Part 4

632 29 0
                                    

Arka melajukan mobilnya kesekolah setelah sedikit perdebatan dengan kedua orang tuanya.

Cecil dan Dika meminta Arka pergi bersama mereka, namun Arka tidak mau karean Arka tidak ingin identitasnya diketahui banyak orang bahwa dia anak dari pemilik sekolah tersebut.

Arka memarkirkan mobil dan langsung berjalan menuju kelasnya.

Disana hanya ada beberapa orang yang baru datang Seka dan Andri belum datang sedangkan si gadis rese itu berbeda kelas dengan Arka.

Tak lama Seka dan Andri datang dan langsung duduk disebelah Arka.

"Perhatian, kepada seluruh calon siswa/i Sma Harapan 3 dimohon datang kelapangan" ucap kepsek.

Arka bersama dua temannya langsung pergi menuju lapangan. Ketika diperjalanan Arka tak sengaja melakukan kontak mata dengan Diandra.

Namun tak lama Arka langsung mengalihkan pandangannya dan memilih duduk menempati kursi.

Didepan Arka bisa melihat ke dua orang tuanya namun tiba tiba Diandra duduk disamping Arka.

"Arka" panggilnya.

"Kok bunda lo ada disini?" sambung Diandra, namun Arka tak menjawab pertanyaan Diandra.

Tiba tiba kepsek menaiki panggung tersebut.

"Selamat pagi, selamat datang calon siswa siswi Sma Harapan 3. Sebentar lagi kalian akan resmi menjadi siswa siswi Sma Harapan 3. Dan peresmian itu akan diucapkan langsung oleh pemilik sekolah. Kepada yang terhormat bapak Andika Dwi Bagaskara selaku pemilik sekolah dam sang istri Ibu Cecilia Andriana Bagaskara tempat dan waktu kami persilahkan".

Cecil dan Dika langsung menaiki panggung tersebut.

"Arka" ucap Diandra terheran heran jadi Arka ini anak pemilik sekolah.

Begitupun dengan kedua temannya Seka dan Andri ikut terkejud.

Arka mengisyaratkan ketiga orang ini agar diam.

"Selamat pagi, selamat datang. Saya tidak akan bicara banyak disini dengan ini saya meresmikan penerimaan siswa siswi baru dan kalian sudah sah menjadi siswa siswi Sma Harapan 3" ucap Dika dan langsung melepaskan 1000 balon yang sudah disiapkan.

Tepukan tangan riuh, melepas balon tersebut. Lalu semua siswa dipulangkan.

Arka melajukan mobilnya menuju sebuah caffe bundanya tempat yang paling sering di datanginya.

"Selamat pagi tuan" itulah sapaan yang selalu Arka dengar.

Caffe milik bundanya ini tempatnya sangat strategis, pemandangannya langsung mengarahkan kelautan lepas.

"Ihh apaansi lo siapa gue ngga kenal" Arka langsung menoleh kesumber suara. Arka kenal suara itu.

Benar saja itu adalah Diandra, entah dengan siapa itu.

"Gausah sok jual mahal deh" ucap laki laki itu lalu memegang bahu Diandra.

"Apaansi ngga jelas banget jauh jauh deh" Ucap Alea yang suaranya sudah terdengar lirih.

"Cantik cantik sok jual mahal" ucap lelaki itu mendekatkan bibirnya kearah Diandra.

Entah dorongan dari mana Arka langsung menghampiri pria tersebut.

"Permisi mas" ucap Arka, Diandra terkejud sejak kapan laki laki ini ada disini.

"Ada apa ya?" tanya si pria itu.

"Perempuan yang anda ganggu, itu kekasih saya" ucap Arka dengan lantangnya membuat seisi caffe memperhatikan dan betapa terkejudnya Diandra. Bahkan pegawai caffe tersebut tak menyangka.

"Yuk sayang" Arka menarik tangan Diandra kemejanya.

Diandra hanya mengikuti saja dari pada dia digoda dengan laki laki hidung belang.

"Makasih ka" ucap Diandra dengan nada suara yang masih gemetar.

"Gausah takut ada gue".

Dan blushh kata kata itu membuat Diandra bulshing, Arka yang melihat Diandra salting langsung tertawa.

"Hahaha lo kenapa pipi lo merah gitu" ucap Arka, ini pertama kalinya Diandra melihat laki laki dihadapannya ini tertawa.

"Ihh Arka sialan lo" ucap Diandra

"Sejak kapan lo ada disini" sambung Diandra.

"Kapanpun, lo mau makan apa?"ucap Arka.

"Ngga ah minum aja" ucap Diandra.

Arka mengangguk dan segera memesannya.

Mereka asik berbincang bincang dicaffe itu. Entah perasaan apa yang ada didalam hati Arka. Gadis yang awalnya ribet ternyata memiliki sisi asik juga.

"Gue ikut balik bareng lo ya, ngirit ongkos gitu" ucap Diandra.

"Yauda ayo" Arka berdiri dan meninggalkan Diandra.

"Ehh Arka emang ini ngga dibayar" ucap Diandra lalu menghampiri kasir.
"Mba berapa semuanya".

"Ga usah dibayar nyonya" ucap pelayan tersebut.

"Nyonya? Ini masa ngga di bayar si" ucap Diandra bingung.

"Nyonya pacar tuan Arka bukan? Tuan Arka anak dari pemilik caffe ini" ucap pelayan tersebut.

"Ehh bukan mba saya cuma temannya" ucap Diandra sejujurnya.

"Nyonya tadi kami lihat kejadian tadi loh".

Lagi lagi Diandra dibuat terbengong takjub, sekaya apa Arka itu sampai sampai caffe ini milik kedua orang tuanya.

Tinntinnn.

Kelakson mobil Arka membuyarkan lamunannya "Nyonya itu tuan Arka sudah menunggu" ucap pelayan itu

"Ahh iya, lain kali jangan panggil nyonya Diandra aja" ucap Diandra pergi menghampiri Arka.

****

Next? Votmen-,-

Follow!
Ig//triaslsbilh21

Menyimpan Rasa-2Where stories live. Discover now