02. pertemuan menyebalkan

Mulai dari awal
                                    

Sial. Feira pernah melakukan hal yang serupa bersama Daniel dulu.

Feira lantas tersenyum miris menatap pemandangan tersebut, dadanya mulai terasa sesak, air matanya pun sempat akan keluar jika saja ia tidak buru-buru menengadah, menahannya agar tidak terjatuh sebelum ketiga sahabatnya melihatnya. Faktualnya, rasa yang ia miliki untuk Daniel masih nyata adanya,  kini Feira sangat merindukan sosok tersebut, juga kenangan-kenangan bersamanya.

"Ra, lo kenapa?" tanya Amanda tiba-tiba ketika berhasil menangkap raut murung Feira, apalagi kedua mata gadis tersebut tampak berkaca-kaca.

Feira buru-buru memasang senyuman paksa, menggeleng pelan sembari mengedipkan kedua matanya beberapa kali dengan beralibi, "Ah, mata Ira kelilipan, perih. Ira mau ke toilet dulu bentar."

Tanpa mendengarkan persetujuan ketiga temannya terlebih dulu, Feira sontak segera mengambil langkah besar ke arah toilet dengan begitu cepat. Ia bahkan beberapa kali tak sengaja menabrak orang-orang yang berlalu lalang hendak mengantre memesan jajanan, karena gadis tersebut berjalan dengan kepala menunduk. Sampai ketika Feira berposisi didekat pintu gerbang kantin, tiba-tiba ada seseorang yang menahan pergelangan tangannya. Membuat Feira menghentikan gerak kakinya, membalikkan tubuh, serta-merta mendongak menatap sosok tersebut.

Betapa terkejutnya Feira tatkala mengetahui bahwa orang yang tengah berdiri dihadapannya saat ini adalah Daniel.

"Hai, mantan."

Sial. Feira membeku di tempat, menatap lelaki tinggi itu tanpa berkedip. Namun, dadanya mulai terasa bergemuruh hebat, kepalanya baru saja terasa seperti ditimpa berton-ton besi yang berkarat. Sehingga, membuatnya menjadi pening dan tak tahu harus bersikap seperti apa di depan Daniel. Well, ini pertama kalinya mereka bertemu setelah insiden menyakitkan itu terjadi.

Ingin rasanya Feira segera memeluk raga pemuda tersebut dengan begitu erat, sembari mengatakan jikalau Feira amat merindukannya. Apalagi ketika melihat Daniel tersenyum manis kepadanya seraya bertanya, "Do You miss me?"

Of course! Feira menahan napasnya sejenak tanpa alasan saat masih menatap sosok itu.

Karena tidak ada balasan apa pun dari lawan bicaranya dan hanya disuguhi tatapan kosong, Daniel serta-merta melanjutkan, "Ah, kayaknya enggak, deh. Lo pasti lebih kangen sama Oppa Korea lo itu, 'kan? Jadi, gimana? Kalian udah jadian?"

Well, Daniel tampaknya mulai memancing pertengkaran. Jika sudah seperti itu, kerinduan yang dirasakan Feira perlahan mulai terkikis dan digantikan oleh rasa kekesalan. Apalagi, setelah mendengar pemuda tersebut memanggilnya dengan sebutan 'lo'. Sebelumnya Daniel tidak pernah mengatakannya sekali pun, karena pemuda tersebut sebenarnya merupakan tipikal lelaki yang romantis. Tapi, apalah daya jika keadaannya telah berubah, sikap Daniel pun tak semanis dulu. Mau tak mau Feira harus menerimanya dengan lapang dada.

Feira serta-merta mengembuskan napasnya berat. Jika Daniel terus bersikap menyebalkan seperti ini, maka ia pun harus bisa melawannya. Feira tidak boleh bersikap lemah, tidak boleh terlihat menyedihkan, agar Daniel tidak besar kepala. Feira ingin membuktikan jikalau dia kuat, dia bisa tanpa Daniel.

Maka dari itu, setelah berhasil menata kembali pikirannya yang berantakan, mengambil alih kesadarannya secara mutlak, Feira sontak berdeham sejenak sebelum akhirnya benar-benar membalas dengan keberanian yang dipaksakan, "Maaf, siapa, ya? Emangnya kita saling kenal?"

Tentu saja setelah mendengar pertanyaan konyol tersebut membuat Daniel dibuat tertawa puas. Bukan tanpa alasan, karena ini kali pertama Daniel melihat sisi lain Feira yang berlagak angkuh seperti barusan. Baiklah, Daniel merasa tertantang sekarang. Lantas, setelah memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana, Daniel serta-merta mengambil langkah lebih mendekat dengan perlahan, membuat Feira reflek mundur hingga menabrak tembok yang berada di belakangnya. Daniel pun membalas, "Lucu ya, efek dari putus hampir seminggu langsung lupa ingatan."

"Emangnya lo pantas diingat, ya?"

Daniel tertawa lagi, kali ini jauh lebih keras. "Iya, lah. Gue 'kan mantan terindah lo."

Feira berdecih sebal. "Pede banget. Mantan mana ada yang terindah. Kalau indah, gak mungkin jadi mantan. Lagian, siapa juga yang punya mantan kayak lo?"

Daniel tersenyum miring. Ini semakin menarik menurutnya. "Lo kalau ngomong lain di mulut lain di hati, ya?"

Kedua alis Feira nyaris bertautan, tentu saja ia merasa bingung. "Maksud lo?"

"Kemarin-kemarin lo nangis kejer seminggu setelah gue putusin. Sekarang giliran ketemu gue lagi, lo sok jual mahal."

Tentu saja Feira dibuat sangat terkejut mendengar penjelasan yang sepenuhnya tak benar itu. Well, dia memang sempat menangis untuk beberapa saat, namun tak seminggu lamanya. Memangnya Daniel mendapat berita hoax itu dari mana? Jika Daniel memercayainya, pasti pemuda tersebut sekarang merasa puas dan besar kepala. Maka dari itu, Feira pun segera menentangnya dengan nada tinggi, "Apaan sih lo? Sok tau bang─"

Ucapan Feira terputus begitu saja karena secara tiba-tiba wajah Daniel perlahan mulai mendekat ke arahnya, yang kemudian berhenti didekat telinganya. Sehingga, membuat Feira harus menahan napasnya sejenak. Pemuda itu arkian mulai membisikkan sesuatu hal yang membuat emosi Feira memuncak sampai ke ubun-ubun untuk seketika. "Lo sok jual mahal, tapi masih aja kalah mahalnya sama cabe di pasar."

Feira melotot tak terima mendengar ucapan Daniel yang membandingkan dirinya dengan cabe di pasar. Feira sungguh tak habis pikir dengan Daniel, jika Daniel menilai dirinya seperti cabai, lalu mengapa dia mau berpacaran dengan Feira?

Dengan perasaan jengkel, Feira sontak segera menginjak sebelah kaki Daniel dengan sangat kuat sebagai balasan atas apa yang telah Daniel katakan padanya. Sehingga, membuat pemuda tersebut reflek berteriak kesakitan sembari memegangi sebelah kakinya. "Aw!"

Semua penghuni kantin lantas dibuat menoleh secara bersamaan ke arah mereka, termasuk ketiga sahabat Feira. Tetapi, dengan cueknya gadis itu mulai berjalan meninggalkan Daniel yang masih meringis di tempatnya seraya mengumpatinya pelan. "Dasar mantan sialan!" <>

Profitable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang