#29

627 51 0
                                    

.

.

.

Saat ini Seokjin sedang berkutat didapurnya, membuatkan susu untuk Minju yang dibeli oleh istrinya itu bersama sang ibu nyonya Kim setelah memastikan kehamilannya di rumah sakit tadi siang.

"Ini susunya minumlah" kata Seokjin dengan lembut, setelah sampai dikamarnya dimana Minju sudah istirahat dengan duduk bersandar diatas ranjangnya. Ia terus menatap istrinya penuh kasih sayang, sampai Minju benar-benar menghabiskan susunya.

"Sudah?"

Minju tak menjawab, ia hanya mengangguk dengan tatapan takut melihat suaminya itu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Seokjin keheranan apalagi sejak tadi Minju hanya diam saja.

"Oppa, apa kau marah?" Tanya Minju sambil menunduk tidak berani menatap suaminya.

"Yang tadi itu benar-benar idenya eomma, oppa. Awalnya aku sama sekali tidak berniat mengerjaimu seperti itu, sungguh" kata Minju yang kini sudah menatap suaminya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hey, sayang. Jangan menangis, aku sama sekali tidak marah. Bagaimana aku bisa marah saat tahu tentang kabar bahagia ini, hm?" Kata SeokJin meraih istrinya kedalam pelukan.

"Lain kali kalau eomma menyarankan ide gila seperti itu, sebaiknya kau jangan mau. Apa kau tahu? Aku hampir terkena serangan jantung saat kau pergi dari kamar ini tadi" kata Seokjin masih dengan memeluk Minju.

"Satu lagi, hal seperti ini aku mohon jangan kau buat bercanda. Membayangkannya saja aku tidak berani, aku tidak akan sanggup untuk kehilanganmu kedua kalinya. Apa kau lupa bagaimana dulu aku mengejarmu yang katanya 'liburan keliling dunia' itu, sampai akhirnya aku bisa mendapatkanmu kembali dan berada disampingku sekarang ini?"

"Tentu saja aku ingat oppa" jawab Minju merengeratkan pelukannya.

Flasback

"Kenapa kau minum sendirian disini?"

Seokjin tersentak mendengar suara yang ia kenal dan menoleh ke suara itu berasal.

"Kau, apa yang kau lakukan disini, Mingyu?" Tanya Seokjin. Ia tidak menyangka bertemu lagi dengan orang yang bisa disebut sebagai rivalnya saat masa kuliah dulu.

"Aku kecewa padamu, dulu aku mengalah padamu tentang Mj. Aku pikir aku merelakan Mj agar dia bahagia denganmu itu adalah keputusan yang salah. Kau malah melepaskannya dan bertunangan dengan wanita lain" kata Mingyu yang tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja berkata seperti ini padanya.

"Aku sama sekali tidak menginginkan pertunangan itu" kata Seokjin

"Aku pikir, kalau aku diposisi Mj sudah pasti aku akan langsung membunuh orang sepertimu. Melihat orang yang dicintainya tidak memperjuangkan cintanya sendiri malah bertunangan dengan orang lain yang acaranya diberitakan dimana-mana. Tapi kau harus bersyukur karna itu Mj, dia memilih pergi lebih jauh dari sisimu meratapi nasibnya mengangis dalam diam ditepi pantai" kata Mingyu panjang lebar.

Tapi dari sekian kata yang dilontarkan Mingyu, justru kata terakhir yang paling menggelitik telinganya.

'Minju menangis dalam diam ditepi pantai'

Dimana Mingyu melihatnya?

"Apa kau bertemu dengannya?" Tanya Seokjin

"Iya, aku melihatnya seminggu yang lalu saat aku mengerjakan proyek di Busan. Aku hanya melihat dari jauh, aku tidak berani mendekatinya, tapi aku tahu dia menangis saat dia menyeka matanya" jawab Mingyu

'Tunggu... Busan? Bukankah Minju bilang ia akan keliling dunia? Lalu kenapa bisa ada di Busan?'

Beribu pertanyaan bersarang dikepala Seokjin saat ini.

T.B.C

My Nerd My Prince✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang