Devilish Joy┇jaemhyuck✔

≣ 1.9

Haechan gak tau mendapat keberanian darimana. Dia juga gak tau kenapa dia menerima Jaemin. Padahal hatinya sendiri belum yakin seratus persen kalau dia suka sama Jaemin. Mungkin karena emang itu adalah perasaannya dari dalam hati, yang kayaknya gak terlalu dia sadari, makanya dia refleks menerima Jaemin.
 
Entahlah, Haechan gak ngerti.
 
Tapi nyatanya sekarang Haechan emang udah bener-bener pacaran sama Jaemin, hampir tiga minggu.
 
Beritanya udah menyebar ke satu sekolah.
 
Dan saat ini dia lagi duduk di kantin dengan Jaemin di sebelahnya, Jeno dan Renjun didepannya, juga Hyunjin dan Felix yang entah sejak kapan, tanpa Haechan ketahui, ternyata juga udah jadian.
 
“Nih, makan yang banyak.” ujar Jaemin sambil memberikan sebagian lauk di piringnya ke piring Haechan.
 
“Jaemin! Gak mau ah!” pekik Haechan, dia berusaha mengembalikan lauk itu kembali ke piring Jaemin, yang sayangnya langsung ditahan oleh tangan Jaemin sendiri.
 
Jaemin berdecak, “Jangan dibalikin,” ujarnya dengan kening berkerut, “Nyadar gak sih kamu makin kurus?”
 
“Emang iya?”
 
Jaemin mengangguk, “Masih suka digangguin juga di kelas?”
 
Haechan baru mau membuka mulut buat menjawab pertanyaan Jaemin ketika suara Felix menginterupsi, “Tenang aja, Jaem! Kalo ada yang gangguin Haechan, gue sama Renjun pasti langsung bertindak kok!”

Haechan mendengus, memukul pelan lengan Felix yang duduk di sisinya yang lain, “Jawaban lo gak nyambung, bego!” ucapnya yang membuat Felix langsung terkekeh.

Haechan kemudian mengalihkan kembali pandangannya pada Jaemin, “Udah ngga sih.” jawabnya, “Emang pada takut dilabrak Renjun kayaknya.”

Jeno yang terduduk dihadapan Haechan langsung tertawa saat nama pacarnya disebut, sementara Renjun cuma mendelik malas. "Abis itu orang-orang pada sirik banget sama lo, Chan." jelasnya, "Kan gue jadi kesel."

"Iya!" timpal Felix, "Pada minta disumpel semua itu orang mulutnya!" pekiknya, disusul suara tawa Hyunjin.

Emang Jeno dan Hyunjin itu tipe-tipe bucin, jadi ya gitu.

Haechan menyunggingkan senyum kepada dua teman dekatnya itu.

Waktu awal-awal berita pacarannya Haechan sama Jaemin menyebar, selama satu minggu penuh, loker Haechan selalu dipenuhin sampah kertas kusut dengan tulisan-tulisan yang gak pantas.

Haechan sih sebenernya biasa aja. Tapi Renjun sama Felix marah besar. Haechan sampai harus nahan amarah dua temennya itu biar gak ngamuk. Haechan juga gak pernah cerita tentang hal ini sama Jaemin. Renjun dan Felix juga dia ancam biar gak ada dari mereka yang mengadu sama Jaemin.

Minggu kedua pacaran, hal itu masih juga berlanjut. Bahkan lebih parah.

Renjun kayaknya kehabisan kesabaran, begitu juga Felix.

Dan tanpa Haechan tau, dua temannya itu ternyata melabrak salah satu cewek fansnya Jaemin yang mereka curigai sebagai dalang dibalik kertas-kertas dan tumpukan sampah di loker Haechan.

Tentu aja, kabar Renjun dan Felix yang melabrak cewek itu akhirnya sampai ke telinga Jaemin. Dan Jaemin gak tinggal diam.

