Bagian 8 : Ayo kita batalkan. . .

3.4K 202 3
                                    

Sudah seminggu sejak arkan berubah kembali jadi dingin dan tak menghiraukanku. Aku terluka, tapi aku pura2 tak terjadi apa2. Hari itu disaat yang sama sekali tidak terduga, aku masuk ke ruangan arkan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Siapa sangka pemandangan yang ku lihat didalam ruangan itu mampu membuatku terdiam sekaligus merasa bersalah. Terdiam karna arkan orang yang telah mengisi hatiku beberapa bulan ini memeluk elea dengan erat, dan merasa bersalah karna telah mengganggu waktu mereka. Arkan yang kebetulan menghadap ke arahku tampak terkejut meskipun sama sekali tidak melepaskan dekapanya. Aku langsung berbalik keluar sambil menundukan kepalaku pertanda aku meminta maaf telah mengganggu waktu pribadinya.

"kenapa sesak sekali sih?" aku mencoba menahan tangisku dengan menepuk-nepuk dadaku lagi. Tapi kali ini tangisku sulit ditahan, jadi kuputuskan untuk segera keluar dan mencari angin segar, dengan begitu aku bisa sedikit melupakan kegelisahan di hatiku.

Setelah membeli minuman dingin, kuhabiskan waktuku duduk di halaman belakang kantor yang memang didesain menjadi tempat menghilangkan stres bagi pegawai yang sedang ada permasalahan. Sedikit lega setelah cukup lama merenungi apa yang sebaiknya kulakukan, akhirnya aku sampai pada sebuah keputusan. Sebaiknya aku segera menemui arkan, jika kutunda lagi maka aku yakin aku tak kan punya keberanian lagi.

Setelah memastikan elea sudah tidak lagi berada di ruangan arkan, aku mengetuk pintu dan menemuinya.
"ada yang harus kusampaikan padamu" kucoba membaca raut wajah arkan yang terus memperhatikanku dengan seksama
"Tadi elea memintaku kembali padanya" tiba2 arkan berkata padaku tanpa melepaskan sedikitpun pandanganya dariku. Tentu saja aku tidak terkejut, karna jujur aku sudah menduganya, cepat atau lambat mereka pasti akan bersama. Tapi kenapa begitu menyakitkan bagiku?

"oh. Selamat, setidaknya kita punya alasan yang masuk akal untuk membatalkan rencana pernikahan kita" aku tersenyum sambil mengatakan kata selamat pada arkan, tapi mungkin dia juga menyadari kalau senyumku tak benar2 bisa menyembunyikan kesedihanku. Kupikir tak ada alasan yang tepat untuk menjadi penghalang antara arkan dan elea.

"ayo kita batalkan rencana pernikahanya. Ah maaf, kau memang tidak menyetujuinya hanya aku yang menginginkan pernikahan itu, jadi ku rasa kata2 yang tepat seharusnya adalah Aku akan membatalkan rencana pernikahan kita, dan sesuai kesepakatan aku juga yang akan menjelaskan semuanya kepada keluarga kita" Arkan menatapku lama, mencoba menafsirkan ketegangan yang terjadi sejak tadi diantara kami berdua.

"tenang saja, seperti katamu aku tak akan menyesali diriku sendiri, dan aku juga sudah mengatakan pada bunda kalau aku tak bisa memenangkan hatimu. Bunda juga sudah mengerti dan memintaku untuk melakukan apa yang menurutku terbaik, jadi kau juga tidak usah merasa bersalah dan tak enak padaku"
Arkan terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengatakan sesuatu

"wah kupikir beberapa bulan yang lalu kau begitu percaya diri dan meminta waktu 6 bulan padaku, lalu mengapa baru setengah jalan kau jadi mundur dan menyerah?" arkan tersenyum sinis dan berdiri tepat didepanku
"maafkan aku, waktu itu aku terlalu percaya diri. Karna sekarang aku tak memiliki kepercayaan diri lagi seperti dulu, aku memilih menyerah. Benar katamu mengubah arah hati seseorang itu bukanlah hal yang mudah dan kau telah membuktikan ucapanmu" aku mencoba sedikit tersenyum agar arkan tak mengetahui betapa hancurnya hatiku.

"apa karna adanya Elea?" arkan menatapku lekat dan berdiri semakin dekat denganku. Tanpa sadar aku mundur beberapa langkah karna tak ingin terlalu dekat denganya, jika aku tidak menghindarinya sekarang, mungkin selamanya aku akan terjebak dan tak mampu jauh darinya.
"tidak. Elea hanyalah bukti nyata kalau hatimu hanya untuknya, sepenuhnya keinginanku ini tak ada hubunganya dengan elea." aku menarik nafas dalam sebelum akhirnya melanjutkan perkataanku

"Aku sudah selesai dengan apa yang ingin kukatakan. Dan juga, besok aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku" arkan sangat terkejut mendengar aku akan mengundurkan diri. Tapi Sebelum dia bertanya lebih jauh aku sudah lebih dulu keluar dan meninggalkan ruanganya.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang