Aku stater motorku dan segera pulang menuju rumah, cuaca yang tadi cerah tiba-tiba berubah agak mendung. 15 menit kemudian kami pun sampai.

" diyaaahh, kesini nduk iki belanja'ane leboke ya " ummi memanggil mbak diyah yang sedang santai di depan pondok putri.

" Njeh buk, belanjane katah sanget, pantes teng pekene wangsule dangu " kata mbk diyah sembari mententeng beberapa belanjaan

" Dangu ora masalah belanjane, tapi mau motore macet, Alhamdulillah ana wong ngiwangi mau "

" Oh ngoten "

Lalu mbak diyah memasukan belanjaan kami ke dapur ndalem. Aku dan ummi berjalan di belakang mbak diyah.

" Oalah khil, untunge ana wong ngiwangi ya "

" Hehe, njeh ummi. Mi ngertos mboten, niku wau kang fatih mi "

" Ha ? Oalah pantes wae. Aku ya mbaten, ket mau guya guyu wae. Hmm ngono to. Mau kok gak kondo ummi "

" Isin aku mi, lagian kulo wau geh gugup enten tiyange teng mriku. "

" Tak kondo abah yo, gen di sikum sekalian " kata ummi tersenyum

" Halah halah, ummi to ngoten. Ampun riyen ummi " rengekku padanya. Tapi aku tahu kalau ummi sebenarnya bercanda

Mbak diyah hanya tersenyum melihat sikapku yang salah tingkah dengan candaan umi.

________

Hari sudah malam waktu menunjukan pukul 10:11, setelah semua kegiatan usai aku bersiap untuk tidur. Tumben aku sangat ngantuk sekali saat jam segini tak seperti biasanya. Kadang sampai jam 11 aku masih terjaga. Baru sedetik kupejamkan mata. Nada pesan wa masuk ke hpku.

" Dek khilna ☺️ "

" Apa kang, kok senyum-senyum "

" Tadi ibuk gimana? "

" Apanya yang gimana? "

" Reaksi beliau saat di rumah ketika tadi melihatku "

" Biasa aja sih kang, kan ummi gak tahu kalau smpean kang fatih. Tapi akhire tak kasih tau juga "

" Responnya dek? "

" Biasa kok, gak nglarang . Cuman aku di suruh ati-ati aja, udah ya kang. Aku ngantuk 😪 "

" Ya udah sana tidur. Tapi salam dulu ya "

" Iyaa, wassalamualaikum "

" Walaikumsalam khilna 😁😀 "

Aku berhenti sejenak, sebenarnya masih ingin chat denganya.

" Kenapa masih on dek, katanya mau off "

" Iyaa "

" Tuh masih online , sana cepet tidur "

" Iya iyaaa 😁😁"

Lalu Aku matikan data seluler dan langsung tidur.

*****

Hari berganti, minggu berganti, dan bulan pun berganti. Sudah 11 bulan sejak pertemuanku dengan kang fatih. Dalam masa itu kang fatih masih tetap menghiasi hari-hariku. Hubungan kami kian dekat. Ummi sepertinya tidak terlalu melarang hubungan kami. Tapi dia masih selalu menyarankan untuk hati - hati dalam hal perasaan. Ummi tak melarangku saling chat ataupun sekedar smsan. Ummi melarang hanya jika kami bertemu seperti yang lalu. Dalam fikirku aku merasa akan ada harapan untuk kami bisa bersatu nanti.

Pagi ini seperti biasa sehabis menunaikan sholat dzuha, aku teruskan kegiatanku membuka mushaf dan mengulang hafalanku. Selang beberapa menit aku melihat ummi dan abah berpakaian rapi ,sepertinya ummi dan abah akan pergi. Kebetulan saja aku sedang ada di ruang keluarga.

" Abah ummi , badhe tindak pundi "

" Iki abahmu meh ngurus berkas. Tahun iki abah mlampah haji nduk " kata ummi menjelaskan

" Hmm ngoten " aku mengangguk tanda aku faham, abah mendaftar haji hampir 10 tahun yang lalu. Kini dengan penantian yang sabar akhirnya abah bisa berangkat. Aku sangat bangga padanya.

" Mengko bakale , slametan hajine abah dibarengke karo khatamanmu sisan nduk. Gen sekalian khataman pondok "

" Oh njeh ummi "

" Oh iya buk'e. Kyai anshori meh tak undang sisan pas slametan. Kersane ngajak gus khilmi sekalian " kata abbah dengan senyuman yang dia tujukan padaku.

" Hehe sae niku bah " ummi pun juga sama tersenyum padaku.

" Podo guyu nopo to "

Aku termenung, mengartikan senyuman mereka. Aku sedikit faham, setiap kali kami membahas kyai anshori, selalu expresi yang sama ditunjukkan padaku. Apa aku akan di jodohkan dengan gus khilmi nanti. Aku tak berani bertanya pada mereka. Bagaimana jika aku bertanya jawabanya adalah iya. Aku memutuskan untuk pura- pura tidak tahu dan berusaha acuh dengan hal itu.

" Ya wes kono teruske ngajine " suruh ummi

" Njeh ummi "

Aku salim pada mereka dan kembali pada alqur'anku. Di depan mushaf Aku terdiam , karena memikirkan tingkah abah dan ummi tadi, aku sudah tidak bisa konsentrasi lagi sekarang. Apakah benar aku akan dijodohkan dengan gus khilmi. Aku benar-benar takut membayangkan jika itu benar- benar terjadi nanti.


#bersambung

Cinta Seorang NingWhere stories live. Discover now