Prolog

1.1K 73 0
                                    

Langkahnya terlihat penuh kebanggaan tatkala memasuki area kampus. Di sana ramai akan mahasiswa berlalu-lalang. Semilir angin menyapu lembut wajahnya, kemudian mengajak rambut legamnya menari. Siang ini terasa panas, namun juga berangin. Tak sedikit ia mendengar keluhan mahasiswa mengenai panasnya hari ini, namun alih-alih memikirkan teriknya matahari, ia justru terus berjalan dengan mata berbinar.

Dia belum begitu mengenal tempat ini. Namun setidaknya ia harus terbiasa terlebih dahulu sebelum benar-benar menempatinya, bukan? Untung ia telah mencari tahu tentang kampus ini sebelum datang, sehingga kebingungannya dapat terbantu oleh informasi yang sudah didapatkan.

Tidak peduli akan panas yang kian menyengat, ditolehkannya kepala ke kanan dan kiri guna memperhatikan semua yang menyapa matanya, bahkan sampai hal kecil sekalipun. Mata heterochromenya sesekali melirik handphone, memastikan bahwa dirinya tidak berjalan ke arah yang salah.

Dia berjalan sambil bersenandung dalam hati. Senyum yang terpatri di wajahnya cukup menggambarkan perasaannya saat ini. Langkahnya terhenti ketika akhirnya sampai di depan gedung bertuliskan 'Fakultas Teknik'. Tulisan itu terpampang kokoh dan terlihat memukau di matanya.

Orang itu, Arga Pratama Putra, menunjukkan kebanggaannya dengan membusungkan dada di depan gedung tersebut. Gedung yang akan ia tempati sebentar lagi. Pratama bangga, sangat bangga karena telah diterima di fakultas yang begitu diinginkannya sejak dulu.

Satu harapan besarnya mulai saat ini. Semoga ia bisa mendapatkan banyak pengalaman berharga dan menyenangkan untuk ke depannya. Kehidupan kampus adalah salah satu hal yang paling ia tunggu selama hidupnya.

EPIPHANY [Samatoki x Ichiro]Where stories live. Discover now