Piccolo

5K 434 65
                                    

Gia's Pov

Setelah puas menikmati keindahan sunset, Rev mengajakku untuk kembali ke penginapan. Ia bilang, jangan sampai terlalu malam karena jalanan di sini masih sangat gelap. Dan benar saja, selama di perjalanan tadi dengan sangat terpaksa aku tidak bisa berhenti untuk tidak memeluknya.

Aku pikir dia akan merasa canggung, tapi dia justru sempat memegang tanganku yang sedang memeluk tubuhnya. Ah, pantas saja dia sering gonta ganti cewek, ternyata dia memang suka bersifat manis sama semua orang.

Eh wait, kenapa aku justru mengakuinya manis?

"Thanks ya, gue mau balik ke kamar," ucapku ke Rev ketika kami sampai di parkiran penginapan.

Rev menahan tanganku. "Gi, tunggu."

Aku melirik ke arah tangannya yg memegang lenganku. "Apa lagi?"

"Eh sorry," ucapnya melepaskan pegangannya.

"Kamar lo nomor berapa?" Lanjutnya.

"406," sahutku.

"Oke, selamat istirahat," katanya sambil tersenyum. Entah kenapa senyumannya kali ini tampak sedikit berbeda.

Aku sempat mengerutkan dahi. "Ya, bye."

Aku kembali ke kamar lalu langsung bersih-bersih dan mandi. Setelah itu aku merebahkan tubuh sambil menonton acara tv.

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar. Aku membukanya, ternyata ada seorang pelayan hotel membawa troli makanan.

"Malam Bu Anggia," salamnya.

"Oh iya, malam Mas. Ada apa ya?" Tanyaku bingung.

"Ini Bu, saya ingin mengirimkan makanan," jawabnya.

"Saya tidak pesan apa-apa. Salah kamar mungkin Mas," ucapku.

"Benar kok, ini untuk Bu Anggia kamar 406. Tadi ada yang memesan makanan untuk kamar ini. Boleh saya taruh di dalam Bu?" Tanya petugas tersebut.

"Hemmm, yaudah taruh aja di atas meja situ Mas," jawabku.

"Baik, terima kasih Bu. Kalau sudah bisa langsung telpon resepsionis untuk dibereskan ya. Selamat malam," ucapnya.

"Iya, makasih Mas."

Aku pun membuka tray makanan dan di dalamnya ada sepiring fish and chips, sebuah pisang, dan secangkir kopi hangat. Di samping jajaran makanan, terdapat sebuah kertas putih yang dilipat.

Aku mengambil dan membaca tulisan di dalamnya.

Untuk Gia,

Semoga fish and chips ini bisa memenuhi kantung-kantung makanan di dalam perut lo biar tengah malam lo gak kelaperan. Di sampingnya ada pisang, kata orang sih baik untuk menurunkan tekanan darah biar lo gak emosian terus.

Dan gak lupa, ada secangkir Piccolo yang bisa lo nikmatin karena kopinya pake ristretto, ekstraksi terbaik dari espresso. Kopinya lembut dan rasanya lebih manis daripada espresso, ya biar nambah kadar kemanisan lo sih. Fyi, kopi itu gue yang bikin. No need to worry, gue gak masukin sianida kok.

Enjoy the meals, Miss Judgemental!

Salam,
Lo tau lah dari siapa ;)

Seuntai senyuman otomatis terbentuk di wajahku. Entah kenapa aku tidak kesal membacanya, malah ada sedikit atau mungkin lebih dari sedikit perasaan senang dan tersanjung.

Kenapa ya Rev bisa sebaik ini padaku? Ah, pasti semua perempuan yang dia temuin diperlakukan dengan hal yang sama. Aku gak boleh ke-geer-an.

Aku pun menikmati makanan pemberian darinya. Lalh aku menyicipi secangkir Piccolo buatannya. Benar katanya, rasanya manis dan aku rasa minuman ini akan jadi salah satu favoritku. Tapi kok, kenapa dia bisa membuatnya ya? Bagaimana caranya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Are My Caffeine [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang