Bahwa eomma mereka membedakan dan membandingkan keduanya.
"Irene memang tidak seperti jisoo yang populer, memiliki banyak teman. Lalu semua orang tertarik padanya. Tapi setidaknya dirumah eomma yang berpihak padaku...dan berhenti membandingkan aku dengannya seperti yang dilakukan oleh orang2." Ungkap irene terengah-engah. Ia menatap jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan. Sementara jisoo merasa tak nyaman dengan tatapan tersebut memilih mengusap lengannya grogi.
"Jisoo itu penurut. Ia tak pernah membantah jika eomma menasehatinya. Ia sangat menghormatiku. Tidak sepertimu,lihat jisoo tidak pernah membentak eommanya sendiri seperti yang kau lakukan."
"Terserah!" Sahut irene mengibaskan tangannya keudara. Tanda jika ia sudah tak ingin melanjutkan argumen tersebut. Bukannya mendapatkan celah, justru membuatnya tambah frustasi.
Gadis tersebut bergegas menuju kamarnya setelah memberi jisoo dan eomma nya tatapan sinis.
"Dasar anak keras kepala." Wanita paruh baya tersebut mengomel seraya pergi darisana. Meninggalkan jisoo yang menggelengkan kepalanya.
Semua perasaan kembali bercampur aduk didadanya. Jisoo hanya mendesah.
(-)
Jisoo berjalan sendiri dikoridor kampusnya. Sambil melangkah ia melantunkan lagu2 acak hanya untuk menemani dirinya. Dilorong nampak sepi dari biasanya...Mungkin saja kebanyakan dari mahasiswa berkumpul dikantin untuk makan siang.
Ia memang tak berniat pergi kesana karena ia sendiri tak merasa lapar. Bahkan Joy cs pun mengajaknya pergi tapi ia tidak tertarik. Entahlah, sepertinya ia hanya ingin sendiri saat ini.
Tapi niat tersebut ia urungkan ketika melihat jennie berjalan menuju toilet. Jisoo mengulum senyum licik dan nampaknya sedang merencanakan sesuatu.
Jisoo mengedarkan matanya pada keadaan sekitar, sebelum membuntuti arah kepergian gadis bermata kucing yang telah memasuki salah satu kios kamar kecil.
Bersyukur saat ini toilet pun sedang sepi dan hal itu akan melancarkan aksinya.
Entah apa yang terlintas dipikirannya saat memilih mengikuti jennie kemari. Mungkin hanya ingin mengerjai gadis tersebut,itung2 balas dendam karena tak membelanya saat diseret oleh miss chaerin.
"Ehm...." jisoo berdehem saat mengetahui jennie sudah membuka pintu toilet. Hal itu Otomatis membuat gadis tersebut terkejut.
Jennie cepat2 meluruskan ekspresinya, dan berniat segera pergi darisana tapi dihentikan oleh jisoo yang meraih lengan jaketnya.
"Mau kemana kau?" Tanya jisoo. Ia menyunggingkan smirknya.
Jennie menelan salivanya yang terasa kering. "Mau apa kau?"
"Tsk..santai jen ! Aku hanya ingin bermain denganmu." Senyum jisoo dengan suara menggoda. Ia mendorong jennie agar bersandar pada wastafel.
"T-tolong. Biarkan aku pergi." Minta jennie. Napas dan jantungnya sangatlah tidak stabil. Entah kenyataan ia gugup atau hanya merasa melayang saat jisoo mendaratkan bibir dilehernya.
"J-jisoo!" Jennie melenguh untuk kedua kalinya saat lidah jisoo naik turun menyapu kulitnya. Namun kemudian ia merasa kecewa saat gadis tersebut menjauhkan bibir darinya.
Cukup menyukai sentuhan jisoo padanya.
"Apakah harus dengan cara seperti ini untuk membuatmu mengingatku." Gumam jisoo. Ia menatap manik mata jennie jauh kedalam. Seolah sedang mencari jawaban jika gadis tersebut hanya berpura2 tak mengingatnya.
"A-apa maksudmu?" Jennie masih tergagap dengan raut kebingungan yang tersirat.
"Kau sungguh tak mengingatku?" Tanya jisoo memastikan dan diberi anggukan oleh jennie. "Kita pernah satu tim saat kemping musim panas tahun lalu jen..."
