Lily tidak dapat menahan senyumannya mendengar pertanyaan itu. "Itu adalah satu-satunya foto ia tersenyum yang aku dapatkan dengan susah payah. Ester memang jarang tersenyum. Tapi bukan berarti ia tidak pernah tersenyum. Aku juga tidak tahu mengapa ia seperti itu. Tetapi sifatnya memang sepertiku dan juga Dante. Ia menuruni sikap dingin kami. Gadis itu tidak suka dipuji cantik, ia juga tidak suka dekat dengan siapapun. Tapi percayalah, itu hanya topeng. Gadis itu sangat pemalu, jadi ia menutupi kegugupannya dengan kata-kata nya yang tajam. Atau dengan tatapannya yang dingin seperti Dante." ujar Lily tersenyum

"Dia mungkin terlihat dewasa sebelum waktunya. Tapi ia masih tetap gadis kecil 8 tahun." tambah Lily lagi lalu meninggalkan Xavier yang terpaku dengan kata-kata terakhir yang diucapkan Lily.

Xavier kembali menatap gambar Ester tadi. "Gadis kecil delapan tahun." ujar pria itu terkekeh dengan ekspresinya yang terlihat kesal.

Setelah meletakkan kembali figura itu Xavier berjalan keluar dari rumah itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah meletakkan kembali figura itu Xavier berjalan keluar dari rumah itu. Ia menghela nafasnya menatap datar di depannya. Pria itu menoleh ke samping dan menemukan gadis yang baru saja ia bicarakan tadi tengah berbaring di atas rumput. Langkah kaki Xavier yang mendekati gadis itu membuat mata biru yang cantik miliknya terbuka menyadari kedatangan seseorang. Tapi gadis itu kembali menutup matanya saat ia menyadari langkah kaki siapa itu.

Gadis itu mengahafal langkah kakinya. Pikir Xavier membuat pria itu menyeringai.

"Gadis kecil yang jelek." panggil Xavier membuat Ester membuka kembali.

"Aku pergi dulu. Sampai jumpa lain kali." pamit Xavier lalu berjalan meninggalkan Ester.

Ester yang kembali mendengar langkah kaki Xavier pergi berbalik dan menyaksikan kepergiannya. Sebelum pria itu masuk kedalam mobilnya ia kembali menoleh dan menemukan tatapannya beradu dengan mata biru cantik milik Ester.

Rahang pria itu mengeras dan cengkramannya pada gagang pintu mobilnya mengeras. Tidak beberapa lama ia membuka pintu mobilnya lalu membantik pintu itu saat menutupnya.

Sementara Ester dibelakangnya menatap pria itu dengan pandangan aneh yang tidak dapat diartikan.

Sementara Ester dibelakangnya menatap pria itu dengan pandangan aneh yang tidak dapat diartikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

*

*

*

*

*

TBC

Hai semua...

maaf author baru kembali setelah sekian lama hiatus. Jadi author hiatus bkan karna emg mau berhenti nulis... bukan kok... tapi kemaren repot bgt jd mahasiswa semester akhir... jadi smuanya keteteran dan juga stress melanda. Klo stress susah cari inspirasinya.

Nah jadi author kembali lagi setelah semua urusan selesai.

Btw cerita ini epilognya udh dibikin sampe tamat, jadi tnggal publikasikan aja lg kok... hehe...

sekali lagi author minta maaf buat yg udh lama nnggu crita ini...

Semoga suka dan dtunggu next nya ya... jangan lupa tkan bintang and komen juga ya 😉😉😉

The Secret of Lily - [Completed]Where stories live. Discover now