5 - Ajakan Makan Malam

29.2K 3.3K 44
                                    

Bunga dan wanita memiliki beberapa kesamaan, salah satunya mereka sama-sama nggak pandai menyembunyikan perasaan.

Ilyas

.

.

Senyuman lebar menghiasi wajah Joyvika sesaat setelah fashion show selesai digelar. Ia sangat puas dengan pagelaran kali ini. Dari tempatnya berdiri wanita itu dapat melihat wajah-wajah yang tidak asing di dunia fesyen dan hiburan. Banyak juga temannya yang datang dan berebut memberikan ucapan selamat. Mereka mengagumi baju-baju yang dirancang oleh Joyvika dan Kamila.

"Serius deh Joy, gila! Gue udah order lima kalau nggak salah! Yang limited edition semua lagi," kata Shalom saat memeluk Joyvika.

Ia terkekeh. "Nggak apa-apa, suami lo kaya, Shal."

"Kalau gue belum nikah ya, itu gaun mau gue beli buat acara kawinan gue!" kata Shalom sedikit kesal.

"Beli ajalah buat photoshoot. Kan banyak tuh yang tiap bulan pemotretan sama gengnya lah, suami lah, keluarga lah," sahut Joyvika tertawa geli. Ia heran dengan para selebriti yang hobi sekali melakukan pemotretan pribadi. Buat apa coba?

"Emang gue kurang kerjaan apa!"

Acara selanjutnya adalah after party yang hanya diikuti oleh orang-orang yang memiliki undangan khusus. Jadi, dapat dipastikan yang ada pada ruangan ini adalah orang-orang yang Joyvika kenal, ya ... paling tidak ia tahu wajahnya walaupun lupa namanya. Para tamu menikmati pesta dengan live music jaz, dan makanan berkelas yang sudah dihidangkan. Saat ia akan berkeliling untuk bertemu dengan para tamu yang lain, matanya menangkap sosok pria yang kehadirannya sangat mengganggu wanita itu.

Ilyas Dhinendra.

Lelaki itu menggunakan setelan jas hitam yang tidak dikancingkan, sedang asyik mengobrol dengan Kesha, salah seorang model runway di pagelarannya. Joyvika terpaku di tempat mengamati setiap gerak-gerik lelaki itu. Ia tidak ingat mengundang Ilyas ke after party, tapi kenapa dia ada di sini? Saat fokusnya kembali pada Ilyas, lelaki itu tampak memeluk Kesha dan mencium kedua pipinya. Mereka tampak sangat akrab. Bahkan, Ilyas memberikan sebuket bunga tulip pada perempuan itu.

Dia emang orangnya sok akrab gitu atau gimana? Kenapa nggak nyamperin pacarnya dulu?

Dari sudut mata Joyvika ia melihat Rachel, menghampiri Ilyas dengan senyum lebarnya. Sudah ada dua orang yang tidak diinginkan Joyvika hadir ada di sini. Mereka tampak mengobrol santai, tapi tidak ada pelukan, ciuman, dan bunga. Why? Wanita itu menyadari lelaki yang setia di belakang Ilyas, membawa dua buket bunga tadi, adalah asisten pribadi lelaki itu. Masih ada satu buket besar mawar merah -lebih besar dari buket tulip yang diterima Kesha, yang kini sudah berpindah tangan pada Ilyas.

"Joy!" Ia menoleh saat merasakan bahunya ditepuk. "Ngelamun aja. Itu ada Tante Julia, ayo temuin."

Joyvika tersenyum canggung pada Kamila, lalu mengikuti bibinya untuk bertemu Julia, sahabat ibunya. "Tante, siapa yang ngundang Ilyas ke after party?"

"Tante yang ngundang, masa fotografer projek ini nggak kamu undang, lucu lah!" tukas Kamila.

Joyvika mengucapkan terima kasih pada Julia setelah sampai ke mejanya. Ia sangat senang atas kehadiran sahabat ibunya, yang merupakan salah satu desainer panutannya. Mereka bertiga lalu duduk, berbasa-basi saling menanyai kabar. Di tengah-tengah pembicaraan, tiba-tiba Julia menyentuh pipi Joyvika, membuat wanita itu terkejut.

"Kenapa Tante?"

"Kamu itu cantik banget. Tante kira bakal lihat calonmu hari ini, ternyata masih aja sendiri." Julia menghela napas.

JOYVIKA [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang