PROLOG

125 21 0
                                    

"Mengenai masa lalu, aku mengerti dua hal. Ada yang sepantasnya dikenang dan ada yang begitu saja dibiarkan, namun tidak untuk dilupakan." - Kayla Jovianne Edrea


Hujan pagi ini sedikit bersahabat dengan keadaan Kayla yang sedang ingin di rumah saja untuk mengistirahatkan diri dari padatnya jadwal kuliah yang sedang ia tempuh di semester 3 ini. Ditemani secangkir coklat hangat favoritnya, ia memilih bersantai di teras rumah sembari menikmati aroma pagi yang masih begitu segar diciuman. Sesekali menyapa tetangga yang lewat, ia begitu menikmati momen-momen ketika libur kuliah seperti ini. Rasanya begitu bebas walau tak benar-benar lepas, walau hanya sejenak.

Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi, Kayla yang sudah bersih-bersih rumah sekaligus membuat sarapan untuk dirinya dan sang kakak, merasa lega karena hari ini ia berencana untuk bernostalgia dengan buku hariannya semasa duduk di bangku SMP. Masa-masa dimana ia merasa menjalani kisah cinta yang rumit dan tak berujung, bahkan sampai sekarang.

DIARY,
KAYLA JOVIANNE EDREA

Setidaknya, itulah tulisan yang pertama kali terbaca pada sampul depan buku harian Kayla yang sedikit ditambah hiasan dua gambar bunga anyelir warna merah dan putih bergaris merah diujung tepinya. Dengan warna dasar ungu pudar, buku ini terlihat khas seperti milik anak-anak yang mulai beranjak remaja pada umumnya. Terlihat dihias sedemikian rupa dengan manik seadanya dan beberapa warna yang tidak selaras.

"Astaga, kusam banget depannya," guman Kayla sembari mengusap-usap sampul buku dengan tisu. "Perasaan pas nemu di gudang ada di dalem kardus, deh."

Setelah membersihkan debu pada sampul buku, Kayla langsung membuka halaman pertama yang berisi biodata dirinya dan dua buah pas photo masa TK dan SD yang ia tempelkan di dekat tulisan. Di sana, juga ada sebuah tulisan yang lebih mirip quotes berada di bagian paling bawah sebelum coretan tanda tangan miliknya digoreskan.

"Ketika cinta datang tanpa alasan, maka bersiaplah untuk menerima segala rindu tanpa balasan." Guman Kayla membaca quotes itu dengan senyum tipis tercetak di bibirnya.

Begitulah adanya, kalimat yang dituliskan olehnya 6 tahun lalu di halaman awal buku harian untuk kisahnya selama masa SMP. Kalimat yang mengawali lika-liku cerita cintanya di masa remaja yang labil dan kehidupan seorang remaja yang penuh tantangan baru. Berporos pada seseorang yang membuatnya jatuh cinta di pertemuan ketiga dengan sorot mata teduh di bawah langit biru yang cerah, di situlah episode-episode mendebarkan dimulai tanpa peduli bagaimana akhirnya.

Dengan segala rasa yang dulu pernah membuatnya tersenyum hingga menangis, Kayla kembali membuka lembar kedua yang menjadi bab pertama dari kisahnya.



Selasa, 19 Desember 2023

LANGIT (Versi Baru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang