21. Majas Sindiran

623 34 11
                                    

Hari, tanggal: Jumat, 25 Januari 2019
Pukul: 19.00 WIB
Materi: Majas Sindiran
Tutor: NisaAtfiatmico
Moderator: Afrilio
Notulis: Alfiana D. [Knight]

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Majas sindiran tidak banyak macamnya. Lumayan mudah dipelajari dan namanya juga sesuai lidah orang Indonesia.

1. Majas Ironi
Majas yang menyatakan hal sebaliknya dengan maksud menyindir seseorang.

Contoh: Oalah, Mbak. Tahu deh, kalau aku ini nggak ada apa-apanya dibanding kamu. Kamu kan pinter, sampai-sampai anak TK aja nggak paham kamu ngomong apa. Omonganmu itu juga bermutu banget. Mirip-mirip, lah sama truk sedot WC!

2. Sinisme
Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Eksplisit.

Contoh: Kok omonganmu menyebalkan, ya? Aku gila lama-lama dekat kamu. Mikir, dong ah! Rio itu nggak selingkuh sama Nurand. Dia tetep pacar Tika. Jangan suka gosip makanya!

Sinis itu sebenarnya sifat yang di adaptasi dari nama majas. Banyak dalam novel digunakan sebagai dialog tag.

Kalau ironi pakai pola diangkat lalu dibanting. Sinisme ini langsung tendang aja. Jadi tahapan sinisme itu naik. Semakin ngomong semakin tajam.

3. Sarkasme
Majas sindiran paling kasar. Majas ini tahapan kasar paling tinggi.

Conoh: Dasar goblok! Sialan! Kurang ajar! Dasar tukang fitnah! Aku minum minuman keras kemarin itu bukan alkohol, tapi es batu! Es batu itu keras juga. Makanya mikir! Otak jangan dipepetin dengkul!

Ini majas yang paling sering disalahpahami. Banyak yang berpikir pola sarkas seperti ironi. Sindiran halus namun menjatuhkan di perempat final.

Padahal kenyataannya ....
    
Kalau ada sindiran yang ending-nya kasar banget, baru itu disebut sarkas satir.  Beda lagi teori dan polanya. Tapi kalau sekadar menyindir, itu ironi bukan sarkas. Sarkas itu kalau sudah tahap mengumpat pakai bahasa awkwjsjshslajagujrpo.

4. Majas Innuendo
Namanya agak nyentrik, ya. Majas yang satu ini ternyata merupakan gaya sindir-menyindir yang dilakukan dengan cara mengecilkan fakta yang sebenarnya.

Contoh: “Jangan takut disunat, ya. Sakitnya cuma seperti digigit semut, kok.”

Bruakkakakkakak, semut ape yang gigit hingga menempuh bentuk baru?

5. Majas Satire
Mirip-mirip dengan sarkasme, tapi beda level. Majas yang satu ini cenderung menggunakan ungkapan untuk menyindir, alih-alih kata-kata kasar dan keras. Namun sindiran satire tidak main-main seperti ironi. Lebih cesspleng lah.

Contoh: “Gue curiga jiwa lo tertukar sama jiwa Mamah Dede, sejak kapan omongan lo bijak!”

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang
Menerjang
Hingga hilang pedih
Perih 

Itu juga satir.

Sarkasme: (penggunaan) kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar.

Satire: gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang; sindiran atau ejekan.

Setelah ini jangan ada yang salah kaprah lagi, ya.

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
— Sesi Tanya Jawab —
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

T: Jadi, kalau sarkasme bisa dikatakan "blak-blakan" atau benar-benar mengumpat gitu, ya, Kak Nis?

J: "Iya, pilihan lo bener. Lebih baik jadi brengsek daripada jadi banci. Karena cowok brengsek itu sebanci-bancinya banci." Cii menumpahkan kalimat satirnya bersama tatapan tajam.

Iya, mengumpat yang kasar, sampai ke mata kek ada pedes-pedesnya gitu. 😂✌

Ini misal adegannya si Cii lagi marahi Rio, nyuruh Rio berhenti membuat onar. "Berhenti mempermainkan cewek. Berhenti jadi brengsek." Akhirnya Rio jawab, "Lo bilang di dunia ini cowok cuma ada dua, kalo nggak brengseknya banci. Gue pilih jadi brengsek daripada jadi banci."

Lalu Cii jawab satire kek di atas.

Kelas Menulis TheWWG (Jilid IV)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα