PROLOG

11 1 0
                                    

Ini cerita, dimana seseorang terlalu mengekang perasaan yang membuat dirinya merasa bersalah atas kematian orang-orang yang dicintai oleh dirinya. Dan seharusnya, dia tidak pernah merasa bersalah.


''Teman-teman! Mari buat perjanjian."

Setelah mendengar kata-kata itu, kami berkumpul.

Kami penasaran dengan apa yang akan dikatakannya.

"Mari berjanji, kita akan terus bersama walau apa pun yang terjadi dapat membuat kita hancur di masa depan nanti."

"Juga... Walaupun aku sudah tiada, jangan lupakan aku dan persahabatan kita yang telah kita jalin ikatannya."

Sambil tersenyum, ia mengatakan itu seolah-olah ia akan pergi selamanya.

Kami terlalu polos saat itu, dan kami tidak akan menduga kalau itu hari terakhir kami bersamanya.

Semuanya terjadi begitu cepat, dan waktu telah berlalu terlalu lama sejak kepergiannya.

Kami semua masih terlalu kaget, kacau, dan hancur.

Kami tidak yakin.

Itu semua terjadi karena kami mengabaikannya.

Oh, maafkan kami.

Apakah kau ada atau sudah tidak ada?

Kami berharap demikian.

Agar kita dapat bersama-sama lagi?

Grow Under the GlowWhere stories live. Discover now