"Mimpi LO ." ketus Tya.

"gak masalah Gue mimpi, yang penting sama Lo." sahut Bintang enteng.

"Bintang lo gila ya? mending lo pulang deh." Usir Tya.

"Gue capek, pingin istirahat." Tya pun menarik Bintang dengan maksud mengusirnya.

"Tyana Marcellia kenapa Lo mutusin Gue?" tanya Bintang dengan mimik wajah serius. Tya pun langsung menghentikan aktivitasnya menarik Bintang. Ia terdiam dengan sebuah pertanyaan yang di lontarkan Bintang.

"kenapa diem?" Tanya Bintang lagi melihat Tya membeku.

"Gue nggak Cinta sama Lo." ucap Tya tegas, kemudian menarik lagi lengan Bintang untuk mengusirnya.

"tapi Gue nya Cinta sama Lo." ucap Bintang singkat mampu membuat Tya berubah menjadi beku.

Huftt... akhirnya Tya berhasil menarik Bintang keluar dari rumahnya.

" kalau Gitu Lo buang rasa Cinta lo sama gue, karena percuma Gue nggak cinta sama Lo." Ucap Tya yang terlihat tegas.

"emang Lo pikir cinta gue bangke apa? Di buang gitu langsung ilang." Sahut Bintang sakarstik.

"ya udah kalau gitu, lo cari cewek lain. Lo deketin dan lo belajar buat mencintai Dia. Pasti cinta Lo ke Gue bisa ilang." Tya pun dengan tegar nya memberikan sebuah saran.

"heh,.. " Bintang pun duduk di lantai teras rumah Tya. Dan entah sadar atau tidak Tya pun ikut duduk di sebelah Bintang.

"Gue pernah ngelakuin apa yang lo bilang. Dan Lo tau? Gue jatuh cinta banget sama cewek itu. Jatuuhhhh banget." Bintang pun memandang hampa. Dan Tya pun hanya setia menjadi pendengar.

"Dulu Gue pernah di tinggalin gitu aja. Gue sakit, tapi gue ketemu satu cewek yang menarik perhatian Gue. Dan yang seperti lo bilang, gue deketin dia dan akhirnya gue jatuh cinta." Bintang pun menceritakan kisah cintanya. Bintang menoleh ke Tya, dan tatapan mereka pun bertemu.

"Lo tau siapa cewek itu?" tanya Bintang. Tya pun hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Bintang tersenyum miring dan mengalihkan perhatiannya dari Tya.

"Cewek itu Lo."

Deghh.....Tya pun langsung menatap Bintang tak percaya. Sedangkan Bintang pandangannya entah kemana.

"Lo yang ngobatin rasa sakit Gue, lo yang ngisi hari-hari Gue. Lo yang bikin gue ketawa, sedih, galau, kesel, marah, dan Lo juga yang bikin hati gue hancur." Bintang pun menunduk mengeluarkan semua unek-uneknya.

Tya hanya mampu membisu. Sesungguhnya apa yang di ucapkan Bintang adalah hal yang paling membuatnya sakit. Tya sadar Bahwa bintang memang sangat mencintanya. Sangat.

"Gue sayang banget sama Lo, Gue Cinta sama Lo. Gue nggak tau kesalahan apa yang gue lakuin sampai lo mutusin gue. Apa karena tengil, berantakan? Tapi gue tau Lo orang yang tulus, gue yakin kalau Lo terima gue apa adanya. Gue bakal dapetin Lo lagi Yak."

"Bin Lo nggak Bis...

"Gue nggak peduli lo pacar Iqbaal atau bukan. Yang jelas Gue bakal perjuangin orang yang jadi obat Gue. Cukup sekali lo bikin hati gue hancur, saat Lo nerima Iqbaal di depan umum. Jangan ulangin lagi, dan tetep simpan nama Gue di hati Lo. Bye." Setelah mengacak-acak rambut Tya Bintang pun langsung pergi meninggalkan Tya tanpa memberikan kesempatan Tya untuk berbicara.

Tya pun masih membeku dengan semua ucapan Bintang. Tanpa sadar air matanya pun mengalir di pipi mulusnya. Ohh tuhan, apa yang harus Tya lakukan?

" lo nggak seharusnya berjuang Bin, karena Gue takut apa yang Lo perjuangin percuma."

"BINTAAAAAAAAAAAANG Tunggu." Teriakan dari belakang Tya pun berhasil membuat Tya dengan sigap menghapus air matanya.

LaraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora