Prolog

700 24 6
                                    

Menjadi kapten futsal berwajah tampan seperti Devan membuatnya menjadi salah satu cowo dengan predikat Most Wanted yang berasal dari kelas 11 IPS 1, kelas visual katanya. Sebab memang anak2 most wanted berasal dari kelas itu.

Anggap saja Dasha beruntung bisa menjadi kekasih dari Devan. Walau bagi Dasha akhir2 ini Devan mulai sedikit jutek kepadanya. Berusaha pothink, mungkin kekasihnya itu sedang Badmood atau terlalu lelah mempersiapkan diri dan tim-nya untuk perlombaan antar sekolah minggu depan.

"Dev?" Dasha mencoba memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Kamu kenapa gini sih? Jutek banget..." Dasha mempoutkan bibirnya,namun Devan sama sekali tidak menoleh.

"Engga" balas Devan singkat, dan meninggalkan dasha begitu saja di kursi taman.

Sebal? Tentu saja. Pasti itu yang dirasakan Dasha sekarang. Dengan memasang wajah bete Dasha kembali ke kelas.

❌❌❌

Sementara itu, seorang gadis bertubuh mungil yang sedang bercanda dengan teman temannya menarik perhatian Devan. Tanpa sadar Devan  tengah tersenyum melihat orang yang membuatnya menjadi lebih jutek kepada Dasha.

Jeanne , cewe yang kerap dipanggil Jea ini sering membuat jantung Devan berdetak lebih cepat. Dulu memang dia sering menepis perasaannya kepada Jea, karena Devan sudah memiliki Dasha, namun Devan cukup pintar untuk tau, dia mencintai Jea,bukan Dasha.

❌❌❌

Keadaan 11 Ips 1 tidak pernah sepi, apalagi saat free class seperti hari ini. Pasar kalah rame. Beberapa sibuk konser di depan kelas dan ke kantin,sebagian memilih tidur atau bermain ponsel.sementara Devan,Raga,Bagas dkk tengah memutuskan pergi ke rooftop ,mendengarkan curhatan Devan.

"Stress gua anjing. Anggep ae gua labil. Gua sayang sama si Jea tapi disisi lain gua gamau kehilangan Dasha" ucap Devan sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Bro, jadi cowo yang gentle. Kalo sayang bilang. Kalo mau putus ya putusin. Cewe kg suka digantung. Dasha pasti bete sekarang. Ambil satu keputusan,jangan maruk mau lo ambil semua" Ragaㅡsahabat devanㅡ menepuk pundak devan.

"Bener noh. Lepasin satu,jangan kekang dua duanya" -Bagas.

"Au dah. Puyeng gua. Lo semua, jaga rahasia. Jangan nyebarin gosip" -Devan

Tak lama, bel untuk jam ketiga berbunyi. Dan mungkin jam ini tidak akan kosong, sebab guru killer untuk jam ini dikenal nyaris tidak pernah absen. Devan kembali ke kelas disusul teman temannya.

Tanpa Devan tau, salah satu sahabat Devan sudah terlebih dulu mencintai Jea, dan mencari cara agar Devano Mahendra tidak mengambilnya.

❌❌❌

Terik matahari membuat tubuh mungil Jea melemah, keringat mulai turun dari sekitar pelipisnya. Baru saja dihukum berlari mengelilingi lapangan sebanyak 7 kali karena tidak membawa baju olahraga tentu membuat kesadaran Jea perlahan menghilang.

Sepersekian detik kemudian. Semuanya gelap. Jea sempat merasakan seorang laki laki tengah menahan tubuhnya agar Jea tidak terjatuh. Teman teman Jea tidak membawanya ke UKS sebab mereka tengah ganti baju.

cowo itu menggendong Jea,mencari jalan paling sepi untuk ke UKS,dia takut seseorang mengetahuinya. Namun, sepasang mata menangkap momen ini dan mengabadikannya dengan kamera ponsel.

Devano Mahendra. See? Gua bakal bikin lo bayar rasa sakit gua. Jauh lebih parah dari yg gua rasain. Permainannya bakalan dimulai.

Jea terbangun dari pingsannya, masih sedikit pusing. Jea beranjak dari tempat tidur UKS,ingin ke kelas. Namun seseorang menahannya.

"Devan? Kok lo disini?" ucap Jea saat tau ada Devan bersama dengannya.

"Gua yang nolong lo" balas Devan sambil tersenyum... Umm... Aneh?

"Balik. Ntr ada yg liat dikira gua apain lo lagi" lanjut Devan sambil terkekeh.

"siapa juga yang mau lama lama sama lo" Jea menjulurkan lidahnya ke Devan, segera memakai sepatunya.

"Eh ini kan jam pelajaran bego" -Jea

"Gua tidur di kelas. Noh guru galak gua diusir" -Devan

"ooh gitu" -Jea

Setelah memakai sepatu, Jea segera kembali ke kelas,meninggalkan Devan di UKS yang tengah tersenyum sambil menatap punggung gadis mungil itu.

Manis,cerewet,imut lagi. Gua tambah suka -Devan

❌❌❌

"Permisi buk, boleh masuk?" tanya Jea begitu sampai di depan kelasnya. Tanpa banyak tanya, guru itu langsung menyuruh Jea masuk.

Salsa, teman sebangku Jea bingung. Kemana saja Jea pergi nyaris hingga bel istirahat?

"Je. Lo dari mana?" Tanya salsa ke Jea.

"UKS. Pingsan tadi"- Jea

"WHAT KOK BISA?!" teriak salsa yang membuat seisi kelas mengarahkan pandangan ke arah mereka,termasuk guru yang tadi tengah mengajar.

"SALSA! SEKALI LAGI TERIAK SAYA SURUH KAMU KELUAR" ucap Bu Nana,guru tadi dengan meninggikan nadanya.

"iya buk" -Salsa

"Ceritain ke gua nanti" bisik salsa kepada Jea, dan hanya mendapat anggukan dari si mungil ini.


To be continue!

❌❌❌

Halo readers!  Kalo misal gasuka castingnya kalian bebas berimajinasi maunya siapa. Aku pilih ini bcs keknya cocok gitu.

Fyi ini Cerita ke tiga yang aku publish. Yang dua kemana? Di unpub. Menurutku jelek kak:') semoga yang ini ga jelek jelek amat, maklumin amatiran. dan semoga ga aku unpub lagi.

Silakan komen. Menerima kritik dan saran.
Jangan lupa juga readersku yth. Mencet bintang di pojok kiri ga susah kan:)

Thx udah mampir
Salam hangat.

selaikacanggg

Friendshit✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora