Strange

463 42 2
                                    

Author POV

Suasana pagi di halaman belakang kampus cukup membuat suasana hati Zayn tenang. Selain udara yang bercampur dengan harumnya pepohonan suasana di belakang kampus juga termasuk sepi.

Zayn menyesapkan rokoknya dengan gontai. Zayn memang sudah menjadi perokok sejak ia lulus Senior High School dan itu karena kepergian Cecyl.

Sebenarnya Cecyl adalah sahabat Zayn sejak kecil, sahabat dan ia sudah menganggap Cecyl sebagai adiknya.

Perlu kalian ketahui perasaan yang Zayn miliki pada Cecyl sebenarnya bukanlah seperti perasaan kebanyakan yang sahabat berubah menjadi cinta.

Tapi perasaan yang di miliki Zayn adalah rasa yang ingin selalu melingdungi Cecyl dan tidak akan membiarkan melihat gadis itu menangis.

Zayn pun bingung akan perasaannya pada Cecyl. Di satu sisi Zayn selalu ingin melindungi gadis itu dan menyayanginya seperti dia menyayangi dirinya sendiri tapi untuk rasa ingin memiliki. Ia tak mempunyainya. Aneh memang tapi begitulah yang dibrasakan Zayn.

Setelah Zayn menyesap rokoknya yang kini hanya tersisa 5 cm ia membuang puntung rokok itu di dekatnya.

Tiba-tiba saja pikiran Zayn terfokus pada sesuatu hal yaitu gadis itu... Gadis yang sudah membuat hatinya bergetar dan selalu datang di mimpi indahnya. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Elra.

Senyuman Elra, mata Elra, tawa Elra dan suara Elra yang selalu membuatnya rindu. Tingkah Elra yang dapat membuat seulas senyuman di wajahnya.

Namun seketika senyuman itu memudar saat mengingat akan sahabatnya yang juga memiliki perasaan yang sama untuk Elra.

'Apa Elra akan lebih memilihku?'

'Apa aku terlalu egois untuk mencintai Elra juga?'

Kedua pertanyaan yang berputar di kepalanya sungguh sangat membuatnya pusing. Ia pun mangambil lagi satu puntung rokok yang masih terletak di dalam dusnya, tapi sesaat Zayn ingin menyalakan rokoknya tiba-tiba saja sebuah suara memberhentikan kegiatannya.

"Ekhem." Suara dehaman tersebut sukses membuat Zayn tergejolak kaget dan segera memalingkan wajahnya ke sumber suara.

Elra POV

Aku berjalan menyusuri koridor kampus berasama Niall. Ya hanya bersama Niall karena keempat temannya akan menunggu Niall di ruang seni.

Dengan santai aku berjalan sambil berbincang dengan Niall, tapi sepersekian detik juga mataku terpusat pada sosok yang aku kenal sedang duduk di atas rumput. Aku melihatnya dari kejauhan dengan samar-samar karena jarak dari koridor ke taman belakang memang lumayan jauh.

"Niall kau duluan saja, aku ingin ke sana sebentar." Aku menunjuk asal kemana jariku bergerak dan Niall pun tak banyak bertanya. Dia hanya menganggukan kepalanya.

Dengan hati-hati aku melangkahkan kakiku agar semakin dekat dengannya. Dari belakang aku dapat melihat rambutnya yang tertata rapih.

Saat tepat aku berada di belakangnya, aku pun hanya dapat berdiam diri. Aku bingung harus bagaimana dan aku tak tau apa yang harus aku lakukan.

Sampai saatnya aku melihat ia ingin mengeluarkan sebatang rokok yang ia letakan di sampingnya. Sungguh merokok adalah hal yang paling aku benci. Selain dari asapnya entah mengapa aku sangat tidak suka melihat pria merokok. Apalagi pria itu dia.

"Ekhem." Aku berdeham agar ia berhenti dari aktivitasnya dan benar saja ia tampak terkejut dengan suaraku.

Author POV

Zayn menatap wajah Elra yang melihatnya datar. Elra yang merasa di perhatikan oleh Zayn pun berjalan dan duduk tepat di sebelah Zayn.

"Kau merokok?" Elra bertanya tanpa mengalihkan pandanganya yang lurus ke depan.

This Must Be Love (Ziall Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang