Pergi

5.9K 996 176
                                    

Happy reading Enjoy the story

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading
Enjoy the story


Tiga hari aku dirawat, Jimin tidak juga datang menjengukku. Apa aku membuat kesalahan?
Apa Jimin marah padaku?

Pagi ini aku sudah diizinkan pulang ke rumah, meskipun gips nya belum boleh di lepas, tapi setidaknya kepalaku tidak dibalut perban lagi. Hanya tersisa potongan kecil kain kasa dan plester yang di tempel di dahiku.

Ayah dan ibu tinggal di rumah kami sampai makan malam, setelah Seokjin hyung dan Yoongi hyung pulang, mereka juga pamit pulang.

Agak sulit melakukan aktivitas karena tangan kananku yang di gips. Aku jadi merepotkan banyak orang, terutama Taehyung. Sejak pulang sekolah, dia menjagaku dan membantuku melakukan banyak hal yang tidak bisa aku lakukan sendiri.
Contohnya makan. Aku kan bukan kidal, jadi sulit sekali menyumpit makanan dengan tangan kiri.

"Aku akan jadi tangan kananmu selama kau sakit."

Mendengar kata-kata itu dari mulut Taehyung, aku jadi ingin menangis. Biasanya Hoseokie hyung dan Jimin yang menjadi budakku. Tapi sampai malam ini pun aku belum bertemu dengan Jimin juga.

Hari keduaku di rumah sakit, Hoseokie hyung dan Namjoon hyung kompak melakukan video call. Meskipun di tempat mereka sedang tengah malam, mereka menyempatkan sedikit waktunya untuk menanyakan keadaanku dan berbincang-bincang melepas rindu. Waktu berjalan cepat jika kita sedang bahagia.

Setelah makan malam, Seokjin hyung dan Yoongi hyung menyuruh kami naik ke lantai atas. Ada sesuatu yang perlu mereka berdua diskusikan, katanya. Kami pun menurut untuk naik.

Seharian ini aku terus memikirkan Jimin. Kemana dia? Aku sudah mengiriminya ratusan pesan tapi tidak ada satu pun yang dibalas. Dibaca pun tidak. Ponselnya juga tidak aktif saat aku coba menelponnya. Jimin berhasil membuatku cemas. Kemana sih dia?

"Kenapa?" tanya Taehyung menyadari aku yang diam saja.

Aku menyandarkan punggungku ke kepala ranjang. Menatap Taehyung yang sedang mengupas jeruk dengan ujung mata. "Jimin kemana, Tae?"

Taehyung menghentikan kegiatannya sejenak, kemudian melanjutkan acara mengupas jeruknya yang tertunda. "Kau rindu Jimin, ya? Sejak kemarin selalu bertanya dimana Jimin terus. Nanti dia besar kepala kalau kau perhatian begitu."

"Jimin kemana, Tae?" aku mengulang pertanyaanku. Aku bersumpah akan terus mengulang pertanyaan itu sampai Taehyung mau menjawabnya.

Taehyung menghela napas, meletakkan jeruk yang sedang ia kupas di pangkuannya lalu menengadahkan kepala menatap langit-langit kamarku yang dipenuhi stiker glow in the dark berbentuk bintang yang kami pasang dua tahun lalu.

"Sejujurnya, aku juga belum bertemu dengan Jimin lagi. Sejak hari kecelakaanmu, Jimin pulang saat semua orang sudah tidur lalu pergi saat semua orang belum bangun. Aku bahkan tidak yakin dia pulang. Tiga hari ini dia juga bolos sekolah. Jika Yoongi hyung tahu, ini akan jadi masalah."

UsWhere stories live. Discover now