,” gerutuku sembari menolak panggilan itu. Tidak lucu juga kalau aku menjawab panggilannya dengan suara parau seperti ini. Lalu aku memilih mengetikkan pesan supaya Mas Tomi tidak khawatir karena adiknya tak mengangkat panggilannya.

Mas Tomi

Knapa mas? Wa aja ya, btraiku nipis.


Dasar kebiasaan. Gimana kabar kelurga sana? Ayah sama ibu sehat kan?


Sudah menjadi rutinitas Mas Tomi menanyakan kabar orang rumah kalau menelfonku. Karena anak ayah dan ibu yang tinggalnya paling jauh adalah Mas Tomi, jadi Mas Tomi memantau keadaan ayah dan ibu yang semakin menua ini melalui aku. Maka dari itu kakakku yang satu ini sangat bersikeras jika aku kelak sudah menikah harus tetap tinggal bersama ayah dan ibu.

Mas Tomi

Alhamdulillah sehat semua

Alhamdulillah. Gmn perkembanganmu sama Irshad?

Ya nggak gmn2

Terus hubungan kalian apa?


Pesan terakhir Mas Tomi sengaja tidak aku buka karena sungguh aku sendiri juga tidak tau hubungan kami seperti apa. Aku benar-benar bingung. Masalah Mas Ardha, hubunganku dengan Mas Irshad. Semua benar-benar membuat kepalaku  sangat berat.

Aku letakkan ponselku, lalu aku duduk memeluk boneka teddy bearku sembari menerawang ke depan. Benar kata Audi, aku harus mempertegas semua ini. Ini tidak benar jika orangtua Mas Irshad ke sini seperti yang dikatakan ibu dan aku tidak tau bagaimana perasaan lelaki itu terhadapku.

Ah apa-apaan ini. Aku saja juga masih belum terlalu yakin. Tapi insyaallah pilihan orangtua adalah yang terbaik. Ibu sudah sangat menyukainya, insyaallah dia yang terbaik. Ya, semoga.

Tanganku terulur mengambil lagi ponselku. Masih tidak berniat membalas pesan Mas Tomi, aku memilih membuka whatsapp story. Hingga muncul status milik Mas Tomi.

Entah mengapa aku merasa itu sengaja ditujukan padaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah mengapa aku merasa itu sengaja ditujukan padaku. Aku juga tidak tau, ini aku yang terlalu sensitif atau apakah aku merasa menjadi wanita gampangan?

Apakah aku segampangan itu? Apa karena itu juga Mas Ardha dengan mudahnya meninggalkanku dulu?

Mas Irshad

Mas, aku pngen ngomong sesuatu yg pnting sama mas.

Yaudah ngmong aja gpp

Aku pngen ngomong langsung, tp jangan d rumah.


TBC

M A R R I E D ?  ?  ? Where stories live. Discover now