"Ohh .. gapapa kok .. kenapa emang?" Balas Jimin singkat. Namun siapa sangka dia sedikit tersenyum saat Taehyung mengatakan bahwa sosok laki-laki manis incarannya itu ternyata seorang uke. "Baguslah kalau begitu, Min Yoongi tunggu saja kau akan kudapatkan." Batin Jimin penuh semangat. Sedang teman disampingnya menampakkan senyuman aneh diwajahnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dan Jimin hanya memutar matanya malas menanggapi temannya itu "serah lu aja deh Tae" dan mereka berdua melanjutkan langkah mereka menuju kelas.
****
"Halahh sialan anjing! Kok rak bukunya tinggi banget yahh? Gak lucu sumpah ini gue mau ambil buku masa iya kudu ambil kursi dulu, kn repot, kerja dua kali. Sapa sihh yang bikin rak buku setinggi ini dan lagian sapa sih yang naroh itu buku di rak paling atas? Ngerepotin orang aja" lantunan sumpah serapah yang indah namun lirih itu dilontarkan oleh seorang laki-laki berparas cantik, manis, memiliki wajah yang imut namun sayang tingginya dibawah standar.
Min Yoongi, orang yang melantunkan sumpah serapah didalam perpustakaan karena terlalu tingginya rak buku. Orang yang selalu menyangkal bahwa dia pendek, dan dia akan menjawab "aku itu tidak pendek, tapi tinggi badanku itu imut" orang yang tidak mau kalah dan mengalah. Memiliki mata sipit seperti kucing yang minta dipungut, kulit putih pucat hampir seperti mayat, bibir tipis yang berwarna pink merekah, memiliki lidah setajam silet, cuek, galak, judes, tidak pernah mengikuti kegiatan apapun dikampusnya, tidak pernah bergabung dengan club apapun dikampusnya. Jika ditanya mengapa, dia akan menjawab "untuk apa melakukan hal tidak berguna seperti itu? Hanya untuk menunjang popularitas? Bikin capek, menyita banyak waktu, lebih baik tidur dirumah" yahh kira-kira seperti itulah. Tidak pernah bicara, namun sekali bersuara bikin orang sakit hati karena kalimat yang selalu menohok hati.
Tanpa disadari, tepat dibelakang Yoongi ada yang mengambilkan buku yang sedari tadi ingin diambilnya. Seorang pria, yang tingginya sedikit lebih tinggi dengan Yoongi namun bisa dikatakan pendek itu mengambilkan buku untuk Yoongi, makhluk imut didepannya yang sedari tadi dia perhatikan bertingkah heboh sendiri dengan ngomel-ngomel tidak jelas yang menurutnya itu lucu dan menggemaskan.
Dengan senyumannya yang menawan hingga membuat matanya hilang dan membentuk garis, memberikan buku itu pada Yoongi "Ini sunbae, bukunya." Senyumanya masih belum pudar. "Nice try Jim." Batinnya bangga.
Yoongi menerima buku itu dengan sedikit gemetar karena jarak antara kedunya yang begitu dekat, Yoongi hanya terdiam dengan sedikit semburat merah dipinya karena malu. Yoongi malu tjoyy!!
"Umm .. te-terimakasih." Ucap Yoongi sedikit menunduk.
"Sama-sama sunbae. Oyahh perkenalkan namaku Park Jimin, mahasiswa semester 2 jurusan manajemen bisnis." Jawab Jimin yang juga memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.
"A-ku Min Yoongi, mahasiwa semester 4 jurusan seni musik." Balas Yoongi yang awalnya sedikit ragu untuk menerima uluran jabat tangan dari Jimin.
Mereka melepaskan jabat tangan perkenalan mereka. Namun netra Jimin tidak pernah mengalihkan pandangannya dari objek yang ada dihadapannya saat ini, berekdip pun tidak. Yoongi yang sadar diperhatikan terus secara intens dengan jarak yang sangat dekat itu, memberanikan diri untuk menatap kearah Jimin.
Kedua netra itu saling beradu tatap, tenggelam dalam pesonanya masing-masing. Mereka berdua hanyut bagaikan terhipnotis akan tatapan mereka. Jimin yang taknpernah melunturkan senyumnya menatap kagum akan apa yang terlihat dihadapannya, dia tidak menyangka bahwa usahanya akan berhasil dengan sekali coba, dari mencari sosok yang diincarnya keseluruh penjuruh kampus hingga menemukannya di perpustakaan. Begitupun dengan Yoongi yang terpesona dan terperangkap dalam tatapan mata itu, mata hitam kelam yang begitu menenangkan yang belum pernah dia temui dan tanpa dia sadar, kedua sudut bibirnya tertarik hingga membuat senyuman dan jangan lupakan degupan di dalam dada Yoongi yang tiba-tiba saja terasa begitu kencang seperti habis berlari ber mil mil jauhnya.
Dan Jimin yang memajukan kepalanya hingga sedekat mungkin kepada Yoongi dan akhirnya dia bisa meletakkan bibirnya diatas kening Yoongi, menempelkannya sedikit lebih lama dari hanya sebuah kecupan. Dan sang empunya kening hanya bisa melebarkan kedua matanya karna terkejut dan degupan didadanya bertambah lebih kencang dari sebelumnya. Dan otaknya berusaha memproses apa yang baru saja sedang terjadi dengan lambat, merasa dilecehkan namun suka dan tidak bisa melakukan apapun. Lalu Jimin menarik bibirnya menjauh dan tersenyum.