Change ^^ ( part 3 )

Comenzar desde el principio
                                        

Kemudian jisoo membelalakan matanya saat menangkap pemandangan tersebut. Ia melihat daniel , adik kecilnya bermain dengan sesuatu yang berbahaya.

Segera ia bergegas untuk menghampiri bocah lima tahun tersebut.

"Ya! Apa yang coba kau lakukan?" Seru jisoo cukup keras saat ia tiba ditempat tujuan. Ia langsung saja merampas sesuatu dari tangan adik laki2nya itu. Membuat bocah tersebut cukup terkejut.

"Bukan urusanmu!" Sahut daniel tak kalah kerasnya.

"Kau coba membakar benda kesayangan nenek?" Tanya jisoo seraya menenteng benda yang ia rampas. Benda tersebut adalah taplak meja rajut yang dibuat oleh mendiang neneknya sendiri.

"Darimana kau tahu tentang nenekku?!" Daniel berteriak pada jisoo . Membuat gadis tersebut tercengang atas sikap adik 5 tahunnya. Yang ia kenal sangat manis dan sopan...tapi yang jisoo hadapi sekarang seperti bukan adiknya. Tentu saja karena sifatnya berbanding terbalik dengan yang dulu.

"Itu tidak penting! Yang penting sekarang berikan padaku mancis yang kau sembunyikan tadi. Ayo mana?" Jisoo mengulurkan telapak tangannya. Meminta adiknya memberikan yang ia minta namun danie tak menurutinya.

"Tidak akan!!" Teriaknya lagi

"Aku akan laporkan pada appa kalau kau mencoba membahayakan dirimu dengan bermain api. Ayo berikan!! Daniel kau dengar apa yang noona perintah!"

"Kau bukan noona-ku ! Lagipula laporkan saja pada ayahku karena dia tidak akan perduli. Appa tidak pernah perduli padaku !!" Seru daniel. Bibirnya bergetar dan Mata kecilnya berkaca-kaca setelah mengucapkan hal tersebut.

Jisoo sungguh terenyuh melihatnya dan ingin sekali memeluk daniel. Sehingga gagasan tak memaksa adiknya terlintas dipikirannya.. namun tetap saja ia tak bisa membiarkan daniel bermain dengan korek api karena bisa membahayakan dirinya sendiri.

"Maaf. Maafkan noona. Ah maksudku..aku minta maaf. Tapi bisakah kau memberikan korek itu padaku?" Bujuk jisoo dengan suara lembut seraya berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan daniel. Ia mencoba pendekatan lain.

"Itu sangat berbahaya." Lanjutnya.

Sementara daniel yang nampak emosional mendengus pelan namun akhirnya menuruti jisoo. Mengambil mancis disaku celana kanan,lalu menyerahkannya. Segera ia beranjak dari sana,namun baru beberapa langkah kaki kecil daniel pergi suara jisoo menghentikannya.

"Tentang apa yang kau katakan sebelumnya bahwa seorang ayah yang tidak perduli itu tidak benar. Aku yakin appa-mu sangat perduli padamu. Aku bisa pastikan itu." Gumam jisoo dengan yakin.

(-)

"Kau darimana saja?" Tanya eomma saat jisoo menutup pintu belakang. Wajah wanita paruh baya tersebut mengernyit saat menantikan jisoo yang belum juga menjawabnya.

"Um, dari tempat sebelah." Sahut jisoo. Mengusap lehernya sedikit gugup karena tatapan eommanya mengintimidasi.

"Sebelah? Maksudmu kau menghampiri tetangga kita?" Tanya eomma memastikan. Seolah tak mempercayai jisoo.

"Um, nee..." ia mengakui.

Wanita paruh baya tersebut mendesah lalu memutar bulir mata setelah mendengarnya.

"Bukankah sudah eomma bilang kau jangan bergaul dengan mereka. Mereka itu bukan orang baik." Eomma nya memperingatkan jisoo. Namun jisoo terlihat bingung.

"Mereka tidak jahat eomma . Mereka itu orang baik...kenapa eomma bisa berkata seperti itu." Jisoo membantah tak terima jika keluarganya dikatakan demikian.

"Apa maksudmu mereka baik? Mereka itu perusak. Kemarin saja seulgi,anak berandal itu merusakan bunga eomma ditaman..karena mabuk dia mengira jika ia sedang dihalaman rumahnya dan seenaknya saja mencabut dan mengacak2nya." Omel wanita paruh baya tersebut panjang lebar. Seraya membawa tubuhnya berjalan kearah meja ruang tengah. Sementara jisoo mengekor dibelakangnya.

 OS/M JENSOO [JJ4Eva]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora