●eris●

275 44 4
                                    

eris

??? | one-shot










▄▀▄▀▄єris ▄▀▄▀▄












lengan busuk milik mayat hidup itu nyaris menarik sunwoo ke dalam kelas—jika saja ia tidak menunduk dan menyebabkan kepalanya terantuk kursi.

juyeon lantas menarik sunwoo lebih tepatnya menyeret, sunwoo meringis sembari memegangi dahinya yang berdenyut.

mereka berdua berbelok ke arah kiri, koridor yang sebelumnya sudah mereka lewat. sebenarnya mereka hanya memutari lantai kedua gedung ini.

mayat-mayat hidup lainnya saling menimpa dan mendorong satu sama lain. tidak lepas menatap sosok juyeon dan sunwooo di hadapan mereka. geraman yang memekak telinga—sunwoo pun memacu langkahnya.

pada belokan selanjutnya. koridor yang dilapisi dinding tranparan itu diselimuti kabut biru samar dan tak jauh di depan sudah ada teman-teman mereka menunggu. senyum sunwoo mengembang sesaat—













satu orang mayat hidup melompat dari celah kosong sebelah kanan sunwoo. sayang sekali, pemuda itu tidak dapat menghindar. sunwoo terikut terhempas ke dinding transparan. ia berusaha menahan mayat hidup itu untuk tidak menggigitinya.

juyeon yang melihatnya—melayangkan pipa besi yang ada digenggamnnya. mengenai telak wajah busuk dan dilumuri cairan anyir itu namun tidak cukup kuat membuatnya menjauhi mereka berdua. tanpa pikir panjang, juyeon menusuk pipa besi itu ke dalam mulut mayat tersebut.

sunwoo kembali berdiri dalam hitungan detik. “udah seret aja ke cairan penawarnya. kalau dibunuh keburu kita berdua nyusul.”

juyeon mengangguk. menghunuskan lebih dalam tongkat itu, kemudian, sekiranya sudah dalam—ia menyeret mayat yang meronta-ronta itu.

cairan penawar yang dimaksudkan sunwoo adalah kabur biru samar yang mendominasi koridor. juyeon melepaskan mayat itu—masih dengan pipa besi tertanam di mulutnya. ah, bodo amat. kalau mati juga siapa peduli, juyeon hanya peduli pada nyawanya sekarang.











mayat-mayat yang sebelumnya adalah siswa dan siswi sekolah itu telah masuk ke dalam kabut tersebut. geraman dan jeritan saling bersahut-sahutan. untuk sesaat, mereka berdua-belas menatap tubuh-tubuh busuk yang perlahan memudar.

mereka jatuh pingsan karena menghirupnya. lantas tak disia-siakan lah kesempatan melarikan diri itu.
sangyeon, menepuk pundak juyeon.

“kuncinya ada di lo kan?”

“iya.”

hyunjae tersentak. memandangi juyeon dengan tatapan tidak percaya.

“lah gue kiraiin kuncinya sama younghoon atau kevin.” hyunjae menjeda. “mereka berdua kan diistimewakan.”

“ga. gue cuma sebagai penerawang aja kak. younghoon dipilih jadi penyelamat. makanya dia tau kan soal cairan penawar.” jelas kevin.

sangyeon kemudian menarik teman-temannya menuruni lantai dunia, menuju lantai dasar dengan penerangan yang remang-remang.
perasaan lega mendera ketika mereka melangkahkan betis di ubin lantai dasar tersebut.

tak ada jebakan, halangan atau teki-teki di lantai ini. mulai dari sini, mereka tau bahwa mereka berhasil memenangkan permainan—terutama kevin.

kevin memang penerawang. hanya seseorang yang selalu diberi petunjuk untuk memudahkan permainan, sederhananya pemain istimewa. namun, sejak awal kevin dipilih untuk menyelamatkan teman-temannya bukan younghoon.

gerbong kabut, tbz ✓Where stories live. Discover now