Part 2

2.9K 70 6
                                    

***

Gerbang pintu sekolah seakan gerbang istana menyambut tuan putri dengan satu pengawal yang siap menanti, suara burung membunyarkan khayalanku, kuperhatikan dari seberang jalan ternyata bukan pengawal yang menanti malainkan Guru Bk yang seakan akan ingin menerkamku.

"Guru Bk udah ngetem, siap-siap dapat reward nih"grutuku dalam hati

"stop !, rajin sekali klina jam segini baru nyampe yang lain udah pada Apel Pagi" ucap Guru Bk yang ganteng bak artis ngetop, yang hobi bicara dengan majas ironi alias nyindir halus

"E..... Anu pak, wau antri kamar mandine seng lama pak " belum selesi ngomong

"Anu-Anu , jangan banyak alesan, sebagai sanksinya kamu harus bersihin halaman dulu"dengan nada yang keras

"baik pak " nada kerasnya membuat suasana hatiku menjadi badmood

"Hitung-itung buat olahraga pagi"nggunyamku dalam hati

Dengan langkah cepat kuparkirkan montor setiaku, lalu berjalan menuju gudang sekolah mengambil sapu, tidak seperti biasanya sapu di gudang habis, kulanjutkan langkahku menuju halaman sekolah

"khilna kamu juga telat" tanya lina, sahabatku yang pertama paling cerewet dan humoris diantara kami ber 4

"iya nih lin, akhir-akhir ini aku sering telat "jawabku

"Lah kok iso"tanya lina dengan setengah menyerngitkan dahi

"Kamar mandi dalem lagi di perbaiki, dadine nunut kamar mandi santri disik" jelasku pada lina

"Oalah pantes, mau ya smpean langsung adus nok omahku"ledek lina padaku

"Rumahmu kan jauuhhhhh, La ya tambah telat, aku ngko lin-lin"jawabku

"Hehehhe, yawes nok kelas yuk lin"ajak lina

"Aku durung nyapu"jelasku

"Wes resik kabeh, mau sing telat akih"

"wah, beruntung nih aku, rejeki anak solekhah"

Mendengar jawabanku lina tertawa cekikikan sambil menggandeng tanganku menuju ke ruang kelas utuk mengikuti pelajaran.

***

Lonceng berbunyi memecah keheningan pelajaran yang membosankan, tak terasa jam istirahat tiba, semua siswa berhamburan sebagian ke kantin, ada yang hanya sekedar ngrumpi dan aku lebih memilih tetap di kelas ngerjain tugas dari my theacher,

"khil.... " suara Rere, sambil menoleh kebelakang bangku

"eh iya re" dan ini rere sahabatku yang kedua paling pengertian, jujur,cantik

"jajan yuk... cacing-cacingku udah pada joget nih"

"duluan aja deh re, aku lagi males ke kantin"

"oh ya udah, yakin gk mau nitip apa gitu?" tanya Rere dengan gaya kemayu khas anak desa

"ih kamu baik deh, es teh satu ya re... bilang ke buk kantin jangan manis-manis Karna manisnya udah di kamu"

"dasar kamu khil, pinter gombal" tangannya menyentil pipiku.

"kan gurunya kamu " sautku

"Wes ojo banter-banter, nak krungu liyane"

"Siap, rere yang baik hati tidak sombong dan rajin menabung"

"Hahhaha, makasihh"sambil berjalan meninggalkan aku yang tetap duduk di bangku kelas

Tugas telah usai kukerjakan, rasa bosan mulai menghampiri terbesit fikiran untuk membuka akun fb,Karna ummi belum ngasih aku hp, takut ganggu pelajaranku, jadi hanya di sekolahlah baru bisa pegang hp alias pinjem temen

"Yani cantik.... sahabatku terunyuk-unyuk" nada ngrayu

"Pumpung hpku udah nganggur" menyodorkan hp yang sedang di genggamnya

"kok tahu, kan aku blum bilang" senyum nyengir menghiasi wajahku

"tahu dong, kita kan sehati" jawab yani, dan ini yang terahir yani, dia baik hati, jujur dan kadang usil

"makasih my bestfriend" kupeluk erat badannya layaknya kupeluk boneka pandaku

"buku mu mana klihna" tangannya sibuk mencari di laci mejaku

" durung garap pr mesti ki " tebakku

"Retinan men sampean ki "

"Cuma nebak aku yan, smpean nak bengi ki lahopo tho ya"tanyaku

"Ketemper setan kotak aku khil" jawabnya dengan santai

"Wah bahaya wi, jaluk di rukyah ki kudune" sautku

"Hahhaha, setan kotak'e genti kok sileh nok khil" sambil menunjuk ke ponselnya

"Oalah"jawabku

"Khilna aku meh cerita,aku kan punya 2 akun "ucap yani

"Terus"jawabku

"Sek tho, rungokne sek"

"Hehehhe iya, lanjutkan yan"

"Akunku yang pertama tak pasang poto profil ndak pake jilbab dan yang kedua pake jilbab, yang aku heran ya khil, kok yang pake jilbab sepi seng like dan comen cuma sedikit , beda adoh karo seng gak pake jilbab seng like khil sampai 100 seng komen ya akih tapi umume lanang, la kui kenapa ya khil"

"Gini ya yan, malunya seorang muslimah itu sebagian dari iman,,dan islam itu sangat menjaga sekali kehormatan wanita karena itu di dalam alquran dijelaskan tentang perintah berhijab.

Allah Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab: 59)

Lagian kalo gak berhijab hanya mengundang syahwat

Kadang yang sudah berjilbab pun, jika orangnya cantik tetep di modusi, Makane lebih baik jangan pasang potho profil di medsos atau unggah foto gitu, Photo profilnya ganti kartun muslimah aja yan, dan lebih baik foto yang enggak pake jilbab dihapus aja ya? Dan kalo misal gak hapus foto yang gak pake jilbab,,itu akan jadi dosa jariyah yan." Terangku bagaikan seorang ustadzah

"Ouh gitu ya khil, makasih ya

Beruntunge aku, punya sahabat yang pinter,cantik, rajin, putri pak kiai pula"

"Astaghfirullah, pujianmu iso dadikne aku sombong yan,

Wes ndang di nulis yan"

"Siap lin" memberi 2 jempol

Aku berniat membuka akun facebooku seperti biasanya sekedar berniat melihat kabar beranda

Sebenarnya facebook bagiku hanya untuk hiburan saja, aku tidak terlalu sering membuka media sosial ini.

Selain memang aku blum pegang hp sendiri

Aku juga tidak terlalu menyukai..

Iseng iseng saja, sekedar melihat status temen-teman yg kadang konyol dan lucu.

Setelah aku login akunku

Aku lihat ada notif pesan masuk

Dg akun bernama

Muhamad Alfatih

Siapakah lelaki ini aku memang tidak mengenalnya..


#bersambung

#jangan bosen bacanya ya


Cinta Seorang NingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang