No. 10

3.3K 467 3
                                    

|Written on January 2nd, 2019|

...




"Guys, miss me?!", Ninda berteriak heboh sedang sosoknya sudah berlari kecil memasuki ambang pintu.

Di satu ruang kini, sekempulan orang tengah menatap Ninda terperangah setengah takjub. Bagaimana tak takjub, jika mereka kedatangan sosok bersuara cempreng dengan rambut ungu menyala muncul bersama Alan. Yap! Alan mengekori wanita itu sembari menggaruk tengkuknya kikuk.

Alan jelas bingung. Bingung untuk merangkai kata--- bagaimana bisa Ninda menjadi pacarnya di depan kanjeng ratu?!

Ya, hanya untuk satu alasan itu saja.

Argh! Kenapa bisa begini?!, Alan hanya bisa menggurutu dalam diam. Rasa lelah, bosan, dan bego membuat kemunculan Ninda menjadi angin segar untuk alasan kepulangannya malam ini. Well, specially for her. Kanjeng ratunya. Tapi kenapa Alan melupakan yang lain. Dan bisa ditebak, mata Renata membulat tak percaya. "Abang kok bareng Ninda?"

Sedangkan Kanjeng ratu malah bertingkah biasa-biasa saja. "Masuk Ninda. Sekalian bantu ibu siapin makan malam di dapur, yuk."

Aneh!, gumam Alan tak percaya.

Dua wanita beda usia tersebut akhirnya berjalan memasuki area dapur setelah Ninda menyapa Renata dan mengelus perutnya berulang-ulang sembari merapalkan mantra aneh---katanya biar si cabang bayi bisa ketularan cantik layaknya seorang Ninda.

Renata menggerutu tak suka, "Apa-apaan? Nih my baby boy. Gila, ya, dia doakan biar wajah anak gue secantik dia." Sejenak dia berjalan menuju Alan. Menarik lengan pria itu ke teras rumah. "Jelasin!"

Alan memilih menyambangi sebuah bangku di dekat mereka lalu menarik tangan Renata untuk ikut duduk. Alan tak mau ambil resiko dengan kondisi si cabang bayi di dalam perut wanita itu, karena dia tahu adiknya itu kalau emosi suka menghentak-hentakkkan kaki tak jelas. "Duduk. Tuh cabang bayi bisa kena guncangan 4 skala Ritcher gara-gara tuh tingkah."

Renata menuurut. Dia menempati sisi kosonh di sebelah kakannya. "Ish! Sebel deh gue. Bisa-bisanya lo pacari si Ninda. Emang dari sekian banyak cewek di sekitar lo cuma dia aja bang yang bisa gantikan si Nicole."

Holla, siapa yang tak tahu dengan Nicole, pemeran antagonis di telenovela 90an kesayangan Renata. Renata punya segudang alasan kenapa Siska serupa dengan tokoh itu. Sayangnya, hingga sekarang dia tak mau buka suara di depan Alan.

"Baiklah. Sepertinya ada kesalah pamahaman disini." Pria itu tersenyum kikuk. "Dia bukan pacar abang. Seriously."

"Terus?" Dua bola mata coklat Renata melotot bulat. "Kanjeng ratu bilang abang bakal datang sama pacarnya. Ditunggu-tunggu, abang malah datang sama Ninda. Terus Melati gimana?"

Nah, loh. Sontak Alan ikut membelalakkan mata. "Melati? Apa hubungannya tuh gadis dekil sama abang?"

"Melati udah datang kerumah. Terus liat abang sama Ninda. Gimana coba perasaannya?"

Alan tergelak, "Eh? Wait, wait! Maksudnya apaan nih?"

"Coba deh pikir. Kenapa si Melati mau aja diminta datang kerumah sama ibu?"

Pantofel VS SneakersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang