[VII] Asmaranala

10.2K 1.4K 1.1K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

BAGI Jaehyun Jogja adalah kota yang punya iramanya sendiri, tidak terburu-buru sebagaimana kota-kota besar lainnya namun tetap riuh dan hidup; jauh dari kata membosankan.

Ada pepatah Jawa yang mengatakan, wong urip kuwi mung mampir ngombe; orang hidup hanya sekedar numpang minum, namun anehnya Jogja bukan cuma kota yang membiarkan Jaehyun 'sekedar mampir minum'.

Dibalik segala kenyamanan yang Jogja tawarkan, Jaehyun dituntut untuk belajar banyak hal. Di Jogja Jaehyun  banyak bertemu orang-orang hebat, baik itu wisatawan, mahasiswa, pemilik kontrakan, atau tukang penjaja makanan favoritnya, sahabat senasip sepenanggungan dan bahkan magisnya kota ini pada akhirnya mengantarkannya untuk bertemu pemikat hati yang beberapa saat ini mewarnai hari-hari.

Setelah beberapa lama tinggal di Jogja Jaehyun menginginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang pasti tak kalah sukar diperjuangkan dari hidupnya sendiri sebagai perantauan tapi sukar itu justru membuatnya tertantang dan lebih berkembang termasuk untuk urusan hati dan memahami.

Dititik inilah bagaimana Jogja kembali melatihnya untuk dewasa baik dalam hidup maupun gurat romansa, Jogja juga yang menyadarkan Jaehyun bahwa bahagia itu sederhana namun satu sisi kini ia juga mulai tersadar bahwa membahagiakan nyatanya tak sederhana.

Sebagai seorang anak muda yang sudah jatuh bangun ditimpa kecewa tak dipungkiri Jogja pernah membuat lubang luka pada hatinya dengan mudah dalam alunan santai gelombang cinta. Begitu pula obat penyembuhnya, Jogja juga telah menyediakan tempat untuk kebahagiaannya dengan cara mengosongkan kembali lembaran hati guna diisi dengan yang kisah yang baru walau sepertinya harus jatuh bangun dulu menunggu lelehnya hati si merah muda yang meragu.

Begitulah Jogja yang teridiri dari rindu, kenangan,kenyamanan dan perjuangan bagi anak muda ingusan sepertinya dalam menjalani hidup.

Dan bicara soal jati dirinya sebagai anak muda, apa kira-kira yang paling indah bagi anak muda diakhir pekan?

Mungkin jalan-jalan dengan incaran hati walaupun dengan modus sebar undangan Jaehyun kira bisa jadi salah satu diantarannya.

Pagi - pagi sudah macak* ganteng penuh semangat menyambangi rumah Pakdhe Lee, begitulah Jaehyun mengawali weekend kali ini. Menunggu dengan gugup si manis sebagai partner janjinya hari ini.

Sebenarnya tak beda jauh, bermenit-menit lalu Taeyong pun sedang sibuk memilah baju, pilih sana pilih sini, lepas-pakai lagi. Haduh, ini bukan kencan tapi Taeyong sudah menggigit ujung bawah bibirnya pertanda bingung antara ingin tampil menarik dan cantik. Padahal hatinya selalu mempertegas 'Dia bukan siapa-siapa.'

Cuaca pagi Jogja kali ini sepertinya sedikit medukung Taeyong untuk menjatuhkan pilihan pada ripped jeans, kemeja flanel, jaket denim, slayer serta sepatu kets putih yang ndilalah*-nya terasa kontras dengan celana hitam jaket kulit serta sepatu converse andalan Jaehyun pagi ini.

Jogja Heat Where stories live. Discover now