Cowok itu ikut turun tangan. Menemui cewek itu dan menjelaskan sedetail-detailnya hubungan yang dimilikinya dengan Haechan. Juga memberitahunya agar gak mengganggu Haechan lagi.

Untungnya itu berhasil.

Haechan emang baru tau beberapa hari kemudian. Tapi dia bersyukur karena setelah itu dia bisa benar-benar tenang di sekolah tanpa ada yang ngomongin dia di belakang. Mungkin ada, tapi setidaknya gak kedengeran kayak waktu awal-awal.

Dan sampai saat ini semua udah kembali berjalan normal.

"Bagus deh kalo gitu." ujar Jaemin, "Makasih Renjun, Felix, udah jagain Haechan di kelas." lanjutnya sambil menoleh pada Renjun dan Felix bergantian.

"No problem!" jawab Felix sambil menyengir lucu.

"Yah.. gak lo suruh juga kita bakal jagain dia kok." timpal Renjun sambil senyum pada Jaemin.

Mendengar itu hati Haechan menghangat. Gak bisa dia pungkiri kalau dia bener-bener merasa beruntung punya teman kayak mereka.

▄▄▄▄▄

"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Haechan dengan bibir mencebik.

"Kamu mau aku nginep disini?" Jaemin balik bertanya, tangannya masih menggenggam tangan Haechan.

Saat ini keduanya masih berada di kamar dalam Haechan setelah Jaemin selesai belajar.

Iya. Jaemin yang dikenal bad boy dan sering bolos itu abis belajar sama pacarnya buat ujian tengah semester yang bentar lagi bakal mereka hadapi.

"Ya nginep aja sih, gapapa kali." ujar Haechan.

Jaemin tersenyum miring, tangannya yang tadi menggenggam tangan Haechan segera dia lepaskan. Perlahan tangannya mulai turun ke paha Haechan dan meremasnya pelan, membuat Haechan memekik kaget ketika kulit pahanya bersentuhan dengan telapak tangan Jaemin. "Yakin gapapa kalo aku nginep disini?" tanyanya.

Haechan meneguk ludahnya kasar sebelum kemudian berdiri dari duduknya. "Silakan," Haechan tersenyum manis, "Pintu keluarnya ada disebelah sana." lanjutnya. Tangannya menunjuk ke arah ke pintu dengan sopan.

Jaemin malah tertawa. Ikut berdiri dari duduknya dan mencubit pipi Haechan gemas. "Lucu banget sih pacar aku." ujarnya sambil terkekeh.

"Cepet pulang sana! Dasar mesum!" pekik Haechan.

Jaemin mengangguk-angguk. "Iya iyaa." ujarnya masih sambil terkekeh.

Haechan memperhatikan Jaemin yang berpamitan pada Mama, Papa dan kakaknya.

Meskipun tadi dia yang mengusir Jaemin dari kamarnya, tapi pada akhirnya pemuda Lee itu tetap menuruni tangga dan mengantar Jaemin ke depan rumah.

"Hati-hati." ujar Haechan, "Jangan ngebut, ntar kalo kamu mati di jalan, aku gak mau ngelayat."

Jaemin tersenyum gemas, "Aku juga sayang kamu, Chan." ujarnya.

Jaemin mendaratkan kecupan sekilas di bibir Haechan, membuat Haechan tersenyum senang.

Ini semua adalah yang pernah Haechan impikan.

Pacaran kayak gini yang selalu Haechan mau.

Dia gak pernah bisa melakukannya waktu pacaran sama Mark, tapi sama Jaemin, semuanya terasa pas dan sempurna.

Dan Haechan menyukai sensasi itu.

"Hati-hati!" pekik Haechan sekali lagi, "Love you, Jaemin!"

"Love you too." balas Jaemin sebelum kemudian mulai melajukan motornya.

▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄

Maaf kalo kebanyakan kejuuuuu, sumpah aku gak bisa kalo bikin ff gak kejuuu... kekejuan itu sudah mengalir di dalam darahku gaissss :""))) mohon dimaklumiiiii