Part 3 of 3 (3): Sun and Ice Ending

655 41 10
                                    

"Jungkook-ah," panggil Wonwoo dari ruang tamu.

"Ya, hyung?" tanya Jungkook dan melihat Wonwoo yang sudah bersiap-siap untuk berkerja.

"Hari ini kau yang menjemput Somi."

"Lagi?!" pekik Jungkook tidak percaya.

Pria dingin itu menatapnya dengan tajam, "Apa? Kau ingin menolaknya?"

Keringat dingin menyucur dari dahinya, "Tidak, hyung. Aku akan menjemputnya."

Setelah itu Wonwoo bergegas keluar dari rumahnya, Somi memandangi Jungkook yang menghela napas panjang.

"Somi-ya... ada apa dengan Wonwoo hyung?"

Perempuan itu menghela napas panjang, "Aku juga tidak tau... sepertinya ada yang terjadi di antara Wonwoo oppa dengan Jun ssaem."

"Somi... sepertinya kau harus mencari tau apa yang sudah terjadi kepada Wonwoo hyung..."

Dan Somi memandangi Jungkook dengan tatapan yang pasti, "... akan kulakukan."



Junhui memandangi bunga kamelia yang sudah layu itu. Pria itu hanya terus memandangi bunga itu hingga suatu goresan terbentuk di lengan Junhui.

"Boo! Kenapa kau terus mencakarku?"

Dan kucing itu hanya memandanginya dengan intens. Junhui hanya dapat mengehela napas, "Apakah sudah saatnya mengganti bunga di vas itu?"

Kucing itu mengeluarkan suara khas miliknya dan Junhui tersenyum kecil melihatnya, "Apakah kau mau ikut denganku ke toko bunga?"



Pria itu memasuki toko bunga yang sudah menjadi langganannya. Bunyi lonceng itu berbunyi menandakan ada tamu yang datang. Di sisi kiri Junhui ada seorang nenek-nenek yang duduk sambil menunjukkan senyuman ramahnya, "Kau... apakah mau membeli White Camellia itu lagi?"

Junhui terseyum pahit kepada nenek itu, "Tidak... aku mau mengganti bunga yang lain saja..."

"Apakah kau menyerah kepada orang yang kau tunggu selama setahun ini?"

Junhui menggelengkan kepalanya, "Sejujurnya aku sudah menemukannya sebulan yang lalu... dia sudah kembali..."

Ekspresi nenek itu menjadi bingung, "Lalu? Apa yang terjadi?"

"Hubungan kami terlalu rumit untuk digambarkan dan aku menyuruhnya untuk menganggap bahwa semuanya itu tidak ada. Semuanya sudah berakhir."

Perempuan tua itu kemudian berjalan menuju ke belakang toko itu dan memberi isyarat untuk Junhui agar mengikutinya. Junhui duduk di kursi yang sudah disediakan oleh pemilik toko itu dan juga membawa dua cangkir teh. Dia memandangi ekspresi wajah Junhui yang murung dan nenek itu tersenyum, "Kau salah, nak."

Pria tampan itu memandangi nenek yang berjalan menuju rentetan bunga-bunga yang sudah dipajang olehnya itu, "Apakah kau menunggunya hanya untuk mengakhirinya?"

"Tidak..." gumam Junhui perlahan.

"Sejujurnya, aku ingin meluruskan apa yang sudah terjadi kepada kami selama setahun belakangan ini. Namun sepertinya dia tidak berpikiran sama sepertiku... aku yang terlalu pengecut karena melakukan semua ini dan mengakhirinya."

"Tidak hanya kau... kurasa dia juga kebingungan karena hal ini..."

"Eh?"

Nenek itu akhirnya mengambil posisi duduk di hadapan Junhui, "Apakah kau pernah berpikir jika berada di posisinya? Semua hal yang pernah kau lakukan kepadanya pasti membuatnya bingung, karena semua hal itu adalah hal baru untuknya..."

Can We Have More Night? - WonHuiWhere stories live. Discover now