Choice 1

914 76 3
                                    

Dua manusia sesama gander itu saling berhadapan satu sama lain. Aura diantara mereka tak bersahabat. Pria yang lebih pendek menatap pria yang lebih tinggi dengan amarah yang sudah memuncak sampai ke umbun-umbunnya membuat ekspesi wajahnya keras dan seolah ingin menghajar habis-habisan pria dihadapannya ini. Sementara itu pria yang lebih tinggi hanya membalasnya dengan tatapan cuek cenderung meremehkan. Dia sangat yakin pria yang lebih pendek ini tidak akan berani menghajarnya karena konsekuensi yang harus dia tanggung jika membuatnya babak belur nanti.

Pokok permasalahan yang membuat kedua pria ini bersitegang adalah sosok pria manis yang sedang mendapatkan perawatan di dalam ruang medis yang berjarak beberapa meter dari tempat mereka berdiri saat ini. Mereka adalah Marcus dan Lee Yong Dae, dua pria yang sedang bertarung untuk memenangkan hati seorang pria bernama Kevin. Keduanya langsung diusir oleh para medis dari ruang medis setelah mendapati keduanya saling melempar tatapan membunuh.

"Stay away from him, don't bother him anymore. Kevin is mine." Desis Marcus, sorot matanya mengancam.

Alih-alih merasa ngeri, Lee Yong Dae justru tertawa, jenis tawa yang meremehkan membuat tingkat kejengkelan Marcus bertambah. "I can also say the same thing as you, Gideon. Kevin not your's, he is mine."

Ada satu ide yang melintas dipikiran Marcus, sederhana tapi bisa langsung menghujam seperti peluru. Marcus menarik sudut bibirnya, membentuk seringaian yang menjengkelkan dimata Lee Yong Dae. Jika ini akan membuat Lee Yong Dae mundur dia akan mencobanya. "I tell you, we even had sex last day."

Lee Yong Dae tampak terpukul mendengarnya. Dalam hati Marcus tersenyum penuh kemenangan, sepertinya cara ini akan berhasil menjauhkan Lee Yong Dae dari Kevin.

"So before you get far away for loving him it's better for you to retreat ragularly."

Setelah mengatakan itu Marcus pergi meninggalkan Lee Yong Dae dengan segala pertanyaan dalam kepalanya.

.

"Auch."

Kevin memekik saat Marcus membantingnya ke atas ranjang. Tatapan Marcus yang masih diliputi api cemburu membuat Kevin meringis ngeri. Usai ia mendapatkan perawatan dikakinya, Marcus yang menemaninya sampai ke hotel, mereka menaiki mobil jemputan sampai di depan hotel kemudian Marcus menggendongnya, sampai di kamar mereka setelah Rian pulang ke indonesia.

Kevin segera duduk dan bergerak mundur menjauh dari Marcus. Dia tidak pernah melihat Marcus seperti ini, ini bukan Marcus. Dia sangat menyeramkan seperti psikopat yang menatap korbannya.

"Ko?"

Melihat wajah ketakutan Kevin, Marcus memejamkan mata, pria itu lalu mengusap wajahnya mencoba memedamkan amarahnya mencoba mengingatkan dirinya sendiri, kalau ingin melampiaskan amarahnya, bukan Kevin orang yang ia tuju, melainkan pria korea itu.

Marcus membuka matanya lagi, api amarahnya sudah sedikit padam. Dia melembutkan wajahnya saat menatap Kevin.

"Maafin Koko dek." Marcus mendekati Kevin membuat pemuda yang lebih muda itu semakin menegang, "koko buat kamu takut ya? Sstt, Koko nggak akan menyakiti kamu kok. Kevin jangan takut."

Marcus mengusap lembut kening Kevin lalu menciumnya. Ingatan saat dia melihat Lee Yong Dae mengecup Kevin ditempat yang sama berkelebat dikepalanya. Hatinya merasa terbakar lagi. Marcus memejamkan mata, dia tidak ingin menatap Kevin seperti tadi dan membuat Kevin takut padanya lagi. Marcus memilih bangkit dan mengambilkan smartphone milik Kevin dari tas raketnya lalu memberikannya pada Kevin.

"Koko mau mandi dulu yah. Kevin disini aja yah main game." Katanya seperti berbicara pada anak kecil agar menurut dan tidak nakal. Sekali lagi dikecupnya kening Kevin sebelum beranjak pergi ke kamar mandi.

HELLO, BOYWhere stories live. Discover now