Jisoo mengingatkan kenangan tersebut pada jennie. "Dan sejak saat itu kita bersahabat lalu..."
Belum selesai jisoo berbicara jennie langsung saja memotong...
"Tolong biarkan aku pergi. Aku tidak mengerti apa yang baru saja kau katakan..sungguh aku tidak merasa jika kita pernah dekat." Sahut jennie. Pelan2 ia mendorong tubuh jisoo menjauh darinya.
"Tapi kau baru saja menyebut namaku." Balas jisoo.
"Tentu saja aku tahu namamu karena kita satu kelas saat kelas miss chaerin." Jennie membantah sesuai fakta. "Dan selebihnya aku tidak tahu apa2 tentangmu..maaf !!."
Jennie cukup merasa bersalah saat mengatakan hal tersebut. Namun mau bagaimana lagi, itu adalah kenyataan.
Mendengar hal tersebut jisoo mengangguk paham meskipun kekecewaaan sekali lagi menimpanya.
"Baiklah. Aku mengerti." Jisoo berusaha membangun senyumnya sebelum melanjutkan. "Apakah menurutmu aku ini menarik?"
Gadis berwajah malaikat tersebut mulai pendekatan lain. Hanya agar jennie tetap dengannya.
"Apa maksudmu?" Tanya jennie berpura2 tak paham.
"Ayo jawab saja!"
"Tentu kau sangat menarik." Sahut jennie jujur.
"Oh ya? Kalau begitu apa kau juga menyukaiku?" Jisoo menyeringai seraya membawa kedua tangannya menarik leher jennie.
"T-tidak !!" jennie gagap. Jika ia sudah dekat dengan jisoo ucapannya selalu saja terhambat.
"Hah? Jadi Kau tidak menyukaiku? Tadi Kau bilang kalau aku ini menarik." Jisoo bertanya tak percaya.
"Ya. Maksudku kau itu cantik tapi aku tidak berniat menyukaimu." Ungkap jennie membuat jisoo mengerutkan dahi.
"Wae?"
"Karena kau itu gadis yang tak hanya cantik,kaya bahkan kau populer dan tentu saja banyak yang menyukaimu. Besar kemungkinan jika type sepertimu ini tidak setia." Terang jennie
"Jadi maksudmu aku ini player?"
"Bisa jadi."
"Ya! Sembarangan saja..."
"Karena kalau tidak, kau tidak akan menggoda orang asing ditoilet seperti ini."
"Kau itu bukan orang asing jennie,kau itu..."
"Sahabatmu...?" Jennie melengkapi kalimat jisoo. Karena sudah mengerti arah pikiran gadis yang lebih tua. "Lagipula aku itu lebih menyukai gadis yang cantik hatinya daripada wajahnya. Karena jika hatinya baik maka kecantikan wajah akan mengikutinya." Terang jennie dengan kata2 yang cukup bijak.
Jisoo hanya mampu menghentakkan kakinya saat gadis yang lebih muda meninggalkannya yang tanpa bisa ia tahan lagi. Gadis itu benar2 kesal dan ingin berteriak saat ini..disamping perasaan kecewa yang lagi2 menerjang tubuhnya,juga kata2 jennie sangat menyinggung perasaan sekaligus menyakiti hatinya.
Pasalnya secara tidak langsung jennie sudah menganggap dirinya gadis yang tak baik..bahkan terkesan murahan. Ia ingin sekali mengutuk dirinya sendiri karena telah berbuat demikian. Karena bukannya membuat jennie dekat dengannya namun malah semakin membuatnya jauh.
"Apa yang harus ku lakukan?"
Bersambung.....
Belum tau end nya smpe part berapa 😄
Vote dan komen yeorobun...👋
KAMU SEDANG MEMBACA
OS/M JENSOO [JJ4Eva]
AcakOneshoot/multishoot khusus;ketika lagi gak nemu inspirasi buat lanjutin ff yang ongoing....kekeke cerita2 dsini sering diadopt dari mv,film bahkan drama, tapi gk jrng juga dtngnya dari imajinasi author sendiri. Tapi maaf kalian disini gak akan nemu...
Change ^^ ( part 3 )
Mulai dari awal
![OS/M JENSOO [JJ4Eva]](https://img.wattpad.com/cover/171037494-64-k597591.jpg)