≣ 0.5

15.6K 2.5K 227
                                    

Berkali-kali Haechan ngeliatin fotonya sama Jaemin di akun lambe turah itu, berkali-kali juga dia memaki dirinya sendiri.

Captionnya yang bertuliskan—

Waduhhhhhh ini pasangan baru ya? Atau malah skandal baru??
In frame: Na Jaemin (11 IPA 5), Lee Haechan (11 IPA 3)
Jasa free tag @marklee

—juga gak membantu meringankan keadaannya Haechan sama sekali.

Diliat dari manapun, keliatan banget kalau di foto itu, Haechan yang narik tangan Jaemin dan bukan sebaliknya. Jadinya Haechan juga gak bisa bener-bener menyalahkan Jaemin.

Kecuali kalau Jaemin yang punya akun lambe turah itu.

Tapi kan gak mungkin banget kalau Jaemin punya akun gak berfaedah gitu.

Makanya saat ini Haechan cuma bisa meratapi nasibnya. Juga meratapi kebodohannya sambil berbaring di kasur di kamarnya.

Tadinya Haechan pengen nyoba liat-liat kolom komentar yang hampir menyentuh angka seribu itu, tapi dia urungin setiap mengingat kalimat Renjun di sekolah tadi, 'Jangan diliat! Pokoknya jangan! Lo diamuk fansnya Jaemin bego! Private akun ig lo buruan!'

Haechan menghela napas. Lagi-lagi merutuki dirinya sendiri.

Harusnya dia tau kalau bad boy 'sok' keren kayak Jaemin itu pasti banyak fansnya.

Dan mungkin emang ini akibatnya kalau Haechan gak berhati-hati sama Jaemin.

Haechan baru aja mau nutup aplikasi instagram pas tiba-tiba di layar sentuh ponselnya terpampang nomor gak dikenal.

Awalnya Haechan gak berniat buat ngangkat telepon masuk itu, dia lagi males ngomong, apalagi kalau ngomong sama orang asing. Tapi gak tau kenapa jarinya malah menekan tombol hijau di layar. Emang suka gak sinkron gitu sih otak sama gerakan dia.

Mengumpat pelan, Haechan akhirnya ngedeketin ponselnya ke telinga.

"Ha—"

"Udah liat?"

Mata Haechan membulat saat menyadari suara menyebalkan yang dia kenal di seberang sana.

"Bangsat!" pekik Haechan, "Pasti lo yang punya akun lambe turah itu kan?! Ngaku gak lo?!"

Jaemin tertawa, "Bukan gue yang punya akun itu, Haechan," ujarnya, "Sesuai permintaan lo, gue udah tutup mulut." lanjutnya. "Lagian kan gosip yang nyebar bukan berasal dari ciuman itu, tapi berasal dari lo yang narik tangan gue tadi siang."

Haechan terdiam. Skakmat.

"Gue juga udah bilang kan gue gak tanggung jawab kalo ada gosip yang nyebar selain tentang ciuman kita?"

"Anying." lirih Haechan.

Lagi-lagi Jaemin tertawa, "Sampai ketemu besok, Haechan."

Setelah sambungan telepon itu terputus, Haechan memekik kesal. Gak menyadari kalau suara pekikannya itu sangat keras dan kedengeran hampir ke seluruh penjuru rumah, hingga Taeyong harus turun tangan dan dateng sendiri ke kamar Haechan buat ngomelin adiknya yang berisik itu.

▄▄▄▄▄

Hari ini, seperti biasa, Haechan dijemput di rumah dan pergi sekolah bareng sama Mark.

Pacarnya yang cuek itu emang sempet marah sama Haechan karena post-an si lambe turah, tapi untungnya marahnya Mark itu gak lama. Dan untungnya juga, Mark udah kayak lupa sama kejadian kemarin.

Haechan jadi bersyukur punya pacar kayak Mark yang gak suka dan gak terlalu peduli sama omongan dan gosip-gosip kayak gitu.

"Ke kantin bareng ya," ujar Haechan, "Nanti aku ke kelas kamu kok."

Mark cuma mengangguk mengiyakan omongan Haechan dan setelahnya mereka pun berpisah di tangga menuju lantai 3.

Kelas mereka emang berbeda lantai. Mark di lantai 2, sedangkan Haechan di lantai 3.

Sepanjang Haechan berjalan di koridor menuju ke kelasnya, sudut matanya bisa ngeliat gak sedikit orang yang berbisik-bisik sambil memperhatikan dia dengan tatapan sinis.

Tadinya dia pengen mengabaikan tatapan dari orang-orang yang kebanyakan para cewek fansnya Jaemin itu, tapi gak tau kenapa, dia gak bisa. Karena jujur aja, cewek-cewek itu keliatan nyeremin banget bagi Haechan.

Makanya Haechan cuma bisa mempercepat langkahnya ke arah kelas.

"Renjun!" panggil Haechan pas akhirnya kakinya sampai di dalam kelas. Buru-buru dia meletakkan tasnya di sebelah meja tempat Renjun duduk.

Renjun mengernyit melihat sahabatnya, "Kenapa lo?" tanyanya.

Haechan menduduki kursinya dan menghadap Renjun, "Gilaaaa.. gue berasa jalan lewat neraka tadi. Serem banget anjay."

"Lewat neraka gimana maksud lo?" tanya Renjun bingung.

Haechan mendengus, "Gue ngerasa mau diterkam singa pas jalan di koridor tadi!"

"Ya iyalah, Chan. Orang lo agresif banget ke Jaemin kemaren. Sampe jadi sasarannya lambe turah." Suara Jeno yang entah sejak kapan udah ada disamping meja mereka membuat Haechan dan Renjun menoleh bersamaan. "Udah tau Jaemin banyak fansnya."

Omongan Jeno itu segera aja membuat Haechan mencebik. "Ya gue kan gak ngira kalo gue bakal masuk lambe turah gitu!" balas Haechan, "Lagian gue sama Jaemin gak ada apa-apa kok! Gue juga gak mau berurusan sama dia!"

Jeno sama Renjun tertawa mendengar jawaban Haechan.

"Gara-gara lo sih, Njun! Pake ngehukum gue main seven minutes in heaven segala!" Haechan menunjuk Renjun. "Mana sama Jaemin lagi!"

"Dih? Ya bukan salah gue dong botolnya ngarah ke Jaemin."

"Tapi lo yang ngusulin!" ujar Haechan kesal.

Renjun tertawa, "Yaudah, Chan, gampang aja sih. Gak usah diambil pusing." katanya, "Tinggal lo biarin aja itu orang-orang yang suka ngegosip ga jelas. Ntar lama-lama juga ilang sendiri gosipnya."

Jeno ikut mengangguk-angguk, "Santai aja." timpalnya, "Jauhin aja si Jaemin, lo kan ada Mark juga." lanjutnya, "Ntar juga gosipnya jadi basi sendiri."

Haechan mengangguk-angguk mengerti. "Iya deh, mending gitu." ujarnya.

Sayangnya ucapan Renjun dan Jeno itu gak benar sama sekali. Karena kenyataannya, gosip itu gak pernah ilang, juga gak pernah basi.

Gosip itu tetap jadi berita terhangat di sekolah mereka karena setiap hari dan setiap ada kesempatan, Jaemin bakalan terus-terusan mendekati Haechan.

Gak memberikan Haechan ruang buat menjauhi cowok itu.















▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄

Devilish Joy┇jaemhyuck✔Where stories live. Discover now