The New Things About You (2)

Mulai dari awal
                                    

"Ah, begitu rupanya," ucap Saizo menanggapi. "Namun, mengapa kau sampai jauh-jauh ke Kai hanya untuk menemuiku? Bukankah di Owari juga terdapat Ninja terkenal seperti Fujibayashi Sakuya? Atau paling tidak, Hattori Hanzo dari Mikawa."

"Nobunaga-sama sudah memberikanku kebebasan untuk belajar dari siapapun yang kumau. Lagipula, Sakuya-san dan Hanzo-san sudah mengajariku bulan lalu. Jadi, sekarang ini adalah giliranmu dan Sarutobi Sasuke-san. Sebelum nanti aku menuju Echigo untuk bertemu adikmu, ataupun melanjutkan perjalanan ke Oshu menemui Fujibayashi Genya-san."

"Kau benar-benar tamak seperti ayahmu, huh?"

Naosu menyunggingkan sudut bibir. Tak merasa tersinggung walau itu sebuah sindiran kepadanya. Toh itu memang kenyataannya. Ia memang haus akan sesuatu yang membuatnya penasaran.

"Akan ada misi baru bulan depan." Naosu meletakkan cawan tehnya terlebih dahulu. Kemudian menatap hamparan rerumputan tempat mereka tadi latihan.

"Sebuah misi rahasia untuk menumpas suku pedalaman yang diisukan akan memberontak tepat di hari ulang tahun Aiko. Dan aku sudah bosan jika harus menyamar sebagai samurai pengelana seperti misi-misiku sebelumnya."

"Jadi?"

"Kebetulan misi kali ini memang ditugaskan kepada para ninja Owari dan Mikawa. Dan aku memutuskan untuk bergabung."

Saizo terdiam. Memikirkan betapa gilanya remaja tanggung di depannya ini yang merasa bisa menguasai teknik khas milik klannya dalam waktu singkat. Bahkan ia merasa bahwa kemampuan Senzora pun masih belum sempurna walau sudah diasah sedari belia.

"Jangan sampai langit menjatuhimu, Tuan Muda." Saizo memasang wajah datar walau kini Naosu memandangnya dengan tatapan tajam. Sedetik kemudian, senyum percaya diri ia dapati dari wajah di depannya.

"Tentu saja aku sangat mengerti hal itu, Kirigakure Saizo-san."

*****

"Aiko? Apa kau sudah selesai?" tanya Ainawa ketika masuk ke dalam kamar putri bungsunya itu. Ia mendapati Aiko juga Suzuka yang tengah memilah berbagai jenis kain di depannya. Ia memang meminta kedua gadis itu untuk memilih jenis kain yang nantinya akan diubah menjadi kimono khusus untuk acara ulang tahun Aiko yang direncanakan sebulan kemudian.

"Aiko tidak tahu harus memilih yang mana, Okaa-sama. Semuanya indah." Aiko berujar seraya memperlihatkan lima kain yang berada di pangkuannya. Sang ibu hanya tersenyum sendiri.

"Suzuka sendiri apakah sudah memilih?"

"Sudah, Oba-sama. Okaa-sama juga sudah mempersiapkan kain untukku." Suzuka mengangkat kain berwarna hijau lembut. Yang tentunya akan cocok dengan kain dari ibunya.

"Aiko pilih saja yang ini," ujar Suzuka ketika zamrudnya bertemu dengan kain sewarna Sakura yang ada di pangkuan Aiko. Gadis belia itu tampak menimbang-nimbang. Kemudian, ia pun mengiyakannya.

"Okaa-sama setuju. Ini warna yang cantik untukmu, Nak." Ainawa menambahi. Ia pun mengambil kain dengan warna mawar yang lembut. Cocok menjadi haori baru untuk bungsunya itu.

"Oh ya, apakah Nao-niisama juga sudah memilih?" celetuk Aiko beberapa saat.

"Sudah. Kakakmu itu menyerahkan masalah ini kepada Okaa-sama."

"Jadi, warna apa yang Okaa-sama pilihkan?"

"Merah tua. Ia harus bisa memakai warna selain hitam," ucap Ainawa. Senyum tipis ia kulum mengingat Naosu tak bisa dipisahkan dari warna jelaga itu. Bahkan sampai menjadikan ruang kerjanya menghilang di malam hari karena warnanya yang menyatu dengan kegelapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Hiatus] Random [Author's Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang