Change^^ (part 1 )

Start from the beginning
                                        

Seingatku aku pingsan didepan kampus lalu kenapa aku bangun disini. Tapi Seperti yang irene katakan aku habis joging? Sejak kapan aku mulai joging...bangun pagi saja aku sangat sulit. Ada2 saja.

Ceklek..ceklek...

Aku coba membuka pintu rumahku tapi terkunci. Melihat kesamping kiri untuk memastikan Mobil ayah ada disini dan seulgi pun pasti sudah pulang tapi kenapa tak ada satupun yang menarik pintu ini terbuka.

Memencet bel berulang kali tapi belum ada tanggapan. Dimana mereka? Lalu Aku melihat ada anjing kesayanganku berlari kearahku..

"Ahh dalgomi...aku merindukanmu." Aku menggendong anjing kesayanganku dan aku tertawa saat ia menjilat2 wajahku.

"Lepaskan anjingku!!" Seru seseorang dari balik pintu yang sudah terbuka. Akhirnya seulgi membuka pintu untukku.

"Aku bilang lepaskan anjingku!!" Perintahnya lagi dengan kasar.

Aku mengerutkan kening bingung..ada apa dengan kakakku? Kenapa dia jadi galak seperti ini. Bahkan dia tidak pernah membentakku sebelumnya.

Mataku mulai memperhatikan penampilannya. Kacamata minusnya tidak ia kenakan,bahkan ada tindik dibibirnya. Ya Tuhan apa sekarang kakakku menjadi berandalan?

"Sejak kapan kau menjadi seperti ini?" Aku bertanya tak percaya seraya melepaskan dalgom dari pelukanku. "Bahkan tadi pagi pun penampilanmu tidak begini."

"Kau tidak berhak mengomentari penampilanku." Ia menyahutku sinis.

"Tentu saja aku berhak. Kau itu kakakku dan Karena aku perduli padamu."

"Aku hanya punya satu adik laki2." Bantahnya

"Terserahmmu saja." Aku membuat gelombang dengan tanganku,tanda jika aku tidak ingin memperpanjang argumen. Karena ucapannya semakin ngelantur saja.

"Siapa yang menyuruhmu masuk?" Tanyanya saat aku ingin melewatinya dipintu.

"Yang benar saja. Ini rumahku..tidak ada larangan kapanpun aku ingin masuk." Sahutku acuh dan tetap berusaha melewatinya namun ia menghalangi disetiap langkahku.

"Jika kau hilang ingatan maka aku perlu memberitahumu, jika rumahmu ada disebelah sana." Ia memberitahu seraya menunjuk rumah tetangga kaya raya kami. Aku menangggapinya dengan tertawa geli.

"Berhenti bercanda seulgi-ah. Tidak lucu kau tahu.." Aku masih terkikik geli. Bagaimana bisa ia mengusirku dan memintaku tinggal dirumah asing tersebut. "Kau ingat? Kau mengatakan bahkan menjadi tetangga mereka pun kita tidak pantas lalu kenapa kau memintaku tinggal disana. Bisa2 aku ditendang dan dipukuli."

"Aku tidak perduli-"

"Sudah...sudah..." tiba2 appa datang menyelaku dan seulgi..aku pun menghela napas lega karena ayah akan jadi penolongku dari tingkah aneh kakakku.

"Mian jisoo-ah. Maafkan atas sikap seulgi padamu." Appa meminta maaf mewakili seulgi padaku dan aku hanya mengangguk walau aku sangat merasa aneh karena hal itu sebenarnya tidak perlu. Jika aku berkelahi dengan saudaraku itu sesuatu yang wajar. Namun kata2nya selanjutnya semakin tidak wajar dipendengaranku.

"Dan sekali lagi maaf jika tidak sopan. Karena aku akan menutup pintunya...aku masih punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Wajahnya memelas dan sangat menyesal karena sudah bersikap seperti itu. Aku hanya mengangguk pelan tanpa ingin berkomentar.

Brak....

Pintu lantas ditutup didepanku. Pintu rumahku sendiri tampaknya sangat enggan menerimaku.

Aku menjambak rambut frustasi. Semakin heran dan sedih dengan sikap keluargaku. Kenapa mereka seperti tak menganggapku ada...apa kesalahanku sampai ayahku pun bersikap aneh seperti itu.

Sekarang bulan desember bukan? Bukan april? Dimana orang2 biasanya merayakan april moop...

Aku menendang dengan kasar apapun yang bisa ku jangkau dengan kakiku. Melampiaskan kekesalanku...Menyebalkan sekali.

Tapi tunggu,,

Jika mereka semua sedang aneh,lalu..

Kenapa aku tidak ikuti saja permainan ini,hmm sepertinya menyenangkan....

Tidak ada salahnya kan...

Lantas aku biarkan saja kaki membawaku menuju rumah mewah sebelah kediamanku. Karena seperti yang Irene katakan sebelumnya bahwa Ibunya mencariku. Baik disinilah aku sekarang,didepan pintu besar bercat putih dan bersiap mengetuknya. Namun niatku terhenti karena pintu tiba2 saja terbuka dan menungkapkan seorang wanita berambut pendek mengenakan kemeja warna pink tua.

Aku mengernyit,mengantisipasi akan apa yang terjadi. Ibu Irene cukup menakutkan dari raut wajahnya, sehingga aku waspada jika ia akan memarahiku. Tapi tindakannya sungguh mengagetkanku.

"Jisoo-ah. Darimana saja kau? Ibu sudah mencarimu kemana2 tapi tidak ketemu." Wanita tersebut kemudian memelukku,sudah seperti seorang ibu yang bertahun-tahun tak bertemu putri kesayangannya.

"Apakah aku pergi begitu lama?" Aku bertanya sekedar memastikan. Setidaknya agar aku lebih mudah menyesuaikan diri.

"Tidak juga." Sahutnya sambil tersenyum.

"Tapi ahjuma memelukku seolah aku sudah pergi bertahun-tahun." Aku bercanda lalu tertawa tapi aku terkejut karena tiba2 saja ia memukul lenganku dengan ekspresi kesal.

"Sejak kapan kau memanggil ibu dengan sebutan ahjumma hah? Kurang ajar sekali."

Kemudian ia beralih menjewer kupingku,membuatku tambah meringis dan meminta ampun...

Aish...kenapa bisa lupa jika sekarang aku adalah anaknya.

Yang entah sejak kapan..

Adakah yang bisa menjawab pertanyaan dari kebingunganku sekarang...















Bersambung...

Sekedar ff selingan, lagi males up 2 ff hahaha...
Ni ff terinsipirasi dr film,..hehe
Hope u enjoy...
Jika suka vote dan komen juga 😉

 OS/M JENSOO [JJ4Eva]Where stories live. Discover now