3

21 6 0
                                    

"Tunggu."

Orang itu mengangkat tangan kanannya, mengarahkan telapak ke wajah Nera kemudian bergumam pelan.

Gadis itu merasakan dingin dari ujung hidung sampai belakang kepala. Dan ia tidak lagi mengantuk. Beberapa kali Nera mengerjapkan mata sampai dinginnya menghilang.

"Sudah sadar?" tanya orang tersebut. Netranya memancarkan kekhawatiran yang tak disebut. "Kalau kau jatuh aku tidak bisa membantu."

"Kau tidak tahu suara kepakan sayap peri hutan Blazton memiliki sifat seperti gas tidur?"

"Di sini berbahaya, kau tidak tahu?"

"Lagipula kenapa kau bisa datang ke sini? Bukannya tempat ini--"

Dibanjiri pertanyaan seperti kereta tak berujung, Nera berteriak, "Berisik! Tanya satu-satu!"

"Ma--maaf ...."

Nera mengembuskan napas lelah. Lelaki itu seperti temannya yang meminta cerita saat Nera mengalami kejadian seru. Menjengkelkan tapi lucu juga.

Orang itu diam-diam melirik Nera. Masih mengharapkan jawaban gadis tersebut. Nera berdecak lalu membalas, "Begini, aku tak tahu peri apalah itu bisa membuat orang tertidur, aku tak tahu tempat ini berbahaya--bahkan aku tidak tahu di mana diriku sekarang." Sudah berapa banyak kata tidak ia sebutkan.

Ia bergeming, menatap Nera tidak percaya. "Kau tahu ini?" Orang itu memetik sebuah bunga yang tadi selalu dipandangnya, menunjukkan itu pada Nera. Bunga tersebut berwarna kuning dengan sentuhan merah muda di ujung masing-masing mahkota. Cantik, sayang sekali berukuran kecil.

Nera menggeleng, tentu saja.

"Igavesti," sebutnya, "selamanya."

"Maaf?" Sang gadis memiringkan kepala.

Orang itu tersenyum kecil. "Mungkin kita ditakdirkan."

"Uh, maksudnya?"

"Untuk bertemu selamanya." Suara bak embusan angin menggetarkan hati seorang gadis.

[\|/]

Nera baru tahu orang itu seorang pemuda. Poninya menutupi mata kanan dan gaya rambutnya seperti rambut teman perempuan Nera sehingga ia mengira gadis, tetapi kalau dilihat dari suaranya, tidak mungkin ia seorang gadis.

Namanya Gilvert. Tak disangka bertubuh lebih tinggi dari Nera. Ia mengenakan kaos abu dan celana cokelat selutut, tanpa alas kaki. Rambut hitam menegaskan iris ungu Gilvert. Ia memiliki tahi lalat di bawah mata kiri. Wajahnya lumayan, bisa dibilang tampan--jantung Nera membuktikan itu.

Kalau dilihat-lihat, matanya tidak segelap tadi, ada jiwa di sana.

Entah sudah berapa lama mereka di sana, langit menggelap selama matahari makin turun. Tangan pucat sang pemuda terulur pada sang gadis.

"Ayo," ajak Gilvert. "Kita ke rumah."

Segera Nera menyambut tangan Gilvert. Ia menarik Nera sampai gadis itu bangun dari duduk.

Setelah membersihkan rok, pita merah yang menggantung di rambut cokelat Nera jatuh. Ia memungut lalu menjepit sejumput rambut dekat poni.

Mereka berjalan memasuki hutan. Sunyi, tidak ada bunyi gesekan daun ataupun jangkrik. Hanya suara kaki menginjak dedaunan kering. Sedikit canggung tetapi tidak secanggung saat pertama kali mereka bertemu. Tak lama setelahnya Gilvert berbelok dari jalan setapak dan Nera mengekor. Beberapa langkah berjalan, mereka menemukan pagar kayu sepinggang.

Dengan santai Gilvert melompati benda tersebut. Ia menengok ke belakang, membuat gestur tangan mengajak. Ragu-ragu Nera menginjak kayu mendatar yang terpaku pada pagar lalu melangkahi ujung tajam pagar. Ia bersyukur ia memakai stocking hitam hari ini.

Tempat di balik pagar tidak memiliki pohon-pohon sangat tinggi, melainkan beberapa pohon berbuah juga pertanian kecil. Ada rumah-rumah dari kayu juga beberapa anak kecil bermain bola.

"Akan kutunjukkan rumahku," sang pemuda menarik lengan Nera dengan lembut.

[\|/]

Aku kembali.

Hai! Aku Revenisse. Panggil saja Rev atau Eve, Dan tentunya bukan thor.

Baru-baru ini aku menemukan situs avatar maker lalu aku membuat visualisasi Nera dan Gilvert.

Gilvert

Gilvert

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Nera

Sampai bertemu lagi!

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Sampai bertemu lagi!

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Feb 21, 2019 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

RainHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin